Menurut
Al-Ghazali (2011), bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berfungsi
untuk menyampaikan isi hati, pikiran, dan gagasan yang sesuai dengan suatu
kaidah tertentu. Bahasa juga mempunyai karakteristik, seperti: (a) abitrer,
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan dapat berubah serta tidak
dapat dijelaskan maknanya; (b) produktif, dengan unsur terbatas tetapi masih bisa
menjadi suatu kesatuan yang tidak terbatas; (c) dinamis, bahasa tidak lepas
dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu yang dapat terjadi; (d)
beragam, bahasa mempunyai kaidah tertentu tetapi karena adanya latar belakang
serta kebiasaan yang berbeda maka bahasa itu menjadi beragam; dan (e)
manusiawi, yang hanya dimiliki oleh manusia (para. 3).
Penggunaan bahasa yang
baik dan benar. Menurut
Zulfikar (2013), penggunaaan bahasa harus sesuai dengan kaidah serta
aturan tertentu. Penggunaan bahasa juga harus efektif agar dapat menyampaikan
maksud dengan jelas pada saat berkomunikasi. Karena itu munculah 5 macam ragam
bahasa yang sesuai dengan situasi tertentu. Berikut ini adalah 5 ragam bahasa,
yaitu: (a) ragam beku, digunakan pada suasana hikmat; (b) ragam resmi, digunakan
dalam komunikasi resmi; (c) ragam konsultatif, digunakan pada saat pembicaraan
yang berpusat pada pertukaran informasi; (d) ragam santai, digunakan dalam
kominikasi yang tidak resmi serta dapat dilakukan oleh orang yang saling belum
mengenal; dan (e) ragam akrab, digunakan oleh orang yang saling kenal satu sama
lain secara dekat (para. 1).
Manfaat penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Menurut
Kartika (2011), manfaat menggunakan bahasa yang baik dan benar adalah (a) dapat
menerapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (b) dapat melestarikan
identitas bahasa yang baik dan benar, dan (c) dapat berkomunikasi secara
efektif antar sesam. Jadi, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar kita
dapat memperoleh beberapa keuntungan pada saat kita berkomunikasi serta kita
dapat melestarikan dan membanggakan bahasa Indonesia (para. 6-7).
Penerapan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Penerapan
penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang sesuai dengan
kaidah-kaidah ketentuan penggunaan bahasa serta merupakan bahasa yang baku.
Penerapan penggunaan bahasa yang baik dan benar akan menghasilkan pemikiran
yang baik dan benar juga. Penerapan penggunaan bahasa sangat bermanfaat bagi
kreativitas anak. Anak menggunakan bahasa yang baik dan benar sehari-hari akan
dapat mengekspresikan pendapatnya. Dengan penerapan ini kita juga dapat
menunjukkan identitas diri (Dewantoro, 2011).
Definisi Remaja
Remaja adalah
sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di antara tahap
kanak-kanak dengan tahapan dewasa. Mabey dan Sorensen (1995) mengatakan bahwa,
“seseorang yang ada pada tahap ini akan bergerak dari sebagai bagian suatu
kelompok keluarga menuju menjadi bagian dari suatu kelompok teman sebaya dan
hingga akhirnya mampu berdiri sendiri sebagai seorang dewasa”.Tahapan
perkembangan remaja hingga dewasa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh unsur
budaya. Unsur budaya inilah yang memengaruhi adanya proses penyimpangan pada
perkembangan remaja dimana mereka mulai mecari tahu identitas diri mereka (K.
Geldrad & D. Geldard, 2010/2011, h. 11).
Pada tahap mencari identitas diri, remaja
sering mempertanyakan pandangan orang tentang dirinya maupun pandangan dirinya
mengenai diri sendiri serta remaja akan mencari tahu gaya hidup mereka sendiri.
Pada masa inilah diperlukannya ikatan pribadi dengan lingkungan keluarganya.
Apabila ikatan pribadinya tidak ada maka terjadilah penyimpangan dalam proses
mecari identitas diri ini. Salah satu penyimpangan yang terjadi adalah
penggunaan bahasa pada saat berkomunikasi dengan orang lain (S. D. Gunarsa
& Y. S. Gunarsa, 1995, h. 205-207).
Penyimpangan penggunaan
bahasa di kalangan remaja.
Penyimpangan
ini terjadi karena adanya pengaruh dari budaya lain. Gaya bahasa yang berbeda
juga dapat terlihat dari penggunaan bahasa yang remaja lakukan pada saat
berkomunikasi. Remaja sekarang lebih memilih untuk memakai kata “gue” dan “lo”
dibandingkan kata “aku” dan “kamu”. Sehingga muncul suatu istilah bahasa yaitu
bahasa gaul atau alay (Subagio, 2010).
Bahasa gaul atau alay sekarang sering
digunakan oleh remaja dan hanya kalangan remaja yang dapat mengerti bahasa
tersebut. Bahasa alay atau gaul digunakan tidak hanya dalam berbicara tetapi
bahasa tersebut juga digunakan dalam tulisan, seperti “aQu” atau “KamYu”.
Bahasa tersebut juga seringkali menggunakan angka-angka yang disatukan dengan
huruf, seperti “ap4 K4baR?”. Ketika mereka berbicara juga dapat terlihat ekspresi
yang mereka lakukan secara berlebihan sehingga orang tidak tertarik untuk
melihatnya. Keadaan ini yang membuat hilangnya bahasa Indonesia yang baik dan
benar (Subagio, 2010).
Faktor-faktor dan dampak terjadinya
penyimpangan. Faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan. Pertama, kebiasaan memakai bahasa gaul
sebagai bahasa sehari-hari dibandingkan memakai bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kedua, pengaruh dari sekitar lingkungan di mana remaja tinggal atau
sekolah atau tempat lainnya. Ketiga, kurangnya rasa cinta terhadap bahasa
Indonedia baku. Keempat, pengetahuan dan pemahaman yang kurang terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Subagio, 2010).
Dampak dari penyebab penyimpangan
penggunaan bahasa. Pertama, hilangnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kedua, menciptakan ketidakpedulian terhadap tata cara bahasa yang baik
dan benar. Ketiga, dapat menghambat hubungan komunikasi karena tidak semuanya
tahu bahasa gaul tersebut (Subagio, 2010).
Usaha Menghindari Penyimpangan
Penggunaan Bahasa.
Usaha
menghindari penyimpangan ini seharusnya dapat diterapkan oleh orangtua dalam
mendidik anak mereka serta anaknya juga dapat mengontrol penggunaan bahasa yang
digunakan. Pemberian buku bacaan yang ditulis dengan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar juga dapat mempengaruhinya. Orangtua juga dapat
memberikan contoh serta memperkenalkan karya sastra seorang sastrawan Indonesia. Usaha lainnya, orangtua dapat mengajaknya
untuk berlatih menulis dengan bahasa Indonesia yang baik (Subagio, 2010).
Simpulan
Penggunaan
bahasa yang baik dan benar saat ini sangat jarang ditemukan karena adanya
pengaruh globalisasi serta banyaknya istilah bahasa lain yang terkenal
di kalangan remaja. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus
menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menghindari untuk menggunakan
istilah bahasa-bahasa gaul atau bahasa alay yang sedang beredar sekarang ini.
Peran orangtua dan diri sendiri sangat penting untuk melakukan perubahan pada
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, T.
(2011, Mei). Pengertian bahasa,
karakteristik bahasa, dan fungsi bahasa - kajian sosiolinguistik. Diunduh
dari http://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-karakteristik-bahasa-dan-fungsi-bahasa-kajian-sosiolinguistik/
Dewantoro, M. (2011). Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Diunduh dari http://reselected.blogspot.com/2011/09/penggunaan-bahasa-indonesia-dengan-baik.html
Geldard, K.,
& Geldard, D. (2011). Hakikat tahap
remaja: Konseling remaja (E. Adinugraha Terj.). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Gunarsa, S.
D., & Gunarsa, Y. S. (1995). Perkembangan
kepribadian remaja: Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kartika.
(2011). Penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Diunduh dari http://rezarazu12.blogspot.com/2011/01/pengunaam-bahasa-indonesia-yang-baik.html
Subagio, R. (2010, November). Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Diunduh dari http://biankkerokz.blogspot.com/2010/11/penggunaan-bahasa-indonesia-di-kalangan.html
Zulfikar, M. (2013, Januari). Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Diunduh dari http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar