Perilaku
Merokok
Hasbi
(2011, para.1) menjelaskan bahwa kalangan orang yang merokok semakin meluas.
Mulai dari kalangan anak-anak sampai kalangan orangtua. Mereka tidak memikirkan
bahaya rokok tesebut, yang mereka tahu hanyalah rasa kepuasan yang terpenuhi
dan rasa ingin tahu mereka akan rokok sudah lewat. Bahkan mereka tidak
memikirkan perbuatan yang mereka lakukan tersebut membawa penyakit juga bagi
orang lain yang menghirup asap rokoknya. Secara tidak langsung orang yang
menjadi korban tersebut juga disebut sebagai perokok pasif.
Faktor-faktor
Penyebab Perilaku Merokok
Faktor keluarga. Perilaku yang diciptakan anak biasanya ia dapat dari ajaran moral yang
ia tiru dari kedua orangtuanya. Yang menjadi masalah kalau orangtuanya gagal
memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Kalau misalnya seorang ayah
melarang anaknya merokok, tapi ia sendiri merokok, itu sama sekali tidak
memberikan contoh yang benar kepada anak, anak akan memandang rendah
orangtuanya yang memberi larangan tersebut.
Menurut Bransford (2003):
Seorang ayah yang baik
mungkin menjadi teman bagi anak laki-lakinya bila ia juga bisa menjadi ayah
yang memiliki sifat kepemimpinan, yang tidak enggan memberikan petunjuk dalam
pengasuhan anak kerika dibutuhkan.(h. 168)
“Orangtua harus menjelaskan dengan sangat jelas pada anak-anaknya
tentang apa yang merek inginkan dan mereka harapkan dalam cara berperilaku”
(Bransford, 2003, h. 164). Itu berarti bahwa tanpa kejelasan dan sifat yang
tidak pasti, anak-anak akan mendapat ketidakpastian dan mereka terus-terusan
mecoba batas-batasan untuk melihat sampai dimana batasan-batasan tersebut
menurut pikiran mereka sendiri.
Seorang anak laki-laki tumbuh secara spiritual menjadi seorang laki-laki
dengan meniru ayahnya, meminjam kekuatan dan inspirasi darinya. Bila si anak
merasa bahwa ayahnya enggan atau takut memainkan peran penuh sebagai ayah, si
anak merasa dikecewakan, kehilangan teladan yang normal. Hal ini tidak berarti
bahwa si ayah harus mendorong dirinya untuk marah-marah, menakut-nakuti, dan
menghukum. Pengelolaan yang terbaik adalah melalui pendekatan, yaitu membiarkan
anak mengetahui sendiri dimana letak kesalahan atau kesalahpahaman tanpa
menyatakan secara tidak langsung ketidak mampuan atau maksud jelek (Bransford,
2003, h. 164).
Hal yang hampir sama berlaku pada untuk para ibu. Anak-anak merasa bahwa
mereka mendapatkan kekuatan dan kebijaksanaan dengan cara meniru ayah atau
ibunya, khususnya ketika orangtuanya bersikap ramah dan menghindari permusuhan.
Oleh karena itu, orangtua sangat berperan dalam mendisiplinkan anaknya, dalam
arti pengelolaan dan kendali, yang seharusnya dianggap bukan sebaai kemarahan,
tetapi sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepimimpinan dan inspirasi yang
positif bagi anak (Bransford, 2003, h. 164).
Faktor lingkungan. Tekanan dari teman-teman sebaya di masa remaja merupakan hal yang
mempengaruhi seseorang menjadi ikut-ikutan merokok. Pada periode ini ada dua
aspek dalam tekanan dari teman sebaya, yaitu: (a) sisi aktif, anak-anak yang melakukan
hal ini pada anak lainnya karena mereka akan merasa lebih benar dalam perilaku
mereka bila mereka dapat mengajak anak-anak lainnya, khususnya yang dididik
dengan keras oleh orangtuanya, untuk
ikut melakukan perbuatan merokok; (b) sisi pasif, adalah kebutuhan anak untuk
menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan anak lainnya (Bransford, 2003, h.
194).
Dampak
Merokok
Beberapa penyakit dan dampak negatif yang
disebabkan merokok, yaitu: (a) penyakit jantung,
merupakan penyakit yang utama diserang. Kematian seorang perokok akibat
penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru.
Bahkan rokok rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung.
Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah
karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk
untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter; (b) kanker
paru-paru, merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh
merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga
menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru
membunuh dengan cepat; (c) emfisema; merupakan penyakit yang secara bertahap
akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan
keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya
adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah
terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai
dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering
kali tidak berhenti dan menjadi kronis; (d) lebih cepat tua, hasil
penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak
merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan
jumlah batang rokok yang dihisap (Hasbi, 2011,para. 3).
Cara
Menentang Perokok
Keluarga.
Metode yang paling efektif untuk menjangkau anka remaja adalah melalui
sikap orangtua dan cara bicara. Bagi orangtua hal yang paling mudah adalah
bersikap seperti siap berperang dan antagonis dalam berbicara kepada anaknya.
Tetapi cara itu tidak akan menyelesaikan permasalahan anak. Akan berharga bila
orangtua mencoba menjaga level antara sesama orang dewasa sebisa mungkin
(Bransford, 2003, h. 198).
Ini berarti orangtua harus menyediakan diri ketika ingin berbicara
dengan anak menunjukkan sikap terbuka, berusaha untuk santai, dan menumbuhkan rasa
humor kalau perlu. Tujuannya untuk memperkecil masalah bukan membesar-besarkan
masalah. Dengan begitu anak akan membuka hati untuk mendengarkan perkataan
orangtuanya dan akan merubah perilaku merokoknya tersebut.
Lingkungan. Menurut Mappiare (1982) :
Manfaat penting dari
adanya persahabatan dalam masa remaja ini adalah mereka dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama dan mengisi waktu luang. Lebih penting lagi,
bahwa dalam persahabatan itu remaja dapat merasa dibutuhkan, dihargai, dan dengan
demikian mereka dapat merasa adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya. (h.
163)
Lingkungan
sangat berpengaruh dalam menentang perokok. Terutama dalam lingkungan anak remaja.
Seorang anak harus pandai-pandai mencari teman yang benar dan tidak membawa
pengaruh buruk bagi dirinya. Menempatkan
diri dipergaulan yang benar dan menjalin persahabatan dengan teman yang benar
membuat anak-anak terhindar dari rokok. Dengan begitu, orangtua akan merasa tenang
kalau anaknya sedang berada di luar rumah karena anaknya memiliki lingkungan
yang benar juga.
DAFTAR
PUSTAKA
Bransford, J. D. (2003). The best year: Emosional anak di masa remaja
(R. Hapsari, Penerj.). Jakarta: Prestasi Pustakaraya. (Karya asli diterbitkan
tahun 2003).
Hasbi. (2011). Inilah bahaya merokok. Diambil dari http://www.hasbihtc.com/inilah-bahaya-merokok-wajib-dibaca.html.
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar