Jumat, 01 November 2013

Sikap terhadap Mencontek (Naomei Dewi Siregar)

Definisi Mencontek
     Kata mencontek sudah sering didengar dikalangan pelajar dan pengajar. Warsiyah (2013) “menyontek merupakan bentuk kecurangan akademik” (para. 3). Mencontek dapat didefinisikan juga dengan mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak jujur. Bower (dikutip dalam Kushartanti, 2009) mengatakan “cheating (mencontek) adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan sah atau terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis” (h. 40).
     Dapat disimpulkan mencontek merupakan perbuatan yang tidak jujur untuk mendapatkan suatu keberhasilan. Berikut faktor-faktor yang membuat seseorang melakukan perbuatan mencontek.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mencontek
     Faktor kebiasaaan. Manusia jika sudah memiliki kebiasaan yang buruk, akan sulit mengubahnya. Jika seseorang sudah sering mencontek sejak usia muda, sampai tua nanti hal ini akan tetap dilakukan. Terutama jika individu merasa bahwa mencontek merupakan hal yang menguntungkan dan mudah dilakukan, maka hal ini akan terus tertanam di dalam dirinya.
     Faktor lingkungan. Manusia sebagai makhluk sosial akan melakukan interaksi dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain seperti berteman dan hidup berkeluarga akan mempengaruhi perilaku individu. Beberapa orangtua menganggap bahwa mencontek merupakan hal yang wajar sehingga anak akan merasa mencontek merupakan hal yang wajar juga.
     Faktor kecerdasasn. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, akan terhindar dari perilaku mencontek. Tingkat kecerdasan yang dimaksud yaitu (a) intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ), dan spiritual quotient (SQ). Dengan tingkat kecerdasan rasional (IQ) yang tinggi individu akan menyelesaikan kemampuan akademiknya dengan baik, namun jika IQ tidak didampingi dengan rasa tanggung jawab dan perilaku yang baik (EQ) semuanya akan sia-sia. Sikap bersyukur dan jujur (SQ) juga penting dalam kehidpan individu.
     Faktor usia. Faktor usia dapat mempengaruhi perilaku mencontek, namun terdapat sedikit perbedaan dalam cara melakukannya.
     Usia remaja. Pada usia remaja, seperti pelajar sangat imgin menyelesaikan akademik dengan nilai yang bagus. Orientasi pelajar yang hanya ingin mendapat nilai yang baik akan menimbulkan rasa takut akan kegagalan. Rasa takut akan terus menghantui sehingga membuat individu melakukan perbuatan curang.
     Usia dewasa. Pada usia dewasa, seperti mahasiswa dan dosen meskipun peluang untuk mencontek kecil, namun masih ada beberapa yang melakukannya. Pembuatan skripsi, tesis, dan disertasi merupakan hal sulit, sehingga terjadinya plagiat karena ketidaksanggupan untuk menyelesaikannya.
Dampak Mencontek
     Dampak yang dapat terjadi jika seseorang mencontek sering mencontek, beberapa di antaranya yaitu (a) tidak bisa mandiri, (b) mudah putus asa, (c) tidak dihargai oleh orang lain, (d) tidak bisa menghargai diri sendiri, dan (e) tidak ada rasa percaya diri lagi.
     Dampak yang terjadi dalam jangka panjang yaitu pada saat bekerja, karena sering mencontek, materi pada saat individu sekolah tidak kuasai. Orang-orang di sekitarnya akan merasa tidak mendapatkan manfaat dari individu.
Solusi
     Solusi yang paling utama adalah rasa percaya diri. Santrock (dikutip dalam Kushartanti, 2009) menjelaskan bahwa “rasa percaya diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri sendiri” (h. 41). Kepercayaan diri ini terdiri dari keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, dan rasional serta realistis (Lauster, dikutip dalam Kushartanti, 2009).
     Kepercayaan diri yang dimiliki individu akan membawa sikap jujur ketika melakukan sesuatu. Pada saat orang lain mencontek, rasa percaya diri diharapkan akan memberikan rasa percaya pada kemampuan yang dimiliki individu untuk menyelesaikan tugasnya.
     Solusi yang lain yaitu mengubah pola pikir, berpikir bahwa perbuatan mencontek adalah hal yang tidak dapat ditoleransi. Lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar, supaya sesuatu yang diinginkan dapat tercapai tanpa harus melakukan kecurangan.
   
Daftar Pustaka
 Kushartatnti, A. (2009, November). Perilaku mencontek ditinjau dari kepercayaan diri. Indigenous: Jurnal ilmiah berkala psikologi, 11(2), 38-46. Diunduh dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/1451/5Anugrahening_Volume%2011%20No.%202%20Nompember%202009.pdf?sequence=1.
Warsiyah. (2013). Perilaku menyontek mahasiswa muslim: Pengaruh tingkat keimanan, prokrstinasi, akademik, dan sikap terhadap menyontek pada perilaku menyontek mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Tesis. Institut Agama Islam Negeri Walinsongo, Semarang. Diunduh dari http://eprints.walisongo.ac.id/31/1/Warsiyah_Tesis_Sinopsis.pdf.
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar