Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang bersifat umum dan merupakan
bentuk identitas diri pada suatu daerah. Bahasa juga mudah digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, karena bahasa merupakan sarana utama dalam berinteraksi
antar sesama individu. Bahasa juga dianggap suatu bentuk penggambaran makna
yang ada dalam pikiran manusia, sehingga manusia itu dapat menyampaikan maksud
dan tujuannya. Bahasa memang beragam jenisnya, hal itu disebabkan setiap
daerah memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi dalam bentuk bahasa.
Penggunaan bahasa pun memiliki tujuannya tersendiri, yaitu menjadikannya suatu
sarana untuk mengerti satu sama lain (Ayuni, 2013).
Penggunaan
Bahasa Yang Baik Dan Benar
Sebagai
warga negara Indonesia, tentunya kita memiliki bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga
dijadikan pemersatu bahasa antara satu daerah dengan daerah lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi. Karna telah menjadi bahasa nasional inilah,
yang membuat penggunaan bahasa Indonesia memiliki aturannya tersendiri.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sendiri memiliki aturan sebagai
berikut: (a) memiliki kalimat yang menggunakan pola SPOK, (b) menggunakan
kata-kata baku, dan (c) penggunaan ejaan resmi “EYD” dalam ragam tulis.
(Zulfikar, 2013)
Pertama, memiliki kalimat yang memiliki pola SPOK ini merupakan suatu bentuk
perwujudan dalam ragam tulis untuk menciptakan kalimat yang efektif. Kedua,
menggunakan kata-kata baku dalam peggunaan bahasa Indonesia tentunya memiliki
tujuan yang mempermudah orang dari berbagai daerah untuk mengerti bahasa satu
sama lain. Ketiga, penggunaan ejaan resmi “EYD” dalam ragam tulis juga
merupakan suatu bentuk perwujudan bahasa pemersatu yang sudah diatur, agar
memiliki aturan yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar ini juga diharapkan dapat digunakan sesuai dengan kondisinya. Sehingga,
penggunaan bahasa ini pun dapat diterapkan sejak dirumah, sehingga lebih mudah
dalam membiasakan aturan penggunaannya (Zulfikar, 2013).
Penerapan
terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan
bahasa Indonesia secara baik dan benar, tentunya diharapkan dapat melestarikan
kaidah yang sudah ada. Penggunaan ini tentunya tidak hanya perlu dilestarikan
saja, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tetap
terjaga keutuhan suatu bahasa nasional. Bahasa yang baik dan benar juga perlu
ditanamkan sejak dini, karena diharap bahwa dengan proses ini para generasi
bangsa sudah memiliki sikap yang leluhur terhadap identitas bangsanya sendiri. Dalam penerapannya, juga diharapkan dapat
menjadi suatu sarana untuk terus melestarikan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar (geys, 2011).
Penerapan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini
tentunya akan lebih baik jika kita bisa menerapkannya dimana saja. Mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, sampai dengan tempat-tempat formal,
semuanya perlu sadar akan penggunaan bahasa yang sesuai kaidah. Karena
penerapan ini diharapkan bisa memudarkan pengaruh bahasa modern yang cenderung
mulai menyerang pengguna bahasa nasional kita, untuk meninggalkannya (Geys,
2011)
Penerapan penggunaan bahasa di kalangan remaja. Seiring
dengan perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga
mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari cara para remaja yang mulai
terpengaruh oleh arus globalisasi yang sedang marak ini. Pengaruh globalisasi
cukup terlihat dampaknya dalam penggunaan bahasa yang sesuai kaidah dalam gaya
bahasa pada remaja. Seperti yang bisa kita lihat, anak-anak SD mulai memakai
bahasa yang dipakai oleh lingkungan sekitarnya seperti bahasa “gue”, “elu” dan
lain-lain. Kedua bahasa tersebut merupakan bahasa yang termodernisasi sesuai
dengan zamannya. Dalam berkomunikasi pun, para remaja juga sering menggunakan
istilah-istilah ataupun bahasa tubuh yang hanya diketahui oleh anggotanya atau
sesama remaja lainnya (Eksakta, 2011).
Istilah-istilah itu biasanya merupakan bentuk adaptasi antara sesama
anggota kelompok. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar memang jarang
ditemui dalam proses komunikasi remaja, ini karena pengaruh budaya luar yang
begitu sangat mudah untuk diakses. Kemudahan itu, lantas digunakan para remaja
untuk menjadikan suatu ajang unjuk diri agar terlihat lebih modern atau gaul
di antara para remaja lainnya. Selain itu, media informasi yang ada juga ikut
menayangkan gaya-gaya bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
atau seperti bahasa gaul yang digunakan remaja perkotaan. Selanjutnya, pada
media sosial yang bersifat universal, cenderung menunjukkan beberapa remaja yang
berusaha menunjukkan eksistensi dengan menciptakan gaya-gaya bahasa baru, yang
kemudian akan menyebar ke remaja lainnya (Eksakta, 2011).
Menurut Fromm (dikutip dalam Alatas, 2004) “krisis identitas pada remaja
muncul akibat ketidaksempurnaan kemampuannya dalam meraih kematangan dan
perasaan akan tanggung jawab”. Penerapan gaya bahasa itu, tidak lain karena
para remaja masuk dalam suatu tahap untuk menyari jati diri. Dalam dunia
psikologi, remaja juga dianggap sebagai tahapan di mana peralihan kehidupan yang
berada di antara masa anak-anak dan masa dewasa. Di masa ini juga merupakan
proses untuk menjadi mandiri. Menurut Mabey dan Sorensen (1995), “seseorang
yang ada pada tahap ini akan bergerak dari sebagai bagian menjadi suatu
kelompok keluarga menjadi bagian dari sekelompok teman sebaya dan hingga
akhirnya mereka mampu berdiri sendiri sebagai seorang dewasa” (K. Geldard &
D. Geldard, 2010/2011, h. 5).
Perbedaan antar satu individu dengan individu itu juga terletak pada
perkembangannya, hal ini terletak pada bedanya kebutuhan atau cepat lambatnya
perkembangan seorang remaja. Dalam poses perkembangannya, remaja juga
dihadapkan pada suatu tantangan yaitu tantangan psikologis. Hal ini karena
berkaitan dengan pencarian jati diri yang juga berdampak pada penggunaan bahasa
modern yang dianut oleh para remaja. Penggunaan bahasa modern di kalangan remaja
ini, juga suatu usaha eksistensi terhadap identitas baru yang berusaha mereka
tunjukan pada lingkungan sekitar walaupun sebenarnya bersifat berlawanan.
Dengan menggunakan bahasa yang modern inilah, para remaja menjadikannya cara untuk menunjukkan perbedaan
identitas mereka itu. Sebagian para remaja juga berusaha untuk menciptakan
identitas baru yang dianggap unik dan universal (K. Geldard & D. Geldard,
2010/2011, h. 5).
Penyimpangan
Bahasa Di Kalangan Remaja
Penyimpangan ini dapat terlihat dari gaya bahasa yang sering digunakan
oleh para remaja zaman sekarang. Mulai dari bahasa keinggris-ingrisan, bahasa
gaul atau modern, sampai dengan bahasa alay. Bahasa ke inggri-inggrisan ini
merupakan kombinasi antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris seperti “gws
ya buat dinda yang lagi sakit”. Kombinasi ini biasanya sudah umum digunakan di
kalangan remaja sehingga para remaja akan dianggap keren jika menggunakannya
(Pootra, 2013).
Bahasa gaul atau modern merupakan bahasa yang mengadaptasi istilah-istilah
asing dalam bentuk pengucapan bahasa Indonesia menjadi tulisan, seperti
“please” menjadi “pliiis” dan juga “married” menjadi “merit”. Bahasa alay
adalah bentuk ekspresi diri remaja yang biasa dalam tindakannya juga bersifat
lebay. Mereka sering menciptakan bahasa-bahasa baru dengan mengkombinasikan
huruf dangan angka, seperti “g00d n1ght” dan “cmz”. Bahasi ini juga merupakan
penunjukan identitas diri yang berusaha mereka tunjukkan. Tentunya ini juga
termasuk dalam masalah psikologis seorang remaja untuk membentuk identitas
diri. (Pootra, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan ini tak lain juga karena
lingkungan sekitar, budaya modern, dan pendidikan serta pengetahuan yang kurang
dari seorang remaja. Jadi, mereka sering mengadopsi sesuatu yang praktis serta
bisa terlihat keren diantara remaja lainnya. Dampaknya tentu akan terlihat pada
penggunaan bahas Indonesia yang baik dan
benar. Dimana para remaja banyak menggunakan kalimat yang tidak efekti dan kata
yang tidak baku. Sehingga bahasa Indonesia tidak menjadi bahasa yang lumrah
atau keren untuk para remaja zaman sekarang. Kondisi ini tentu sangat
disayangkan, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang seharusnya
dilestarikan para generasi muda Indonesia, agar bangsa Indonesia kelak tidak
akan kehilangan jati diri dan identitas bangsanya. (Pootra, 2013).
Usaha
Untuk Mencegah Penyimpangan Penggunaan Bahasa Di Kalangan Remaja
Usaha
ini tentunya dapat kita sama-sama terapkan, terutama bagi pemerintah dan
orangtua. Karena mereka adalah orang yang punya pengaruh terhadap perkembang
anak-anak remaja ini. Mulai dari pemerintah bisa menerapkan dari hal yang
sederhana, seperti diadakannya mata pelajaran Bahasa Indonesia di dunia sekolah
mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini juga disertakan dengan
praktek yang dimulai dari dalam kelas dan juga diterapkan dilingkungan keluarga
dengan bantuan orangtua (Pootra, 2013).
Kesimpulan
Dari uraian diatas, tentunya saya berharap para remaja dapat lebih
cerdas dalam menyaring informasi dan juga dapat menggunakan teknologi yang
semakin maju ini, untuk menjadi lebih cerdas dan bukan tersesat atau bahkan
menghilangkan kaidah bahasa bangsa sendiri (Zulfikar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Ayuni,
S. S., (2013) Penggunaan bahasa yang baik dan benar. Diunduh dari http://galerymakalah.blogspot.com/2013/04/bahasa-indonesia-di-kalangan-remaja.html.
Eksata,
R. S. (2011, November). Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Diunduh dari
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/12/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html.
Geys,
I.
(2011, November). Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Diunduh dari
www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEkQFjAE&url=http%3A%2F%2Fgoresanhijauku.blogspot.com%2F2011%2F11%2Fmenggunakan-bahasa-indonesiasecara.html&ei=4qlyUoCSGoGBrgfS5oGIDg&usg=AFQjCNEbu9SharU-BGRbc9eEmB-W9Dav6Q&bvm=bv.55819444,d.bmk.
Gundar,
E. (2010). Definisi/pengertian bahasa, ragam dan fungsi bahasa. Diunduh dari
http://erikgundar.wordpress.com/2011/11/29/definisipengertian-bahasa-ragam-dan-fungsi-bahasa-pelajaran-bahasa-indonesia/.
K.
Geldard & D. Geldard, (2011) Hakikat
tahap remaja: Konseling remaja (E. Adinugraha penerj.). Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Zulfikar,
M. (2013). Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Diunduh dari http://zulfikar68.blogspot.com/2013/01/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
Pootra.
E. (2013, November). Makalah penggunaan
bahasa gaul di kalangan remaja (makalah diterbitkan). Diunduh dari http://ekorizalsaputra.wordpress.com/2012/11/24/makalah-penggunaan-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar