Definisi Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari
bahasa Latin, yaitu movere yang
berarti gerakan atau dorongan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
2008, h. 930), motivasi adalah “dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan
tertentu.”
Motivasi juga menjelaskan apa
yang membuat seseorang melakukan sesuatu dan tetap melakukannya hingga sampai
pada tujuannya. Motivasi dalam diri setiap orang berbeda-beda, maka diperlukan
pengertian dan hakikat motivasi. Selain itu, diperlukan juga kemampuan untuk menciptakan
sebuah situasi sehingga menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki (Tandean, 2008, para. 2).
Belajar merupakan salah
satu kegiatan yang terpenting dalam kehidupan setiap manusia. Belajar adalah
“usaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (KBBI, 2008, h. 23). Kegiatan belajar
juga memerlukan motivasi baik itu motivasi dari dalam maupun dari luar diri
seseorang. Motivasi belajar dapat diilustrasikan sebagai daya penggerak
berlangsungnya kegiatan belajar sehingga keinginan subjek dapat tercapai (Damanik,
2010, h. 13).
Motivasi belajar adalah
keinginan atau dorongan dalam diri seseorang, serta usahanya untuk memperoleh
ilmu dan hal baru untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Definisi Prestasi
“Prestasi adalah kemampuan nyata (actual
ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha” (Tabarani
dikutip dalam Husana, 2012, para. 3). Prestasi yang diraih setiap individu
berbeda-beda, tergantung pada usaha dan motivasinya. Motivasi belajar yang
tinggi dapat memengaruhi prestasi belajar seseorang. Tidaklah cukup jika hanya
memiliki motivasi, usaha yang dilakukan dengan maksimal akan menghasilkan
prestasi yang maskimal juga (Tandean, 2008). Dapat disumpulkan, bahwa prestasi
merupakan hasil dan bukti yang diterima dari segala sesuatu yang telah
dilakukan.
Aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek pendorong motivasi
belajar seseorang, yaitu aspek internal dan aspek eksternal.
Aspek internal. Aspek internal atau aspek
yang berasal dari dalam diri seseorang juga dapat menjadi aspek pendorong dalam
motivasi belajar. Aspek tersebut dapat berupa: (a) kesadaran diri yang dimiliki
oleh seorang, kesadaran tersebut merupakan motivasi belajar terbesar yang dapat
menentukan prestasi seseorang; (b) kondisi kesehatan, saat seseorang sedang
sakit, motivasi belajar dalam diri seseorang akan menurun dan sebaliknya; dan
(c) prestasi yang pernah diraih, pengalaman akan prestasi yang pernah diraih
dapat menjadi motivasi belajar agar prestasi tersebut dapat diraih kembali
(Muslimin, 2012).
Aspek eksternal. Tidak hanya aspek
internal yang menjadi pendorong motivasi belajar seseorang. Keluarga, teman
sebaya, maupun lingkungan sekitar dapat menjadi pendorong motivasi belajar.
Keluarga. Peranan
anggota keluarga juga sangat memengaruhi meningkatnya motivasi belajar. Anggota
keluarga yang senantiasa memberikan pujian, dorongan, dan dukungan dapat
menjadikan seseorang merasa terbeban untuk memberikan yang terbaik kepada orang
yang sudah mendukungnya (Andri, 2012).
Teman sebaya dan lingkungan
sekitar. Teman sebaya yang memiliki motivasi belajar yang baik dapat menjadi
contoh bagi yang motivasi belajarnya kurang. Lingkungan sekitar juga menjadi aspek
pendorong motivasi belajar yang dapat memengaruhi prestasi seseorang. Individu
yang motivasi belajarnya kurang jika bergaul akrab dengan orang yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi, akan termotivasi untuk belajar juga. Jika hal ini
berlangsung terus menerus akan memengaruhi prestasi individu tersebut (Andri,
2012).
Aspek Penghambat Motivasi Belajar
Menurut Education Resources (2007), selain
aspek pendorong motivasi belajar seseorang, terdapat aspek yang dapat
menghambat motivasi belajar seseorang, antara lain (a) kehilangan harga diri,
(b) ketidaknyamanan fisik, (c) frustrasi, (d) materi yang terlalu sulit, dan (e)
persaingan yang terlalu ketat.
Manfaat Memiliki Motivasi Belajar
Menurut Bahri (dikutip dalam Haryanto
2011), terdapat tiga manfaat memiliki motivasi belajar, yaitu: (a) sebagai
pendorong perbuatan, dengan demikian motivasi dapat memngaruhi sikap apa yang
seharusnya di ambil dalam belajar; (b) sebagai penggerak perbuatan, seseorang
akan melakukan aktivitas dengan seluruh jiwa dan raganya; dan (c) sebagai
pengaruh perbuatan, dapat menentukan tujuan serta hal yang tidak sesuai dengan
tujuan.
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Cara meningkatakan motivasi
belajar pada setiap individu harus dilihat dari segi usia. Perbedaan usia akan
memengaruhi cara berpikirnya dalam mengkaji setiap cara yang diberikan maupun
yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar.
Anak-anak (2-12 tahun) . Cara yang
dapat dilakukan oleh guru maupun orangtua dalam meningkatkan motivasi belajar
pada anak-anak, menurut Sardiman (dikutip dalam Haryanto 2012), terdapat
delapan cara meningkatkan motivasi belajar pada anak, lima di antaranya adalah
(a) memberikan nilai dalam bentuk angka, (b) memberikan hadiah, (c) ego-involvment, (d) memberikan pujian,
dan (e) memberikan hukuman (Haryanto, 2012).
Cara pertama, memberikan
nilai dalam bentuk angka, angka digunakan sebagai simbol. Motivasi belajar anak
akan meningkat jika ia mendapatkan nilai yang baik dalam tugasnya. Cara kedua,
memberikan hadiah, hadiah yang diterima anak-anak akan meningkatkan motivasi
belajarnya. Anak-anak yang belum mendapatkan hadiah, akan termotivasi untuk
belajar agar ia juga dapat mendapatkan hadiah. Cara ketiga, ego-involvment, menumbuhkan kesadaran
anak-anak pada tugas yang harus dikerjakan akan meningkatkan motivasi
belajarnya (Haryanto, 2012).
Cara keempat, memberikan
pujian, motivasi belajar akan meningkat ketika anak-anak menerima pujian. Jika
anak-anak berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik dan benar, maka perlu
diberikan pujian, pemberian pujian juga harus disaat yang tepat. Cara kelima,
memberikan hukuman, tindakan ini juga harus diberikan jika anak-anak melakukan
kesalahan, anak-anak akan lebih termotivasi untuk belajar dari kesalahannya.
Pemberian hukuman juga harus memerhatikan batasan-batasan yang sewajarnya.
Jika kelima hal yang telah
disebutkan dilakukan secara tepat dan sesuai dengan aturannya, maka akan memberikan
pengaruh positif pada prestasi seorang anak dan juga sebaliknya (Haryanto,
2012).
Remaja (13-24 tahun). Cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi
belajar pada remaja, menurut Fathurrohman dan Sutikno (dikutip dalam Haryanto
2012), cara meningkatkan motivasi belajar pada remaja antara lain (a) membentuk
kebiasaan belajar yang baik, (b) membantu kesulitan belajar peserta didik, dan
(c) menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
Cara
pertama, membentuk kebiasaan belajar yang baik, cara ini dapat dilakukan dengan
membuat atau menyusun jadwal belajar. Dengan adanya jadwal belajar,
lama-kelamaan siswa akan termotivasi untuk belajar. Cara kedua, membantu
kesulitan belajar peserta didik, guru harus bersedia membantu kesulitan yang
dialami oleh siswa. Hal ini akan memotivasi pribadi siswa untuk belajar. Cara
ketiga, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, selain dapat
meningkatkan motivasi belajar, cara ini juga akan mempermudah guru dalam
menyampaikan materi (Haryanto, 2012).
Daftar Pustaka
Andri.
(2012, 10 Juli). Motivasi dalam belajar.
Diunduh dari http://adri_pran.guru-indonesia.net/artikel_detail-24892.html
Damanik,
S. H. (2010). Motivasi belajar.
Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17468/3/Chapter%20II.pdf
Education
Resource. (2007, 15 Agustus). Faktor yang
menurunkan motivasi belajar peserta didik. Diunduh dari blog.persimpangan.com/blog/2007/08/15/faktor-faktor-yang-menurunkan-motivasi-belajar-peserta-didik/
Haryanto.
(2012, 2 Januari). Cara meningkatakan motivasi belajar anak. Jurnal Psikologi. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/
Haryanto.
(2011, 27 Januari). Manfaat motivasi
belajar. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/fungsi-motivasi-dalam-proses-belajar/
Husana,
S. N. A (2010). Prestasi: Sebuah upaya
membuat gebrakan baru dalam tatanan kampus. Diunduh dari http://shabrinazhafira.wordpress.com/2012/12/03/prestasi-sebuah-upaya-membuat-gebrakan-baru-dalam-tataran-kampus/
Muslimin, Z. I.
(2012). Prestasi belajar mahasiswa ditinjau dari jalur penerimaan mahasiswa
baru, asal sekolah, dan skor tes potensi akademi. Jurnal Penelitian Psikologi, 3(1), 381-393.
Tandean,
B. (2008, 18 Juni). Asal kata motivasi. Diunduh dari
http://buditandean.blogspot.com/2008/06/asal-kata-motivasi.html
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar