Minggu, 03 November 2013

Hubungan Bahasa dan Remaja (Dwi Yanti - 705130062)

Definisi Bahasa
     Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (KBBI Pusat Bahasa, 2008) adalah “sistem lambang bunyi yang arbitrer, yg [sic] digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri” (h. 116). Pendapat lain diungkapkan oleh Wibowo (dikutip dalam Hidayatullah, 2009), yakni “bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran” (para. 1).
     Menurut Santoso (dikutip dalam Hidayatullah, 2009) “bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar” (para. 1). Definisi lain menurut Mackey (dikutip dalam Hidayatullah, 2009) “bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage [sic] may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem” (para. 1).
     Dengan kata lain, bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia untuk berinteraksi satu sama lain secara sadar. Bahasa juga dapat diartikan sebagai simbol-simbol untuk menjelaskan suatu pikiran atau perasaan.
Definisi Remaja
     Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik” Hurlock (dikutip dalam Haryanto, 2010, para. 1). Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (dikutip dalam Haryanto, 2010) “masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa” (para. 2).
     Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu proses dimana seorang anak menuju pendewasaan secara sempurna, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikologis.
Hubungan Bahasa dan Remaja
     Dewasa ini, remaja memiliki bahasa tersendiri yang berbeda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa yang dimiliki oleh remaja sangat menyimpang dari penggunaan bahasa yang sebenarnya. Istilah untuk bahasa remaja disebut dengan “bahasa prokem” dan “bahasa alay”.
     Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh para remaja sebagai suatu kode atau rahasia agar orang-orang di sekitarnya tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, termasuk guru dan orangtua mereka. Para remaja juga menganggap bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan untuk menunjukkan ciri khas atau identitas diri mereka sendiri (Salliyanti, 2003).
     Bahasa alay muncul sejak adanya program Short Message Service (SMS). Namun, dalam perkembangannya bahasa alay semakin menyimpang sejak digunakan oleh para remaja. Bahasa alay tidak hanya menyingkat setiap kata, tetapi juga mengubah kosakata bahkan penulisannya. Hal tersebut membuat pembaca menjadi tidak mengerti apa yang dimaksud oleh individu tersebut (Pranata, 2011).
     Pada kenyataannya, bahasa prokem berbeda dengan bahasa alay. Bahasa prokem hanya mengganti suatu kosakata menjadi kosakata yang lain sehingga tidak semua orang mengerti apa yang dimaksud oleh individu tersebut. Berbeda dengan bahasa alay, bahasa alay tetap menggunakan kosakata yang sama tetapi dimodifikasi sedemikian rupa. Hal tersebut membuat orang lain tidak mengerti apa makna yang ingin disampaikan dan menimbulkan kesalahpahaman.
Contoh Bahasa Prokem dan Bahasa Alay
     Bahasa prokem. Contoh-contoh dari bahasa prokem antara lain (a) ibu = nyokap, (b) ayah = bokap, (c) saya = gue, dan (d) kamu = loe.
     Bahasa alay. Contoh-contoh dari bahasa alay antara lain (a) aku = aq, (b) kamu = qm, (c) iya = iyachhhhh, (d) capek = cuapekzzzzz, (e) serius = ciyus, dan (f) demi apa = miapah.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa pada Remaja
     Kesehatan atau kondisi fisik. Jika sang anak sakit, maka ia tidak dapat berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Hal tersebut membuat anak tidak dapat mengembangkan penggunaan bahasanya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Begitu juga dengan anak yang mengalami cacat mental. Ia akan sukar untuk melakukan interaksi dengan orang lain (Ifan, 2012).
     Inteligensi atau kecerdasan anak. Apabila tingkat kecerdasan anak tinggi, maka ia akan dengan mudah dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika tingkat kecerdasan anak rendah, maka ia akan sulit dalam mengembangkan bahasa (Ifan, 2012).
     Status sosial ekonomi keluarga. Jika seorang anak berasal dari keluarga yang berkecukupan dan  berpendidikan, maka bahasa yang digunakan akan jauh lebih baik dan sebaliknya (Ifan, 2012).
     Hubungan keluarga. Keluarga yang mendukung perkembangan anak akan membuat anak tersebut menjadi percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya. Hal tersebut akan membuat anak dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar. Berbeda dengan anak yang tinggal dalam keluarga yang selalu memarahinya. Ia akan takut dalam mengutarakan pendapatnya sehingga ia tidak dapat mengembangkan bahasa yang ia gunakan (Ifan, 2012).
     Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan dimana anak tinggal sangat mempengaruhi perkembangan bahasanya. Jika ia tinggal dalam lingkungan desa maka penggunaan bahasa yang digunakan akan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang kota (Ifan, 2012).
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Haryanto. (2010, 11 Maret). Pengertian remaja menurut para ahli. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
Hidayahtullah, S. (2009, 25 Mei). Apa bahasa itu? Sepuluh pengertian bahasa menurut para ahli. Diunduh dari http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/
Ifan, D. (2012, 21 November). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja. Diunduh dari http://dianifan.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Pranata, T. H. (2011, 20 Mei). Bahasa alay. Diunduh dari http://www.lpmjournal.com/review/bahasa-alay
Salliyanti. (2003). Bahasa prokem di kalangan remaja. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1721/1/indonesia-salliyanti.pdf

1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar