Minggu, 03 November 2013

Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Lydia Zechariah Wiyono - 705130082)

Definisi Motivasi Belajar
     Motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu movere yang berarti gerakan atau dorongan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008, h. 930), motivasi adalah “dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.”
     Motivasi juga menjelaskan apa yang membuat seseorang melakukan sesuatu dan tetap melakukannya hingga sampai pada tujuannya. Motivasi dalam diri setiap orang berbeda-beda, maka diperlukan pengertian dan hakikat motivasi. Selain itu, diperlukan juga kemampuan untuk menciptakan sebuah situasi sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki (Tandean, 2008, para. 2).
     Belajar merupakan salah satu kegiatan yang terpenting dalam kehidupan setiap manusia. Belajar adalah “usaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (KBBI, 2008, h. 23). Kegiatan belajar juga memerlukan motivasi baik itu motivasi dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Motivasi belajar dapat diilustrasikan sebagai daya penggerak berlangsungnya kegiatan belajar sehingga keinginan subjek dapat tercapai (Damanik, 2010, h. 13).
     Motivasi belajar adalah keinginan atau dorongan dalam diri seseorang, serta usahanya untuk memperoleh ilmu dan hal baru untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
 
Definisi Prestasi
     “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha” (Tabarani dikutip dalam Husana, 2012, para. 3). Prestasi yang diraih setiap individu berbeda-beda, tergantung pada usaha dan motivasinya. Motivasi belajar yang tinggi dapat memengaruhi prestasi belajar seseorang. Tidaklah cukup jika hanya memiliki motivasi, usaha yang dilakukan dengan maksimal akan menghasilkan prestasi yang maskimal juga (Tandean, 2008). Dapat disumpulkan, bahwa prestasi merupakan hasil dan bukti yang diterima dari segala sesuatu yang telah dilakukan.

 Aspek Motivasi Belajar
     Terdapat dua aspek pendorong motivasi belajar seseorang, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
     Aspek internal. Aspek internal atau aspek yang berasal dari dalam diri seseorang juga dapat menjadi aspek pendorong dalam motivasi belajar. Aspek tersebut dapat berupa: (a) kesadaran diri yang dimiliki oleh seorang, kesadaran tersebut merupakan motivasi belajar terbesar yang dapat menentukan prestasi seseorang; (b) kondisi kesehatan, saat seseorang sedang sakit, motivasi belajar dalam diri seseorang akan menurun dan sebaliknya; dan (c) prestasi yang pernah diraih, pengalaman akan prestasi yang pernah diraih dapat menjadi motivasi belajar agar prestasi tersebut dapat diraih kembali (Muslimin, 2012).
     Aspek eksternal. Tidak hanya aspek internal yang menjadi pendorong motivasi belajar seseorang. Keluarga, teman sebaya, maupun lingkungan sekitar dapat menjadi pendorong motivasi belajar.
     Keluarga. Peranan anggota keluarga juga sangat memengaruhi meningkatnya motivasi belajar. Anggota keluarga yang senantiasa memberikan pujian, dorongan, dan dukungan dapat menjadikan seseorang merasa terbeban untuk memberikan yang terbaik kepada orang yang sudah mendukungnya (Andri, 2012).
     Teman sebaya dan lingkungan sekitar. Teman sebaya yang memiliki motivasi belajar yang baik dapat menjadi contoh bagi yang motivasi belajarnya kurang. Lingkungan sekitar juga menjadi aspek pendorong motivasi belajar yang dapat memengaruhi prestasi seseorang. Individu yang motivasi belajarnya kurang jika bergaul akrab dengan orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan termotivasi untuk belajar juga. Jika hal ini berlangsung terus menerus akan memengaruhi prestasi individu tersebut (Andri, 2012).

Aspek Penghambat Motivasi Belajar
     Menurut Education Resources (2007), selain aspek pendorong motivasi belajar seseorang, terdapat aspek yang dapat menghambat motivasi belajar seseorang, antara lain (a) kehilangan harga diri, (b) ketidaknyamanan fisik, (c) frustrasi, (d) materi yang terlalu sulit, dan (e) persaingan yang terlalu ketat.

Manfaat Memiliki Motivasi Belajar
     Menurut Bahri (dikutip dalam Haryanto 2011), terdapat tiga manfaat memiliki motivasi belajar, yaitu: (a) sebagai pendorong perbuatan, dengan demikian motivasi dapat memngaruhi sikap apa yang seharusnya di ambil dalam belajar; (b) sebagai penggerak perbuatan, seseorang akan melakukan aktivitas dengan seluruh jiwa dan raganya; dan (c) sebagai pengaruh perbuatan, dapat menentukan tujuan serta hal yang tidak sesuai dengan tujuan.

Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
     Cara meningkatakan motivasi belajar pada setiap individu harus dilihat dari segi usia. Perbedaan usia akan memengaruhi cara berpikirnya dalam mengkaji setiap cara yang diberikan maupun yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar.
     Anak-anak (2-12 tahun) . Cara yang dapat dilakukan oleh guru maupun orangtua dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak-anak, menurut Sardiman (dikutip dalam Haryanto 2012), terdapat delapan cara meningkatkan motivasi belajar pada anak, lima di antaranya adalah (a) memberikan nilai dalam bentuk angka, (b) memberikan hadiah, (c) ego-involvment, (d) memberikan pujian, dan (e) memberikan hukuman (Haryanto, 2012).
     Cara pertama, memberikan nilai dalam bentuk angka, angka digunakan sebagai simbol. Motivasi belajar anak akan meningkat jika ia mendapatkan nilai yang baik dalam tugasnya. Cara kedua, memberikan hadiah, hadiah yang diterima anak-anak akan meningkatkan motivasi belajarnya. Anak-anak yang belum mendapatkan hadiah, akan termotivasi untuk belajar agar ia juga dapat mendapatkan hadiah. Cara ketiga, ego-involvment, menumbuhkan kesadaran anak-anak pada tugas yang harus dikerjakan akan meningkatkan motivasi belajarnya (Haryanto, 2012).
     Cara keempat, memberikan pujian, motivasi belajar akan meningkat ketika anak-anak menerima pujian. Jika anak-anak berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar, maka perlu diberikan pujian, pemberian pujian juga harus disaat yang tepat. Cara kelima, memberikan hukuman, tindakan ini juga harus diberikan jika anak-anak melakukan kesalahan, anak-anak akan lebih termotivasi untuk belajar dari kesalahannya. Pemberian hukuman juga harus memerhatikan batasan-batasan yang sewajarnya.
     Jika kelima hal yang telah disebutkan dilakukan secara tepat dan sesuai dengan aturannya, maka akan memberikan pengaruh positif pada prestasi seorang anak dan juga sebaliknya (Haryanto, 2012).
    
Remaja (13-24 tahun). Cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar pada remaja, menurut Fathurrohman dan Sutikno (dikutip dalam Haryanto 2012), cara meningkatkan motivasi belajar pada remaja antara lain (a) membentuk kebiasaan belajar yang baik, (b) membantu kesulitan belajar peserta didik, dan (c) menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
     Cara pertama, membentuk kebiasaan belajar yang baik, cara ini dapat dilakukan dengan membuat atau menyusun jadwal belajar. Dengan adanya jadwal belajar, lama-kelamaan siswa akan termotivasi untuk belajar. Cara kedua, membantu kesulitan belajar peserta didik, guru harus bersedia membantu kesulitan yang dialami oleh siswa. Hal ini akan memotivasi pribadi siswa untuk belajar. Cara ketiga, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, selain dapat meningkatkan motivasi belajar, cara ini juga akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi (Haryanto, 2012).



Daftar Pustaka

Andri. (2012, 10 Juli). Motivasi dalam belajar. Diunduh dari http://adri_pran.guru-indonesia.net/artikel_detail-24892.html
Damanik, S. H. (2010). Motivasi belajar. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17468/3/Chapter%20II.pdf
Education Resource. (2007, 15 Agustus). Faktor yang menurunkan motivasi belajar peserta didik. Diunduh dari blog.persimpangan.com/blog/2007/08/15/faktor-faktor-yang-menurunkan-motivasi-belajar-peserta-didik/
Haryanto. (2012, 2 Januari). Cara meningkatakan motivasi belajar anak. Jurnal Psikologi. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/
Haryanto. (2011, 27 Januari). Manfaat motivasi belajar. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/fungsi-motivasi-dalam-proses-belajar/
Husana, S. N. A (2010). Prestasi: Sebuah upaya membuat gebrakan baru dalam tatanan kampus. Diunduh dari http://shabrinazhafira.wordpress.com/2012/12/03/prestasi-sebuah-upaya-membuat-gebrakan-baru-dalam-tataran-kampus/
Muslimin, Z. I. (2012). Prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari jalur penerimaan mahasiswa baru, asal sekolah, dan skor tes potensi akademi. Jurnal Penelitian Psikologi, 3(1), 381-393.
Tandean, B. (2008, 18 Juni). Asal kata motivasi. Diunduh dari http://buditandean.blogspot.com/2008/06/asal-kata-motivasi.html
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar