Rabu, 06 November 2013

Motivasi Belajar Pada Siswa (Sarah Safira Utama - 705130136)

                                                    
Pengertian Motivasi
     Uno (2007) mengungkapkan bahwa istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi sangat dibutuhkan dalam individu untuk mencapai suatu tujuan motivasi sangat dibutuhkan bagi seorang individu. Berdasarkan Wikipedia (2013), “motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan individu untuk mencapai tujuannnya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan”.
Faktor yang Mendukung Motivasi
     Motivasi merupakan suatu hal yang penting bagi siswa dalam proses belajar melalui motivasi belajar,  seorang siswa dapat meningkatkan prestasinya dengan memiliki motivasi. Terdapat beberapa faktor yang dapat mendukung motivasi belajar antara lain dorongan internal dan eksternal (Uno, 2007). Dukungan internal dan eksternal tersebut meliputi “memilki hasrat dan keinginan untuk berhasil, terdapatnya dorongan dan kebutuhan belajar, memiliki cita-cita masa depan, diberikan penghargaan dalam belajar, terdapat kegiatan menarik pda proses belajar, dan terdapat lingkungan belajar yang kondusif” (Uno, 2007).
     
Belajar  
     Sabri (2010) menyatakan bahwa belajar adalah proses berkat perilaku dan pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segala aspek pribadi. Pada saat belajar motivasi sangat dibutuhkan bagi siswa. Siswa membutuhkan dukungan dari orangtua, lingkungan dan orang-orang terdekat untuk menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar.
     Pola-pola belajar siswa. Gagne (dikutip dalam Sabri, 2010) menyatakan golongan pola-pola belajar siswa ke dalam tujuh tipe, setiap tipe dapat dibedakan dari tipe yang lainnya dan dapat dilihat dari kondisi, pola mana yang dikira cocok untuk seseorang kedelapan tipe itu yaitu (a) signal learning (belajar isyarat), (b) stimulus-respon learning (belajar rangsangan tanggapan), (c) chaining (mempertautkan), (d) discrimination learning (belajar membedakan), (e) Concept learning (belajar pengertian), (f) rule learning (belajar membuat generalisasi), dan (g) problem solving (belajar memecahkan masalah).
     Pertama, yaitu tipe signal learning tipe ini merupakan tingkat yang paling dasar yang tidak terlalu mementingkang persyaratan tetapi tipe ini adalah tipe yang harus dilalui untuk tipe belajar yang lebih tinggi. Kedua, stimulus-respon learing tipe ini termasuk kedalam instrumental condition atau belajar dengan cara trial-eror. Ketiga, chaining merupakan tipe yang menghubungkan satuan ikatan stimulus-respon. Kondisi yang diperlukan siswa dalam tipe ini antara lain anak harus menguasai sejumlah satuan S-R baik psikomotorik maupun verbal secara internal (Sabri, 2010).
     Keempat, discrimination learning dalam tipe ini kondisi utama dalam berlangsungnya proses belajar adalah siswa harus memiliki kemampuan melakukan chaining dan association dan tentunya memiliki pengalaman. Kelima, concept learning tipe ini membentuk suatu pengertian atau konsep utama yang dibutuhkan yaitu kemarihan diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya. Keenam, rule learning pada tahapan ini siswa belajar membuat generalisasi dan mengadakan kombinasi berbagai konsep dengan menggunakan kaidah-kaidah logika. Seperti induktif, deduktif, analisis, sintesis, asosiasi, diferensasi, komparasi dan kausalitas. Ketujuh, yaitu problem solving yaitu tipe belajar dimana kita mencoba untuk memecahkan dan merumuskan masalah (Sabri, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Sabri, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Ciputat Press
Uno, H. B. (2007). Teori motivasi. Jakarta: Bumi aksara.
Wikipedia. (2013). Motivasi. Diunduh dari: http.//id.m.wikipedia.org/wiki/Motivasi
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar