Menurut Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (2010), banjir adalah peristiwa ketika daratan
tergenang oleh air yang jumlahnya besar (Universitas Sumatera Utara, 2013). Definisi
lainnya, banjir adalah suatu bencana dimana terdapat genangan air secara
berlebihan pada daratan yang relatif luas (“Penyebab dan Cara Mengatasi Banjir
di Jakarta,” 2010).
Dengan demikian, banjir adalah peristiwa
yang terjadi karena daratan tergenang oleh air dalam jumlah yang besar dan
menyebabkan kerugian harta benda maupun kehilangan jiwa manusia.
Jenis-jenis Banjir
Banjir bandang. Banjir
berskala besar yang datang secara tiba-tiba dalam jangka pendek dan menimbulkan
kerugian yang besar (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008).
Banjir hujan ekstrem. Banjir yang
disebabkan meluapnya air hujan dengan sangat deras dan biasanya terjadi setelah
enam jam hujan lebat turun (“Jenis-jenis Banjir,” 2010).
Banjir
luapan sungai atau kiriman. Banjir yang disebabkan oleh datangnya air dari
daerah daratan tinggi (pegunungan) yang mengalami hujan deras terus-menerus.
Umumnya seperti, banjir Jakarta yang disebabkan oleh hujan deras yang terjadi
di Bogor (Saifuddin, 1980).
Banjir pantai (ROB). Banjir
yang disebabkan oleh datangnya air laut pada daratan dekat pantai dan mengalir
deras ke permukiman penduduk (“Jenis-jenis Banjir,” 2010).
Banjir
Hulu. Banjir yang disebabkan oleh tingginya debit air sungai yang mengalir.
Banjir ini biasanya terjadi di permukiman dekat hulu sungai (“Jenis-jenis Banjir," 2010).
Faktor-faktor Penyebab Banjir
Curah hujan yang tinggi. Indonesia
merupakan negara tropis sehingga memiliki intensitas curah hujan yang tinggi.
Curah hujan tinggi biasanya terjadi dalam jangka waktu yang singkat dan sulit
diserap oleh tanah sehingga menimbulkan banjir (Nugroho, 2002).
Alih
fungsi daerah bantaran sungai. Kepadatan penduduk Indonesia menyebabkan
banyak penduduk yang tidak memiliki rumah, memilih bantaran sungai sebagai
permukiman mereka. Akibat dari dibangunnya permukiman penduduk di bantaran
sungai. Air sungai tidak memiliki daerah resapan secara optimal sehingga
menimbulkan banjir (Nugroho, 2002).
Berubahnya ruang terbuka hijau menjadi kawasan pembangunan. Wilayah Indonesia semakin sempit
karena banyaknya pembangunan. Pembangunan yang dibangun seperti permukiman,
gedung dan jalan. Berubahnya ruang terbuka hijau menjadi kawasan pembangunan
menyebabkan tidak adanya daerah resapan air sehingga menimbulkan banjir (Maharani,
2013).
Sistem drainase yang buruk. Banyak
kesalahan yang terjadi dalam membuat saluran drainase. Saluran drainase
seharusnya berujung pada sungai atau laut. Di Indonesia, saluran drainase
biasanya berujung pada daerah resapan pada tanah. Sistem drainase yang buruk
ini menimbulkan banjir (Maharani, 2013).
Tidak
optimalnya fungsi waduk maupun situ. Banyak waduk dan situ di Indonesia
mengalami pendangkalan akibat terendam lumpur, sampah, limbah dan tumbuhan
eceng gondok. Umumnya, waduk yang kering juga dijadikan sebagai tempat
pemukiman (Maharani, 2013).
Dampak Banjir
Merusak sarana dan prasarana. Banjir
dapat merusak gedung, rumah dan jembatan (“Sepuluh Akibat dan Dampak Negatif
Banjir yang Utama,” 2010).
Memutuskan jalur transportasi. Genangan
air pada jalan menyebabkan terputusnya jalur transportasi. Banjir yang tinggi
menyebabkan transportasi tidak dapat melalui jalan (“Sepuluh Akibat dan Dampak
Negatif Banjir yang Utama,” 2010).
Merusak, menghilangkan harta benda dan jiwa manusia. Banjir merugikan materi, misalnya
rusaknya barang-barang elektronik dan rumah. Banjir yang besar juga dapat
menewaskan banyak korban jiwa melalui penyakit bahkan terbawa oleh genangan air
yang deras (“Sepuluh Akibat dan Dampak Negatif Banjir yang Utama,” 2010).
Merusak lapisan bumi. Hujan
deras secara terus menerus menyebabkan adanya erosif, yaitu aksi erosi yang
merusak lapisan horizontal bumi (Lopes & Ehlers, 2008).
Cara Menanggulangi Banjir
Pengelolaan pertanian dan tanah hutan yang tepat. Untuk mengurangi bencana banjir, harus
dapat mengelola pertanian dan tanah hutan secara tepat di daerah peralihan di
dekat sumber sungai. Air harus dapat meresap ke dalam tanah, dengan pengelolaan
pertanian dan tanah hutan yang tepat, air hujan dapat mengalir kembali ke dalam
tanah dengan mudah (Lukman, 2005).
Pemakaian
tandon penyimpanan kecil. Tandon penyimpanan kecil yang dapat dialirkan
tanah jika terdapat persediaan yang tidak memadai dalam sungai sehingga tepi
sungai tidak lagi mengalami banjir (Lukman, 2005).
Membangun
bendungan air. Bendungan air dibangun untuk mengalirkan air ke sungai atau
laut agar tidak merendam daratan. Bendungan air yang biasanya dipakai berupa
tanggul (Lopes & Ehlers, 2008).
Membangun
lubang biopori. Lubang biopori adalah lubang resapan yang dibuat disekitar
tempat tinggal menggunakan mikroba-mikroba tanah. Lubang ini mudah untuk
diserap menjadi reservoir dan resapan alam (“Jenis-jenis Banjir, Penyebab, dan
Cara Penanggulangannya,” 2013).
Daftar
Pustaka
Jenis-jenis
banjir, penyebab, dan cara penanggulangannya. (2013). Diunduh dari
www.anneahira/jenis-jenis-banjir.htm
Jenis-jenis banjir. (2008, 28 April).
Diunduh dari http://solusibanjirindonesia.wordpress.com/2012/04/28/jenis-jenis-banjir/
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lopes, J., & Ehlers, C. (2008). The world book encyclopedia: Flood (12th
ed., pp. 236-237). Chicago, USA: World Book.
Lukman, C. (Ed.). (2005). Ilmu pengetahuan populer: Pengendalian
banjir (3rd ed., h. 96). Jakarta: Widyadara.
Maharani, D. (2013). Inilah empat
penyebab banjir di Jakarta. Kompas. Diunduh
dari http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/22/1053289/Ini.4.Penyebab.Banjir.Jakarta
Nugroho, S. P.
(2002, Februari). Analisis curah hujan dan sistem pengendalian banjir di Pantai
Utara Jawa Barat. Jurnal Saint dan
Teknologi BPPT. Diunduh dari www.iptek.net.id
Penyebab
dan
cara mengatasi banjir di Jakarta. (2010, 25 Juli). Diunduh dari
http://www.infodokterku.com/component/content/article/24-opinions/opini-sebelumnya/102-penyebab-dan-cara-mengatasi-banjir-di-jakarta
Saiffudin, A. B. (1980). Ensiklopedia Indonesia: Banjir kiriman (h.
39).
Jakarta: Ichtiar Baru.
Sepuluh Akibat
dan Dampak Negatif Banjir yang Utama. (2010). Diunduh dari
http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/10-akibat-dan-dampak-negatif-banjir-yang-utama/
Universitas Sumatera Utara. (2013).
Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37269/4/Chapter%20II.pdf
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar