Jumat, 01 November 2013

Merokok (Mira Yuliani Dewi)

Merokok adalah kegiatan yang individu lakukan dengan membakar tembakau dan menghirupnya. Membakar tembakau dapat dilakukan dalam bahan pelapis seperti kertas ataupun di dalam pipa. Pada saat merokok temperatur yang ada pada ujung tembakau yang dibakar adalah 900ºC. Temperatur yang ada pada ujung pipa atau rokok yang terkena bibir dan dihisap adalah 30ºC. Merokok berbahaya pada kesehatan, karena dalam merokok seseorang dapat menghisap lebih dari 4000 zat kimia berbahaya. Zat-zat yang terkandung dalam rokok antara lain adalah tar, nikotin, gas karbonmonoksid, dan logam berat. Zat-zat tersebut memiliki efek samping masing-masing yang berbeda-beda, tetapi memiliki akibat yang sama yaitu berbahaya bagi kesehatan (Sitepoe, 2000).
Penyebab merokok.
Conrad dan Miller (dikutip dalam Sitepoe, 2000) menyatakan bahwa :
Seseorang akan menjadi menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis: merokok rasanya seperti rangsangan seksual, sebagai suatu ritual, menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan, dan menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis: adanya nikotin yang dapat mengakibatan ketagihan (adiksi) sehingga seseorang ingin terus merokok. (h.17)
 
Individu akan terus merokok bila mereka merasakan kenikmatan yang mereka senangi, baik secara psikologis dan fisiologis. Penyebab psikologis dan fisiologis memiliki pengaruh yang berbanding lurus, sama pentingnya. Dengan adanya nikotin individu pasti akan merasakan ketagihan disebabkan nikotin merupakan zat adiktif. Dengan merasakan ketagihan maka psikologis individu pun akan merasakan ketergantungan. Itulah penyebab perokok akan terus merokok untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya dikarenakan sudah terkena zat adiktif.
Faktor internal.
Manusia akan melakukan sesuatu disebabkan adanya kehendak dalam diri. Sebagai contohnya kegiatan merokok, kegiatan merokok tidak akan terjadi tanpa adanya keinginan si perokok untuk memulai. Memulai kegiatan merokok dilihat dari faktor internal, disebabkan yang utama karena adanya rasa penasaran. Rasa penasaran dalam diri seseorang dapat tumbuh dikarenakan melihat orang lain merokok. Individu yang belum pernah mencoba akan merasa penasaran dan mulai mencoba sendiri lalu karena mencoba sekali akan timbul rasa ketagihan. Terkadang individu mulai merokok karena ingin dianggap sudah dewasa.
Faktor eksternal.
Faktor lain selain faktor internal yang dapat memengaruhi individu untuk merokok adalah faktor eksternal. Faktor eksternal dimaksudkan adalah penyebab dari luar diri individu tersebut yang memicu keinginan untuk merokok. Salah satu penyebab utama adalah karena dipaksa oleh temannya dan tidak enak hati untuk menolak. Bisa terjadi juga karena dimulai dengan menjadi perokok pasif dan akhirnya menjadi perokok aktif. Perokok pasif adalah individu yang menghisap asap rokok yang disebabkan oleh orang lain baik sengaja maupun tidak sengaja. Beberapa pria yang menonton iklan rokok menjadi tertarik untuk merokok, karena di dalam iklan tersebut diberikan pesan bahwa dengan merokok akan terlihat jantan (Sitepoe, 2000).
Akibat merokok
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat banyak iklan rokok dan peringatan mengenai bahaya merokok di dalamnya. Dapat dilihat juga tanda-tanda larangan untuk merokok. Itu semua dikarenakan bahwa secara umum, semua orang tahu bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan dan lingkungannya. Merokok tidak hanya mengganggu kesehatan perokoknya, tapi bagi orang-orang di sekitarnya juga (perokok pasif). “Menjadi perokok pasif bagi wanita hamil boleh dikatakan merupakan permulaan merokok bagi sang janin” (Sitepoe, 2000, h. 19).
Pengaruh bahan kimia dalam rokok terhadap tubuh manusia.
Nikotin.
Nikotin merupakan zat yang terdapat dalam tembakau yang mengakibatkan adiksi atau ketagihan. Nikotin bersifat racun yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah, kontraksi otot jantung, meningkatnya gula darah, meningkatkan kolestrol jahat (LDL), dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah (Sitepoe, 2000).
Tar.
Tar merupakan zat yang terdapat dalam tembakau, cengkeh, dan pembalut rokok. Tar akan terdapat pada rokok yang dibakar. Tar adalah salah satu zat yang dapat memicu kanker paru-paru dalam tubuh manusia (Sitepoe, 2000).
Gas karbonmonoksid (CO).
Gas karbonmonoksid adalah gas yang berlawanan dengan oksigen. Gas karbonmonoksid yang terlalu banyak dalam darah akan mengakibatkan policitemia dalam syaraf pusat (Sitepoe, 2000). ”Kandungan kadar karbonmonoksid di dalam rokok kretek lebih rendah daripada kandungan kadar karbonmonoksid di dalam rokok putih” (Sitepoe, 2000, h. 30).
Penyakit yang disebabkan akibat merokok.
Dalam rokok terdapat banyak bahan kimia yang menyebabkan pengaruh buruh pada kesehatan tubuh antara lain (a) Penyakit kardiovaskuler, (b) Penyakit neoplasma (kanker), (c) Penyakit saluran pernapasan, (d) Gangguan kehamilan, (e) Peningkatan tekanan darah, (f) Peningkatan prevalensi gondok, (g) Penghambatan buang air kecil, dan (h) Amblyopia (Sitepoe, 2000).
Polusi udara akibat rokok.
Merokok akan menghasilkan banyak asap, dari asap tersebutlah dapat timbulnya polusi udara. “Gangguan akut dari polusi ruangan dengan rokok adalah bauyang kurang menyenangkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan” (Sitepoe, 2000, h. 41).
Usaha pencegahan dari merokok
Usaha pencegahan merokok dapat dimulai dalam diri sendiri. Bagi orang yang sudah memiliki pengetahuan bahwa merokok adalah kegiatan yang buruk, janganlah mulai mencoba. Dengan mulai mencoba saja akan menimbulkan ketagihan yang akan menyebabkan susahnya untuk berhenti merokok. Bila di antara kita ada yang diajak teman untuk merokok, walaupun merasa tidak enak lebih baik untuk menolak dengan halus. Dengan merokok yang akan merasakan akibat utamanya adalah diri sendiri. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah untuk mempersulit perusahaan rokok untuk mengedarkan rokok, sehingga akan berkurang konsumsi rokok. Dengan membuat pasal untuk larangan merokok di tempat umum akan menurunkan juga polusi udara dan korban perokok pasif.
Orangtua juga berperan aktif karena orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Jika dari usia dini anak sudah dididik untuk disiplin, maka akan mengurangi kemungkinan anak tersebut di masa remaja akan menjadi perokok. Lembaga kesehatan juga dapat berperan dengan melakukan penyuluhan mengenai akibat-akibat dari merokok di sekolah ataupun di universitas. Dengan menambahnya pengetahuan mengenai akibat maka orang-orang yang ingin merokok akan bepikir berkali-kali untuk merokok.

Daftar Pustaka
Sitepoe, M. (2000). Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo.
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar