Senin, 04 November 2013

Sikap Terhadap Merokok (Kezia Irene Ginting - 705130142)

Perilaku Merokok
     Hasbi (2011, para.1) menjelaskan bahwa kalangan orang yang merokok semakin meluas. Mulai dari kalangan anak-anak sampai kalangan orangtua. Mereka tidak memikirkan bahaya rokok tesebut, yang mereka tahu hanyalah rasa kepuasan yang terpenuhi dan rasa ingin tahu mereka akan rokok sudah lewat. Bahkan mereka tidak memikirkan perbuatan yang mereka lakukan tersebut membawa penyakit juga bagi orang lain yang menghirup asap rokoknya. Secara tidak langsung orang yang menjadi korban tersebut juga disebut sebagai perokok pasif.
Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok
     Faktor keluarga.  Perilaku yang diciptakan anak biasanya ia dapat dari ajaran moral yang ia tiru dari kedua orangtuanya. Yang menjadi masalah kalau orangtuanya gagal memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Kalau misalnya seorang ayah melarang anaknya merokok, tapi ia sendiri merokok, itu sama sekali tidak memberikan contoh yang benar kepada anak, anak akan memandang rendah orangtuanya yang memberi larangan tersebut.
Menurut Bransford (2003):
Seorang ayah yang baik mungkin menjadi teman bagi anak laki-lakinya bila ia juga bisa menjadi ayah yang memiliki sifat kepemimpinan, yang tidak enggan memberikan petunjuk dalam pengasuhan anak kerika dibutuhkan.(h. 168)
     “Orangtua harus menjelaskan dengan sangat jelas pada anak-anaknya tentang apa yang merek inginkan dan mereka harapkan dalam cara berperilaku” (Bransford, 2003, h. 164). Itu berarti bahwa tanpa kejelasan dan sifat yang tidak pasti, anak-anak akan mendapat ketidakpastian dan mereka terus-terusan mecoba batas-batasan untuk melihat sampai dimana batasan-batasan tersebut menurut pikiran mereka sendiri.
     Seorang anak laki-laki tumbuh secara spiritual menjadi seorang laki-laki dengan meniru ayahnya, meminjam kekuatan dan inspirasi darinya. Bila si anak merasa bahwa ayahnya enggan atau takut memainkan peran penuh sebagai ayah, si anak merasa dikecewakan, kehilangan teladan yang normal. Hal ini tidak berarti bahwa si ayah harus mendorong dirinya untuk marah-marah, menakut-nakuti, dan menghukum. Pengelolaan yang terbaik adalah melalui pendekatan, yaitu membiarkan anak mengetahui sendiri dimana letak kesalahan atau kesalahpahaman tanpa menyatakan secara tidak langsung ketidak mampuan atau maksud jelek (Bransford, 2003, h. 164).
     Hal yang hampir sama berlaku pada untuk para ibu. Anak-anak merasa bahwa mereka mendapatkan kekuatan dan kebijaksanaan dengan cara meniru ayah atau ibunya, khususnya ketika orangtuanya bersikap ramah dan menghindari permusuhan. Oleh karena itu, orangtua sangat berperan dalam mendisiplinkan anaknya, dalam arti pengelolaan dan kendali, yang seharusnya dianggap bukan sebaai kemarahan, tetapi sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepimimpinan dan inspirasi yang positif bagi anak (Bransford, 2003, h. 164).
     Faktor lingkungan.  Tekanan dari teman-teman sebaya di masa remaja merupakan hal yang mempengaruhi seseorang menjadi ikut-ikutan merokok. Pada periode ini ada dua aspek dalam tekanan dari teman sebaya, yaitu: (a) sisi aktif, anak-anak yang melakukan hal ini pada anak lainnya karena mereka akan merasa lebih benar dalam perilaku mereka bila mereka dapat mengajak anak-anak lainnya, khususnya yang dididik dengan  keras oleh orangtuanya, untuk ikut melakukan perbuatan merokok; (b) sisi pasif, adalah kebutuhan anak untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan anak lainnya (Bransford, 2003, h. 194).
Dampak Merokok
     Beberapa penyakit dan dampak negatif yang disebabkan merokok, yaitu: (a) penyakit jantung, merupakan penyakit yang utama diserang. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter; (b) kanker paru-paru, merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan cepat; (c) emfisema; merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis; (d) lebih cepat tua, hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang dihisap (Hasbi, 2011,para. 3).
Cara Menentang Perokok
     Keluarga.  Metode yang paling efektif untuk menjangkau anka remaja adalah melalui sikap orangtua dan cara bicara. Bagi orangtua hal yang paling mudah adalah bersikap seperti siap berperang dan antagonis dalam berbicara kepada anaknya. Tetapi cara itu tidak akan menyelesaikan permasalahan anak. Akan berharga bila orangtua mencoba menjaga level antara sesama orang dewasa sebisa mungkin (Bransford, 2003, h. 198).
     Ini berarti orangtua harus menyediakan diri ketika ingin berbicara dengan anak menunjukkan sikap terbuka, berusaha untuk santai, dan menumbuhkan rasa humor kalau perlu. Tujuannya untuk memperkecil masalah bukan membesar-besarkan masalah. Dengan begitu anak akan membuka hati untuk mendengarkan perkataan orangtuanya dan akan merubah perilaku merokoknya tersebut.
     Lingkungan. Menurut Mappiare (1982) :
Manfaat penting dari adanya persahabatan dalam masa remaja ini adalah mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan mengisi waktu luang. Lebih penting lagi, bahwa dalam persahabatan itu remaja dapat merasa dibutuhkan, dihargai, dan dengan demikian mereka dapat merasa adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya. (h. 163)
     Lingkungan sangat berpengaruh dalam menentang perokok. Terutama dalam lingkungan anak remaja. Seorang anak harus pandai-pandai mencari teman yang benar dan tidak membawa pengaruh  buruk bagi dirinya. Menempatkan diri dipergaulan yang benar dan menjalin persahabatan dengan teman yang benar membuat anak-anak terhindar dari rokok. Dengan begitu, orangtua akan merasa tenang kalau anaknya sedang berada di luar rumah karena anaknya memiliki lingkungan yang benar juga.
      
    DAFTAR PUSTAKA
Bransford, J. D. (2003). The best year: Emosional anak di masa remaja (R. Hapsari, Penerj.). Jakarta: Prestasi Pustakaraya. (Karya asli diterbitkan tahun 2003).
Hasbi. (2011). Inilah bahaya merokok. Diambil dari http://www.hasbihtc.com/inilah-bahaya-merokok-wajib-dibaca.html.

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar