Rabu, 27 November 2013

It shouldn't HURT to be child (Kartika Ekananda)





    Di atas adalah contoh bermacam-macam kekerasan terhadap anak atau child abuse....kekerasan pada anak bukanlah hal yang tabu dan sering ditemukan di Indonesia maupun di negara lain. Kekerasan pada anak ini sudah sangat sering terjadi di Indonesia, seringkali kita mendengar beberapa berita tentang kekerasan terhadap anak ini di televisi. Begitu jahatnya seorang orang tua yang rela menyakiti anaknya sendiri maupun menyakiti secara fisik, seksual dan lainnya...
    Menurut Komisi Nasional Perlindungan anak atau Komnas PA, dalam kurun waktu setengah tahun pada 2013 ini sudah terdapat 1.032 kasus kekerasan pada anak dan 54% nya tersebut adalah kekerasan secara seksual. Kekerasan ini sesuai dengan pengaturan Pasal 13 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (“UU Perlindungan Anak”) yang menyatakan bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
    Selain itu, ketentuan Pasal 80 ayat (1) UU Perlindungan Anak juga sudah secara khusus mengatur tentang penganiayaan terhadap anak, dengan menyatakan:

Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).”
 Ini adalah berbagai ragam kekerasan terhadap anak:
---Kebiasaan orangtua yang suka mempermalukan anak di depan orang lain, seperti membanding-bandingkan kemampuan dengan anak orang lain atau mengejek anak serta melampiaskan kemarahan kepada anak adalah merupakan kekerasan psikis. Hal ini harus benar-benar dihindari dan diantisipasi. Karena anak-akan menjadi tidak percaya diri dan luka batinnya akan semakin menganga dan memengaruhi perkembangan jiwanya sampai dewasa. 

---Kekerasan ekonomi pada anak biasanya terdapat pada keluarga yang tak memenuhi kebutuhan dasar anak, baik sandang, pangan maupun pendidikan serta spiritualnya. Atau sang ayah yang tak mendukung ibu untuk mencari nafkah padahal sangat dibutuhkan untuk membantu ekonomi keluarga. Sikap menghalangi seperti ini juga termasuk kekerasan secara ekonomi pada anak. 
---Yang terakhir adalah kekerasan seksual. Kasus kekerasan seksual pada anak yang pelakunya adalah orang terdekat, bisa ayah kandung, saudara, tetangga bahkan gurunya. Berita terakhir, seorang bapak di Ambon memerkosa anak kandungnya sendiri sejak si anak berusia 6 tahun sampai usia 15 tahun. Ini merupakan tindakan sangat tak manusiawi. Anak akan mengalami traumatis yang lama serta masa depannya hancur. Rumah yang seharusnya menjadi tempatnya berlindung malah menjadi musibah bagi dirinya. 
  • Agresif. Sikap ini biasanya ditujukan anak kepada pelaku tindak kekerasan. Umumnya ditunjukkan saat anak merasa ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang dianggap bisa melindunginya itu ada di rumah, anak langsung memukul atau melakukan tindakan agresif terhadap si pengasuh.
  • Peringatan : Tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan.
  • Murung atau depresi. Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis, seperti menjadi anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai dengan penurunan berat badan. Anak juga bisa  menarik diri dari lingkungan yang menjadi sumber trauma. Ia menjadi anak pemurung, pendiam dan terlihat kurang ekspresif.
  • Mudah menangis. Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak aman dengan lingkungannya. Karena ia kehilangan figur yang bisa melindunginya. Kemungkinan besar, anak menjadi sulit percaya dengan orang lain.
  • Melakukan tindak kekerasan pada orang lain. Semua ini anak dapat karena ia melihat bagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamnnya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari.
  • Secara kognitif anak bisa mengalami penurunan.  Akibat dari penekanan kekerasan psikologisnya atau bila anak mengalami kekerasan fisik yang mengenai bagian kepala, hal ini malah bisa mengganggu fungsi otaknya.
  • Kekerasan dalam rumah tangga. Ini kaitan sangat erat, sebab dalam keluarga yang mengalami kekerasan akan melibatkan ayah, ibu, atau saudara lainnya. Kemudian anak seringkali menjadi sasaran kemarahan dari orangtua.
  • Pengalaman masa lalu orangtua atau pengasuh yang buruk. Bila ia dulu pernah menjadi korban penganiayaan anak dan terpapar oleh kekerasan dalam rumah, tak menampik kemungkinan, ia melakukan hal yang sama pada anak sendiri atau anak yang diasuhnya. Bisa jadi ini merupakan salah satu bentuk balas dendamnya atau proses imitasinya.
  • Kondisi anak. Untuk anak yang kekurangan atau tidak normal secara fisik atau psikis, kemungkinan besar mampu memicu stres orangtua atau orang dewasa lain yang mengasuhnya. Pengasuh merasa tidak sabar menghadapi si anak, kemudian ia melakukan cara kekerasan agar anak mau menurut padanya.
  • Lingkungan. Imitasi sangat lekat dengan kehidupan manusia. Saat orangtua atau pengasuh belajar cara mengasuh anak dari lingkungan yang kasar atau dari acara televisi yang menampilkan kekerasan, ia dapat menirunya.
  • Faktor ekonomi. Kekerasan dapat timbul karena tekanan ekonomi. Amarah karena belum menemukan jalan keluar dari masalah ekonomi ditumpahkan pada anak. Tertekannya kondisi keluarga yang disebabkan himpitan ekonomi adalah faktor yang banyak terjadi untuk kasus kekerasan pada anak.

Dampak dampak yang mungkin terjadi karena adanya kekerasan terhadap anak adalah sebagai berikut..:

Untuk menghindari adanya kekerasan terhadap ini harus diperhatikan hal berikut.....:
Hindari hal hal diatas untuk menghindari adanya kekerasan terhadap anak atau Child Abuse!
Anak adalah sesuatu yang paling berharga dari apapun, maka jangan sampai kita tak menyadari telah melakukan tindakan yang sebenarnya adalah perlakuan kekerasan pada anak. Oleh karena itu kita sebagai orangtua harus bisa memahami karakter dan jiwa anak lebih dekat lagi.

It's time we stoped hiding CHILD ABUSE!


27 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar