Jumat, 01 November 2013

Penyebab dan Dampak Perceraian (Valentina - 705130080)

     Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Setiap individu memiliki persepsi berbeda mengenai keluarga. Pada umumnya keluarga merupakan sekelompok orang yang memiliki ikatan baik secara emosional dan keturunan atau pertalian darah. Menurut Reiner (dikutip dalam Jubair, 2012, para. 3) “keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek."
Faktor-faktor Utama yang Memengaruhi Perceraian
     Dalam membina suatu keluarga sering kali ditemukanh ambatan dan masalah-masalah, yang tidak jarang berujung pada perceraian. Perceraian merupakan suatu kondisi di mana keluarga tidak lagi utuh, dimana pasangan suami istri tidak lagi tinggal bersama. Beberapa faktor utama yang memengaruhi perceraian, yaitu (a) keadaan ekonomi, (b) perselingkuhan, (c) KDRT, dan (d) cara pandang yang tidak lagi sejalan.
     Alasan pertama yang sering kali membuat seseorang memutuskan untuk bercerai adalah keadaan ekonomi. Banyak orang mengatakan, dalam membina suatu hubungan keluarga cinta bukanlah satu-satunya hal terpenting, melainkan kondisi ekonimilah. Banyak fakta yang dapat dijumpai di dalam masyarakat bahwa banyak pasangan yang gagal dalam membina hubungan perkawinan mereka akibat kondisi ekonomi yang buruk. Banyaknya kebutuhan yang kerap kali tidak terpenuhi, seringkali memicu perselisihan yang berujung pada ketidakberdayaan dalam mempertahankan bahtera rumah tangga.
     Alasan kedua yang menjadi pemicu dari perpisahan suami-istri adalah perselingkuhan. Kehadiran orang ketiga merupakan permasalahan yang sangat umum terjadi dan menjadi salah satu alasan utama penyebab terjadinya perceraian. Ketidakpuasan pasangan atau keterlibatan cinta pada masa lalu yang belum usai merupakan pemicu terjadinya perselingkuhan.
     Alasan ketiga yang menjadi pemicu dalam terjadinya percerain adalah kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga biasanya dilakukan oleh pihak pria. Kondisi lingkungan yang buruk serta himpitan kehidupan yang mendesak seringkali membuat seorang pria cenderung berprilaku kasar. Tindakan penganiyayaan yang dilakukan oleh pria biasanya merupakan suatu pelampiasan atas masalah atau kekesalan yang dihadapinya.
     Alasan terakhir yang seringkali menjadi alasan pasangan suami-istri untuk bercerai adalah cara pandang yang tidak lagi sejalan. Individu merupakan makhluk dinamis yang senantiasa berkembang. Perkembangan yang dialami oleh seorang individu sering kali mempengaruhi cara berpikir, berperilaku dan juga kebutuhannya. Pandangan yang tidak lagi sama merupakan salah satu proses dari perkembangan pola pikir individu sehingga sering kali hal ini menyebabkan seseorang tidak dapat lagi hidup bersama.
Dampak dari Perceraian
     Perceraian dalam suatu keluarga tidak hanya berdampak bagi pasangan suami-istri, tetapi sering kali berdampak pula dengan keadaan psikologis sang anak. Tanpa disadari oleh pasangan suami-istri, anak sering kali menjadi korban keegoisan dalam perceraian kedua orangtuanya.
     Anak-anak dengan latar belakang orangtua yang bercerai biasanya memiliki masalah psikologis. Keadaan frustasi dan rasa takut akibat tekanan yang dialaminya di rumah seringkali membuat seorang anak kehilangan jati dirinya dan mengalami perubahan prilaku. Penyimpangan serta kenakalan yang dilakukan oleh anak yang menjadi korban penceraian merupakan suatu pelampiasan akibat kemarahan serta rasa kecewa yang dialami oleh sang anak. Sikap antisosial yang ditunjukan seorang anak juga merupakan prilaku yang kerap kali terjadi pada seorang anak yang menjadi korban penceraian.
     Perceraian juga berdampak pada keadaan psikologis pasangan suami-istri yang mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. Seringkali perceraian membawa suatu trauma tersendiri, terutama dalam memulai suatu hubungan yang baru. Perceraian juga sering kali mengubah perangai pasangan suami-istri yang pada akhirnya melupakan tugas mereka sebagai orangtua.
Solusi untuk Menghindari Perceraian
     Manusia yang dikaruniai oleh akal dan budi memiliki kemampuan bernalar yang tinggi sehingga mampu menemukan jalan keluar atas masalahnya. Tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan termasuk perceraian. Setiap individu juga dapat menghindari percerain dengan menjaga pikiran agar tetap postif, terbuka dengan pasangan agar menghindari kesalahpahaman, serta saling berdiskusi agar dapat berintropeksi dan menemukan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi. (Destriyana, 2013)

Daftar Pustaka
Destriyana. (2013). Enam cara terbaik untuk menghindari perceraian. Diunduh dari http://www.merdeka.com/gaya/6-cara-terbaik-untuk-menghindari-perceraian.html
Jubair, D. (2012). Pengertian keluarga menurut para ahli. Diunduh dari  artikelprofesikesehatan.blogspot.com/2012/12/definisi-keluarga-menurut-beberapa-ahli.html?m=1
Prijosembodo, W., & Panggabean, M. S. (2012). Kajian tentang keluarga: dari ruang konsultasi psikiatri. Jakarta: Mitrabaca.
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar