Selasa, 05 November 2013

Kenakalan Remaja: Sosialisasi Tidak Sempurna Pada Remaja (Yesica Yulianto 705130106)

Definisi
     Kenakalan remaja adalah salah satu akibat dari sebuah sosialisasi yang tidak sempurna atau yang tidak remaja dapatkan. Menurut kutipan definisi, “Kenakalan pada remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya” (Haryanto, 2011, para. 1). Definisi tersebut sudah menjelaskan bahwa  di dalam kenakalan remaja telah terjadi sebuah pelanggaran norma, yang mungkin sajadilakukan secara sengaja atau tidak sengaja karena mereka belum memahami norma yang berlaku di masyarakat.
     Sebenarnya masih banyak pertanyaan akan usia remaja, apakah sebenarnya mereka belum cukup umur untuk memahami kondisi masyarakat sekitar atau sudah cukup umur untuk dapat memahaminya.Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi” (Haryanto, 2011, para.1). Jadi, sebenarnya remaja adalah di mana seorang anak yang sedang mencari jati diri untuk pindah ke masa dewasa namun harus diberi bimbingan yang intensif dari orangtua mereka agar pencarian jati diri tersebut dapat terarah secara tepat.
     Menurut Hurlock (dikutip dalam Arti remaja menurut para ahli para. 1) “remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik”.
 
Jenis-jenis kenakalan remaja
     Kenakalan remaja tentu memiliki banyak jenis penyimpangan yang remaja lakukan, dan banyak pula memiliki alasan yang mendasari. Dalam pembahasan ini, akan dibahas beberapa kenakalan yang sering remaja lakukan yaitu (a) seks bebas, (b) aborsi, (c) mabuk-mabukan, (d) tawuran, dan (e) narkoba.
     Pertama, seks bebas saat ini kian banyak terjadi di kalangan remaja, banyak remaja menilai seks bebas adalah sebuah hal yang biasa dilakukan remaja masa kini. Remaja yang melakukan seks bebas memiliki beberapa alasan singkat yaitu (a) sekedar untuk senang-senang, (b) menunjukan kasih sayang pada pasangan, dan (c) menarik perhatian orangtua. Kedua, aborsi adalah hal selanjutnya yang akan dilakukan oleh remaja untuk mengatasi kehamilan yang disebabkan hubungan seks pranikah. Ketiga, mabuk-mabukan yang dilakukan remaja untuk tanda sebagai remaja gaul, atau sebagai tanda solidaritas antar kelompok pergaulan mereka.
     Keempat, tawuran adalah kenakalan remaja dalam menunjukan emosi negatif mereka yang belum dapat mereka kontrol. Banyak remaja melakukan tawuran hanya untuk menunjukan kehebatan fisik yang mereka miliki tanpa mempertimbangkan akibat yang akan mereka dapatkan. Kelima, narkoba adalah kenakalan remaja yang sebenarnya lebih merusak masa depan karena narkoba juga akan membawa remaja ke gerbang seks pranikah, “Mereka yang menggunakan obat-obatan terlarang lebih memungkinkan melakukan hubungan seksual pranikah dari pada orang yang tidak memakai obat terlarang” (Pratiwi, 2005, h. 61).
 
Faktor penyebab
     Terdapat beberapa faktor penyebab yang mendasari mengapa kenakalan remaja dapat terjadi. Menurut Haryanto (2011) faktor penyebab tersebut tentu dapat hadir dalam bentuk internal dan eksternal. Bentuk dari faktor internal adalah krisis identitas dan lemahnya akan pengontrolan diri, sedangkan faktor eksternalnya adalah perceraian orantua, teman sebaya yang buruk, serta lingkungan yang buruk. Tentu selain faktor internal dan eksternal juga ada beberapa alasan yang remaja ungkapkan.
     Alasan yang mendasari remaja melakukan kenakalan. Ada beberapa alasan yang sering diungkapkan oleh remaja untuk menjawab apa sebenarnya yang mendasari mereka melakukan kenakalan yaitu (a) mencari kesenangan, (b) terbawa pergaulan, (c) merasa kurang diperhatikan orangtua, (d) merasa tidak dihargai, dan (e) coba-coba.
     Pertama, mencari kesenangan adalah alasan untuk membuat remaja tersebut terhindar dari rasa stres dan salah satu cara bagi kaum remaja untuk menikmati hidup mereka. Kedua, terbawa pergaulan membuat remaja menjadi serupa dengan pergaulannya, mereka beralasan melakukan kenakalan agar dapat diterima di komunitas tersebut dan sebagai penyesuaian. Ketiga, merasa kurang diperhatikan orangtua adalah hal selanjutnya yang dapat menyebabkan penyimpangan dalam perilaku remaja. Perhatian dari orangtua jelas memberikan peran yang penting dalam pengarahan remaja, “Remaja perempuan yang tumbuh dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seksual. Hubungan seksual mereka lakukan sebagai suatu sarana untuk mencari kasih sayang dan pengakuan sosial” (Pratiwi, 2005, h. 62).
     Keempat, merasa tidak dihargai membuat remaja yang belum memiliki kestabilan emosi mudah merasa tersinggung dan ingin menunjukkan kehebatannya, agar mereka di hargai. Dan kelima, coba-coba adalah pemikiran remaja untuk mengetahui apa yang baru dan tabu bagi mereka. Remaja melakukan ini untuk dijadikan pengalaman agar terlihat keren karena sudah pernah melakukannya.
Cara penanggulangan
     Semua penyimpangan dalam perilaku remaja tentu memiliki solusi yang mungkin sulit, namun apabila terus diperjuangkan akan berhasil. Bukan hanya pencegahan pada remaja yang dapat dilakukan, tetapi pada remaja yang menyimpang juga harus ada solusi pengobatannya. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan perilaku menyimpang pada remaja yaitu (a) bimbingan konseling dari guru, (b) perhatian dan kasih sayang khusus dari orangtua, (c) adanya pembangunan program sosial pemerintah untuk kreasi remaja, (d) fasilitas lengkap untuk mendukung hobi positive remaja, (e) teguran yang persuasif bagi remaja, dan (f) menghargai setiap karya mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. (2011). Kenakalan remaja. Diunduh dari http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/

Pengertian remaja, arti remaja menurut para ahli. Diunduh dari

http://edupsi.wordpress.com
Pratiwi, N. (2005). Karena tabu harus tahu. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
 
1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar