Menurut Popov dalam buku The Family
Virtues Guide (1997), jujur berarti terbuka, dapat dipercaya, dan menyampaikan
kebenaran. Orang yang jujur adalah orang yang tidak berdusta, menipu, atau mencuri
(Dikutip dalam Dwiputri, 2011). Menurut Syatriadi (2013), jujur bukan hanya
sekadar teori tetapi juga tindakan nyata. M Dapat disimpulkan jujur
adalah suatu sikap atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan
memiliki bukti.
Faktor yang memengaruhi Kejujuran
dalam Kehidupan Sehari-hari
Faktor internal. Salah
satu faktor internal dalam melakukan kejujuran adalah menerapkan sikap jujur
sejak masih kecil. Setiap orangtua pasti tidak menginginkan anak-anaknya untuk
berbohong dan bersikap tidak jujur. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi
contoh bagi anak-anaknya dengan menunjukkan sikap yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Apa yang diajarkan kepada anak harus sesuai dengan sikap
orangtuanya. Jika ada ketidaksesuaian dengan apa yang diajarkan orangtua dengan
apa yang dilihat anak dari kehidupan orangtuanya, maka akan timbul masalah
dalam diri anak tersebut. Hal itu akan dijadikan alasan untuk melanggar apa
yang dituntut oleh orangtuanya (Gunarsa & Gunarsa, 1995, h. 63-64).
Faktor
eksternal. Salah satu faktor ekternal dalam melakukan kejujuran adalah motivasi.
Motivasi diberikan oleh lingkungan sekitar untuk berbuat jujur. “Motivasi
adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individu” (Indrawati, dikutip dalam Gabriel, 2012). Motivasi dapat diterapkan
dengan pemberian penghargaan. Misalnya, seorang anak yang bersikap jujur,
diberikan pujian atau hadiah, sehingga adanya penguatan untuk melakukan
tindakan jujur (Gabriel, 2012).
Manfaat Bersikap Jujur
Beberapa
manfaat melakukan kejujuran, yaitu (a) timbul rasa percaya diri pada diri
sendiri, (b) membawa dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat, (c) timbul
sikap mandiri atau tidak selalu bergantung dengan orang lain, dan (d)
menjadikan pelakunya bersikap kokoh dan berpegang teguh pada pendiriannya
(Dwiputri, 2011).
Cara Menumbuhkan Kejujuran
Terkadang secara tidak sadar individu
melakukan kebohongan dan hal tersebut menjadi contoh yang tidak baik bagi orang
yang mengetahuinya. “Jangan meremehkan hal kecil, karena segala sesuatu bermula
dari yang kecil” (Duadua, dikutip dalam Ungu, 2012). Ketika seseorang tidak
sadar melakukan kebohongan maka itu akan terus berlanjut hingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk selalu jujur
dalam melakukan sesuatu walau dalam hal sekecil apapun, akan menanamkan dan menumbuhkan sikap jujur di dalam diri individu.
Daftar Pustaka
Gunarsa, S.
D., & Gunarsa, Y. S. D. (1995). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Gabriel, A.
(2012, 25 Oktober). Psikologi: Penerapan nilai kejujuran sejak usia dini.
Diunduh dari http://amadeagabriel.blogspot.com/2012/10/penerapan-nilai-kejujuran-sejak-usia.html
Dwiputri,
A. (2011, 7 Agustus). Kejujuran dalam keluarga. Diunduh dari
http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/07/02064924/kejujuran.dalam.Keluarga
Syatriadi, T.
(2013). Pengertian, arti, dan definisi jujur. Diunduh dari http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/04/pengertian-arti-dan-definisi-jujur.html
Ungu, V.
(2012). Meningkatkan kejujuran siswa melalui teknik positive reinforcement.
Diunduh dari http://viendaungu.blogspot.com/2012/06/meningkatkan-kejujuran-siswa-melalui.html
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar