Jumat, 01 November 2013

Kenakalan Remaja (Grace Paskahlisa)

     Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang dari aturan yang berlaku, yang dilakukan remaja. Penyimpangan biasanya dilakukan dengan sengaja, dan untuk mencapai kesenangan pribadi. Diakibatkan oleh banyak faktor dari dalam diri maupun luar diri.
Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
    Kenakalan remaja dipengaruhi beberapa hal, yaitu (a) keluarga, (b) lingkungan, (c) pertemanan, dan (d) psikologis. Pertama, keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan didalamnya remaja mendapatkan pendidikan pertama kali. Setiap orang pastinya ingin memiliki keluarga yang harmonis, aman, dan bahagia tetapi, sekarang banyak permasalahan yang terjadi didalam keluarga yang membuat rasa tidak nyaman, dan tidak bisa menunjukan rasa emosi pada remaja (Kartono dikutip dalam Prihatinnigsih, 2006).
     Kedua, lingkungan merupakan tempat sekitar remaja yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan remaja. Beberapa keadaan yang memengaruhi remaja untuk melakukan kenakalan, yaitu (a) kebanyakan mereka berasal dari daerah kota yang transisional sifatnya yang memiliki subkultur kriminal, (b) keinginan meniru dan conform dengan gangnya, dan (c) berada di situasi mendesak membuat remaja melakukan kenakalan tanpa berikir panjang (Kartono dikutip dalam Prihatiningsih, 2006).
    Ketiga, pertemanan merupakan hubungan antara remaja dengan orang lain yang mempengaruhi pola pikir remaja selanjutnya, karena biasanya apa yang dilakukan temannya akan mudah menjadi contoh untuk remaja itu sendiri. Jika, remaja mempunyai teman yang rajin belajar pastinya ia akan menyesuaikan temannya dengan rajin belajar, dan sebaliknya. Rasa iri pada remaja sering muncul yang membuat remaja ingin sama seperti apa yang dilakukan temannya.
    Keempat, psikologis merupakan proses mental atau prilaku yang dimiliki setiap remaja secara biologis. Dalam hal ini, remaja dapat melakukan kenakalan yang disebabkan gangguan psikologisnya. Kartono (2006) mengatakan bahwa “kebanyakan dari remaja menderita gangguan neurologist, sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. Psikopat merupakan bentuk kekalutan mental dengan karakteristik sebagai berikut: tidak memiliki pergorganisasian dan integrasi diri, tidak pernah bertanggung jawab secara moral, dan memiliki konflik” (dikutip dalam Prihatinnigsih).
Dampak Kenakalan Remaja
     Beberapa dampak kenakalan remaja, antara lain: (a) tidak disukai atau tidak diterima oleh lingkungan, dan orang lain; (b) menyontek, perilaku menyimpang dari kejujuran yang dilakukan untuk memperoleh nilai bagus atau kepuasan sendiri; (c) merokok, perilaku yang seharusnya tidak dilakukan remaja di bawah umur karena tidak baik untuk kesehatan dan lingkungan; (d) narkoba, penyimpangan yang dilakukan remaja akibat berada di pergaulan yang buruk dan menyimpang dari Undang-Undang yang berlaku; dan (e) seks bebas, penyimpangan dari Undang-Undang yang berlaku, tidak sesuai dengan moral remaja yang seharusnya, dan biasanya diawali berpacaran tidak sehat.
Beberapa Pendapat tentang Remaja
     “Masa lalu ketika masih kanak-kanak, bagaimana ketika Anda diterima atau ditolak oleh sebuah kelompok atau menyaksikan sendiri seseorang dijauhi oleh teman-temannya, mungkin karena sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan kelompok” (Kompas, 2006, h. 4).
     Mulyadi (1995) mengatakan bahwa “remaja usia belasan tahun jangan dulu berpacaran. ‘penilaian secara rasional terhadap pasanganya belum dapat mereka lakukan dengan baik.’ Remaja belum mampu menjaga hal-hal yang tidak diinginkan” (h. 30).
Bransford (2003) mengatakan bahwa:
Di masa-masa remaja dan masa muda (yang saya sebut masa muda adalah periode dari sekitar usia tujuh belas tahun hingga dua puluh satu tahun), proses tidak sadar dalam mencari identitas sebagai orang dewasa memainkan peran yang semakin penting. Para remaja dan pemuda pada akhirnya harus berhenti meniru orangtua mereka dan mencari diri mereka sendiri sebagai orang dewasa, tidak hanya dalam kategori-kategori yang jelas seperti pekerjaan tetapi, mereka akan menjadi orang macam apa, dengan perasaan dan idaman apa dengan hubungan dasar apa yang akan mereka miliki. (h.141)
Solusi untuk Kenakalan Remaja
     Sebaiknya, dimulai dari keluarga dengan memperbaiki atau menjaga hubungan antara orangtua dan anak didalam keluarga yang harmonis, agar anak dapat merasa tenang dan bisa menyampaikan pendapatnya dengan nyaman. Keluarga pun dapat memperhatikan dengan siapa anak bergaul sehingga pergaulan yang dijalani anak dapat terkontrol, memberi batasan dalam bergaul, dan ingatkan tentang baik dan buruknya perilaku yang menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Bransford, J. D. (2003). The best years: Panduan mendampingi perkembangan sosial dan emosional anak di masa remaja (R. Hapsari, Penerj.) (Tim Prestasi Pustakaraya, Ed.). Jakarta: Prestasi Putakaraya.
Kapan remaja boleh berpacaran (12th ed.). (1995, Juli). Higina, 52, h.30-31.
Prihatinnigsih, S. (2006). Juvenile delinquency pada remaja putra korban perceraian orangtua. Jurnal junvenile delinquency. Diunduh dari http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1059/1/10504177.pdf.
Saat anak tidak diterima dalam kelompoknya. ( 2006, 15 Januari). Kompas, h.4.

1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar