Definisi
Merokok
Merokok adalah perilaku manusia yang
dilakukan sejak zaman romawi. Pada saat itu orang menggunakan ramuan yg
mengeluarkan asap dan dapat dinikmati lewat hidung dan mulut (Sukma, 2011). Lebih
jauh lagi, menurut Armstrong (dikutip dalam Kemala) perilaku merokok
didefinisikan sebagai perilaku “Menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam
tubuh dan menghebuskan kembali ke luar” (dikutip dalam Sukma, 2011). Menurut Levy
(dikutip dari Kemala) perilaku merokok
adalah tindakan seseorang berupa membakar dan menghisap rokok yang dapat
menimbulkan asap dan dapat dihisap oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (dikutip
dalam Sukma, 2011). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku merokok merupakan tindakan menghisap asap rokok dan dapat dihisap oleh
orang-orang di sekitarnya.
Tahapan
dalam Perilaku Merokok
Tahapan dalam perilaku merokok
(Komalasari, n.d.) terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang
menjadi perokok, yaitu (a) tahap persiapan adalah seseorang mendapat imajinasi
yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari
hasil bacaan; (b) tahap permulaan adalah tahap seseorang akan meneruskan atau tidak
terhadap perilaku merokok; (c) tahap menjadi perokok adalah “seseorang telah
mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang dalam satu hari maka ia mempunyai kecenderungan
menjadi perokok”; (d) tahap mempertahankan rokok adalah merokok dilakukan untuk
memperoleh efek psikologis yang menyenangkan. Hal ini merupakan salah satu dari
pengaturan diri. (Sukma, 2011)
Faktor
yang Memengaruhi Perilaku Merokok
Hansen (dikutip dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu (a)
faktor biologis, (b) faktor psikologis, (c) faktor lingkungan sosial, dan (d) faktor
demografis. Pertama, menurut penelitian faktor biologis membuktikan bahwa
nikotin dalam rokok merupakan bahan
kimia yang membuat ketergantungan merokok. Kedua, faktor psikologis dalam merokok
dapat meningkatkan konsentrasi, menghilangkan
rasa ngantuk, mencairkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan. Bagi individu
yang berinteraksi terhadap orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari. Ketiga,
lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu
pada perokok. Keempat, faktor demografis meliputi umur dan jenis kelamin. Namun,
pengaruh jenis kelamin saat ini tidak terlalu berperan karena baik pria maupun
wanita sudah merokok. (Sukma, 2011)
Penanganan
Perilaku Merokok pada Umumnya
Pengarahan
yang kurang mengenai bahaya merokok ikut memengaruhi perilaku merokok. Program
berhenti merokok bervariasi antara pengobatan di rumah sakit atau konseling
individual. Pelayanan konseling terbukti mampu membantu sejumlah besar orang
untuk berhenti merokok.
Beberapa kelompok seperti tokoh agama,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan, tokoh pendidikan, dan guru menjadi tokoh
panutan dalam upaya penanggulangan perilaku merokok. Media seperti papan
reklame, radio, televisi dan surat kabar merupakan jalur penting untuk
pendidikan masyarakat. Para wartawan diajak untuk upaya pengendalian tembakau
dan risiko kesehatannya merupakan bagian penting dari penciptaan kesadaran
masyarakat.Tujuannya adalah untuk merubah persepsi masyarakat tentang merokok
bahwa tembakau adalah berbahaya dan merugikan. (Sukma, 2011)
Daftar Pustaka
Sukma, D. (2011). Perilaku merokok
siswa serta peranan guru pembimbing. Diunduh dari http://pustaka.unp.ac.id/abstrak/dina2011a.pdf
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar