Setiap orang
mempunyai cara tersendiri untuk melakukan aktivitas seksual. Lumrahnya,
seseorang akan terangsang apabila melihat bagian yang genital untuk merasakan
rangsangan seksual atau bersentuhan fisik dengan lawan jenisnya. Biasanya,
lelaki dapat terangsang apabila dia melihat bagian genital wanita sedangkan
wanita dapat terangsang apabila bagian G-spotnya disentuh.
Definisi mengenai
apa yang normal dan pantas dalam perilaku seksual bervariasi sesuai dengan
waktu dan tempat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat mempengaruhi sikap
dan pengalaman seseorang dalam seksualitas.
Saat ini, tidak
jarang seseorang melakukan atraksi seksual berulang pada obyek yang tidak biasa
atau tidak wajar, yang disebut dengan paraphilias. Ada yang dapat merasakan
rangsangan seksual apabila melihat benda mati atau bukan bagian genital (kaki,
siku, jari), gangguan ini bernama Fetishistic
disorder. Selain Fetishistic,
gangguan seksual yang biasanya terjadi tanpa melakukan kontak fisik dengan
lawan jenisnya adalah voyeuristic
disorder (keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan
menonton orang lain tanpa diketahui dalam keadaan tidak berpakaian) dan exhibitionistic disorder (keinginan
untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat kelaminnya ke
orang asing yang tidak ingin melihat).
Terdapat juga
gangguan seksual dengan melakukan kontak fisik dengan lawan jenisnya, seperti pedohebephilic disorder. pedohebephilic disorder ini didiagnosis
saat orang dewasa merasakan kepuasan seksual lewat kontak seksual dengan anak
prepubertal, usianya setidaknya 18 tahun dan setidaknya 5 tahun lebih tua.
Selain pedohebephilic disorder,
terdapat frotteuristic disorder yaitu
menggosok penisnya terhadap paha wanita atau bokong serta membelai payudara
atau ala kelamin. Biasanya frotteuristic
disorder terjadi di tempat yang ramai seperti bus.
Terdapat gangguan
lainnya seperti sexual sadism disorder
dan masochism disorder. sexual sadism
disorder adalah keinginan yang kuat dan berukang untuk mendapatkan kepuasan
seksual dengan menimbulkan rasa sakit pada orang lain. Sedangkan masochism disorder, keinginan yang kuat
dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan menjadi sasaran rasa
sakit.
Sexual sadism disorder dan
masochism disorder tidak akan
merugikan orang lain apabila orang dengan kedua gangguan ini saling melengkapi
dengan yang satu suka menyakiti dan yang satu suka disakiti. Hal tersebut
dinamakan perilaku sadomasochistic.
So, which one did you? Let’s see!
5 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar