Definisi Bahasa
Menurut Wibowo (dikutip dalam Hidayatullah, 2009), “bahasa
adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran”.
“Bahasa
adalah produk social sekaligus produk budaya karenanya bahasa berfungsi sebagai
wadah aspirasi social, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah penyingkapan
budaya, termasuk teknologi yang berkembang dan dikembangkan oleh masyarakat
pemakai bahasa itu” (Inggridwati,
dikutip dalam Akhfas, 2012, bag. landasan teori, para. 1).
Berdasarkan, kedua definisi di atas, bahasa
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang berkembang dalam masyarakat dan digunakan
sebagai wadah aspirasi sosial serta penyingkapan budaya.
Definisi Remaja
“Masa remaja atau
masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi anak ke masa dewasa.
Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan
fisik, sosial, dan emosi” (Ulum, dikutip dalam Akhfas, 2012, bag. landasan
teori, para. 2). Kematangan emosi ini, biasanya dapat terlihat dari cara remaja
menghadapi masalah. Mereka menjadi lebih bijaksana, lebih mandiri, tidak egois
dan cenderung lebih fokus terhadap masa depan mereka.
“Social
scientists who study adolescence usually differentiate among early adolescence (about ages 10-13), middle adolescence (about ages 14-17),
and late adolescence (about ages
18-21)” (Steinberg, 2011, p. 6).
Kedua hal di atas, menunjukkan bahwa masa
remaja merupakan masa perkembangan anak-anak menuju dewasa yang terjadi dalam
rentang usia 10 sampai 21 tahun. Masa ini ditandai dengan terjadinya perubahan
fisik dan kematangan emosi serta mental yang dilihat dari kematangan berpikir
remaja.
Perkembangan Bahasa Remaja
“Remaja memiliki
peran yang besar dalam perkembangan bahasa, karena saat remaja adalah saat di
mana aspek kognitif berkembang dengan pesat. Pada tahap ini, manusia cenderung
lebih menunjukkan kapasitas abstraknya, yakni dengan menggunakan bahasa yang
hanya bisa dimengerti oleh mereka sendiri” (Papalia, dikutip dalam Ismiyati,
2011).
Bahasa umumnya
akan menunjukkan identitas kaum remaja dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa ini sangat penting untuk
diperhatikan. Beberapa
faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa remaja, antara lain: (a) umur, bahasa
seseorang akan berkembang sejalan dengan usia, pertambahan pengalaman dan
kebutuhannya; (b) kondisi lingkungan, yaitu lingkungan
pergaulan yang berbentuk kelompok-kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok
kerja dan kelompok sosial lain, akan memengaruhi bahasa seseorang; dan
(c)
kondisi
sosial dan ekonomi keluarga, keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik akan
mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota
keluarganya (Sunarto & Hartono, dikutip dalam Ifan, 2012).
Bahasa Prokem pada Remaja
Bahasa prokem
merupakan bahasa yang banyak digunakan di kalangan remaja. Penuturannya bersifat
santai dan akrab, sehingga bahasa ini digunakan sebagai sarana untuk menjalin
keakraban di kalangan remaja. Menurut Eka Zul (dikutip dalam Ismiyati, 2011),
bahasa prokem adalah “bahasa sandi yang dipakai dan hanya dimengerti kalangan
remaja. Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman. Kata prokem berasal dari
kata “prokem yang mendapat sisipan kata “ok”. Awalan pr-, disisipi –ok-,
dilanjutkan –em, dan –an dihilangkan, sehingga menjadi pr(ok)em[an]=prokem”.
Bahasa ini digunakan kaum remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap rahasia. Selain itu, bahasa prokem ini juga
berfugsi sebagai identitas kaum remaja sehingga mereka dapat menyatakan diri berbeda
dari masyarakat yang lain.
Bahasa Gaul Pada Remaja
Bahasa gaul merupakan ragam bahasa
Indonesia yang lazim di Jakarta pada
tahun 1980-an hingga abad ke-21. Bahasa ini menggantikan bahasa prokem yang lebih lazim pada tahun-tahun
sebelumnya. Awalnya, bahasa ini diperkenalkan oleh generasi muda yang
terinspirasi dari bahasa kelompok waria dan masyarakat terpinggir lainnya (Kridalaksana,
dikutip dalam Ismiyati, 2011).
Berdasarkan hal itu, bahasa gaul pada
dasarnya berbeda dengan bahasa prokem. Walaupun bahasa ini juga memiliki
penuturan yang santai serta digunakkan oleh kaum remaja, bahasa gaul ini sudah
merupakan bahasa pengganti bagi bahasa prokem yang digunakkan oleh kaum remaja
beberapa tahun sebelumnya.
Daftar
Pustaka
Akhfas, A. (2012, 16 Desember). Perkembangan bahasa pada remaja.
Diunduh dari:
http://whatsappwithme.blogspot.com/2012/12/perkembangan-bahasa-pada-remaja_16.html
Hidayatullah, S. (2009, 25 Mei). Apa bahasa itu? sepuluh pengertian bahasa
menurut para ahli. Diunduh dari http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/
Ifan. D. (2012, 21 November).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa remaja. Diunduh dari http://dianifan.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengengaruhi.html.
Ismiyati. (2011). Bahasa
prokem di kalangan remaja Kotagede (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Steinberg, L. (2011). Adolescence (9th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar