Kenakalan
remaja adalah perilaku menyimpang dari aturan yang berlaku, yang dilakukan
remaja. Penyimpangan biasanya dilakukan dengan sengaja, dan untuk mencapai
kesenangan pribadi. Diakibatkan oleh banyak faktor dari dalam diri maupun luar
diri.
Faktor yang
Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja dipengaruhi beberapa hal, yaitu (a) keluarga, (b) lingkungan, (c) pertemanan,
dan (d) psikologis. Pertama, keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk membesarkan,
mendewasakan, dan didalamnya remaja mendapatkan pendidikan pertama kali. Setiap
orang pastinya ingin memiliki keluarga yang harmonis, aman, dan bahagia tetapi,
sekarang banyak permasalahan yang terjadi didalam keluarga yang membuat rasa
tidak nyaman, dan tidak bisa menunjukan rasa emosi pada remaja (Kartono dikutip
dalam Prihatinnigsih, 2006).
Kedua, lingkungan
merupakan tempat sekitar remaja yang memiliki pengaruh besar terhadap
perkembangan remaja. Beberapa keadaan yang memengaruhi remaja untuk melakukan
kenakalan, yaitu (a) kebanyakan mereka berasal dari daerah kota yang
transisional sifatnya yang memiliki subkultur kriminal, (b) keinginan meniru
dan conform dengan gangnya, dan (c) berada di situasi mendesak membuat
remaja melakukan kenakalan tanpa berikir panjang (Kartono dikutip dalam
Prihatiningsih, 2006).
Ketiga,
pertemanan merupakan hubungan antara remaja dengan orang lain yang mempengaruhi
pola pikir remaja selanjutnya, karena biasanya apa yang dilakukan temannya akan
mudah menjadi contoh untuk remaja itu sendiri. Jika, remaja mempunyai teman
yang rajin belajar pastinya ia akan menyesuaikan temannya dengan rajin belajar,
dan sebaliknya. Rasa iri pada remaja sering muncul yang membuat remaja ingin
sama seperti apa yang dilakukan temannya.
Keempat,
psikologis merupakan proses mental atau prilaku yang dimiliki setiap remaja
secara biologis. Dalam hal ini, remaja dapat melakukan kenakalan yang disebabkan
gangguan psikologisnya. Kartono (2006) mengatakan bahwa “kebanyakan
dari remaja menderita gangguan neurologist, sehingga mengurangi kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri. Psikopat merupakan bentuk kekalutan mental dengan
karakteristik sebagai berikut: tidak memiliki pergorganisasian dan integrasi
diri, tidak pernah bertanggung jawab secara moral, dan memiliki konflik”
(dikutip dalam Prihatinnigsih).
Dampak Kenakalan Remaja
Beberapa
dampak kenakalan remaja, antara lain: (a) tidak disukai atau tidak diterima
oleh lingkungan, dan orang lain; (b) menyontek, perilaku menyimpang dari
kejujuran yang dilakukan untuk memperoleh nilai bagus atau kepuasan sendiri;
(c) merokok, perilaku yang seharusnya tidak dilakukan remaja di bawah umur
karena tidak baik untuk kesehatan dan lingkungan; (d) narkoba, penyimpangan
yang dilakukan remaja akibat berada di pergaulan yang buruk dan menyimpang dari
Undang-Undang yang berlaku; dan (e) seks bebas, penyimpangan dari Undang-Undang
yang berlaku, tidak sesuai dengan moral remaja yang seharusnya, dan biasanya
diawali berpacaran tidak sehat.
Beberapa Pendapat tentang Remaja
“Masa lalu
ketika masih kanak-kanak, bagaimana ketika Anda diterima atau ditolak oleh
sebuah kelompok atau menyaksikan sendiri seseorang dijauhi oleh teman-temannya,
mungkin karena sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan kelompok” (Kompas,
2006, h. 4).
Mulyadi (1995)
mengatakan bahwa “remaja usia belasan tahun jangan dulu berpacaran. ‘penilaian
secara rasional terhadap pasanganya belum dapat mereka lakukan dengan baik.’
Remaja belum mampu menjaga hal-hal yang tidak diinginkan” (h. 30).
Bransford (2003) mengatakan bahwa:
Di masa-masa remaja dan masa muda (yang saya sebut masa
muda adalah periode dari sekitar usia tujuh belas tahun hingga dua puluh satu
tahun), proses tidak sadar dalam mencari identitas sebagai orang dewasa
memainkan peran yang semakin penting. Para remaja dan pemuda pada akhirnya
harus berhenti meniru orangtua mereka dan mencari diri mereka sendiri sebagai
orang dewasa, tidak hanya dalam kategori-kategori yang jelas seperti pekerjaan tetapi,
mereka akan menjadi orang macam apa, dengan perasaan dan idaman apa dengan
hubungan dasar apa yang akan mereka miliki. (h.141)
Solusi untuk Kenakalan Remaja
Sebaiknya,
dimulai dari keluarga dengan memperbaiki atau menjaga hubungan antara orangtua
dan anak didalam keluarga yang harmonis, agar anak dapat merasa tenang dan bisa
menyampaikan pendapatnya dengan nyaman. Keluarga pun dapat memperhatikan dengan
siapa anak bergaul sehingga pergaulan yang dijalani anak dapat terkontrol,
memberi batasan dalam bergaul, dan ingatkan tentang baik dan buruknya perilaku
yang menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Bransford, J. D. (2003).
The best years: Panduan mendampingi
perkembangan sosial dan emosional anak di masa remaja (R. Hapsari, Penerj.)
(Tim Prestasi Pustakaraya, Ed.). Jakarta: Prestasi Putakaraya.
Kapan remaja boleh
berpacaran (12th ed.). (1995, Juli). Higina,
52, h.30-31.
Prihatinnigsih, S.
(2006). Juvenile delinquency pada remaja putra korban perceraian orangtua. Jurnal junvenile delinquency. Diunduh
dari http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1059/1/10504177.pdf.
Saat anak tidak diterima
dalam kelompoknya. ( 2006, 15 Januari). Kompas,
h.4.1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar