Banjir sering terjadi di Indonesia. Seringkali manusia tidak peduli akan
lingkungan yang menyebabkan kerugian terhadap diri sendiri. Beberapa wilayah di
Indonesia mengalami banjir yang disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam
artikel ini akan dibahas mengenai penyebab banjir, dampak banjir, dan
pencegahan dan penanggulangan terhadap banjir.
Pengertian
Banjir
“Banjir
adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan”
(Wikipedia, 2013, para. 1). Banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada
daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh
volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Faktor Penyebab Banjir
Terdapat
beberapa faktor penyebab terjadinya banjir. Di setiap wilayah di Indonesia,
banyak sekali faktor banjir yang membutuhkan perhatian khusus untuk
menanggulanginya. Beberapa penyebab
terjadinya banjir antara lain (a) curah hujan yang tinggi, (b) buruknya
penanganan sampah, (c) pembangunan pemukiman, dan (d) penebangan hutan secara
liar (Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika, 2012, para. 1).
Pertama, curah hujan yang tinggi merupakan penyebab banjir secara umum.
Besarnya curah hujan yang terjadi dalam jangka waktu berhari-hari yang menyebabkan terlalu banyaknya volume air di
daratan. Kedua, buruknya penanganan sampah seringkali terjadi di kota-kota
besar di Indonesia. Hal ini menyebabkan tersumbatnya saluran pembuangan
sehingga mengakibatkan meluapnya sampah ke daratan ketika banjir. Ketiga,
pembangunan pemukiman yang menghilangkan daerah resapan air menyebabkan air
tidak dapat ditampung dengan baik sehingga menumpuk di daratan. Keempat,
penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan air hujan tidak dapat diserap
dengan baik oleh tumbuhan sehingga air menjalar ke pemukiman.
Dampak
Banjir
Banjir
di Jakarta memiliki banyak penyebab. Tentunya banjir dapat berpengaruh terhadap
aktivitas manusia. Dari berbagai macam jenis banjir tentunya sebagian besar dapat
merugikan dan berdampak negatif bagi aktivitas manusia. Dampaknya seperti
terhadap lingkungan yang bersifat merusak lingkungan dan terhadap manusia yang
mengganggu aktivitas manusia. (Aimyaya, 2012,
para. 1)
Dampak banjir terhadap
lingkungan. Banyak dampak yang terjadi terhadap lingkungan akibat banjir.
Aimyaya (2012) berpendapat bahwa banjir dapat merusak sarana dan prasarana,
mencemari lingkungan, menyebabkan erosi atau longsor, dan lain sebagainya. Hal
ini tentu akan mengganggu aktivitas kehidupan manusia.
Dampak terhadap manusia. Tentunya banjir yang juga disebabkan
oleh manusia berdampak terhadap mereka. Aimyaya (2012) berpendapat bahwa
ada beberapa dampak seperti rusak atau hilangnya
harta benda, gangguan kesehatan, mengganggu proses perekonomian, dan kehilangan
masa depan seperti pekerjaan atau kehilangan jiwa. Manusia tentunya yang paling
dirugikan akibat banjir yang salah satu faktor terjadinya banjir adalah manusia
itu sendiri.
Pencegahan
dan Penanggulangan Terhadap Banjir
Banjir
merupakan bencana alam yang mengganggu aktivitas manusia. Dengan demikian
banjir harus dicegah agar tidak terjadi dan harus ditanggulangi agar dapat
berkurang. Banyak cara untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan banjir.
Akan tetapi, tidak semua dapat
direalisasikan karena terbatasnya kemampuan seseorang. Berdasarkan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta (dikutip dalam “Banjir Besar Tetap Melanda Jakarta,” 2013),
terdapat beberapa pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan dengan
segera untuk menanggulangi banjir.
Pengeringan waduk. Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta (2013) mengatakan bahwa dengan mengeringkan waduk, waduk
akan berfungsi secara optimal sebagai tendon. Pompa dalam waduk bekerja
mengurangi air dalam waduk, sehingga kapasitas waduk menjadi maksimal. Hal ini
tentunya akan membantu mengurangi kapasitas air yang meluap ke daratan apabila
hujan terjadi. “Kami sedang menerapkan hal yang sama untuk sejumlah waduk lain.
Cara ini perlu dilakukan agar kapasitas waduk menjadi maksimal” (Joko, dikutip
dalam Kompas, 2013, h. 15).
Patroli lurah dan camat.
Purnama (dikutip dalam Kompas, 2013) menyatakan bahwa “camat dan lurah harus
rajin berpatroli dan menggerakkan satuan tugas banjir” (h. 15). Hal ini
bertujuan agar lurah dan camat dapat mengetahui lokasi-lokasi genangan sehingga
bisa cepat diperbaiki. Dengan adanya patroli, tentunya meningkatkan kepedulian
warga terhadap lingkungan sehingga secara perlahan banjir dapat diatasi.
Reboisasi. Penanaman kembali
hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar dapat mengurangi banjir. Hal
ini berguna untuk memperbaiki ekosistem alam, menyerap polusi, dan mencegah
pemanasan global. Sehingga penyerapan air dapat bekerja dengan baik.
Disiplin membuang sampah pada
tempatnya. Tempat sampah telah dibagi menjadi dua jenis yaitu, tempat
sampah organik dan anorganik. Letak tempat sampah kini banyak terdapat di
berbagai tempat. Dengan menanamkan sikap disiplin pada diri sendiri untuk
membuang sampah pada tempatnya, tentu orang lain akan mencontoh hal baik dan
malu melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
DAFTAR
PUSTAKA
Aimyaya. (2012, April). 10 akibat dan dampak negatif banjir yang
utama. Diunduh dari http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/10-akibat-dan-dampak-negatif-banjir-yang-utama/
Banjir
besar tetap melanda jakarta. (31 Oktober, 2013). Kompas, h. 15.
Dinas Perhubungan
Komunikasi & Informatika. (2012). Diunduh dari http://www.badungkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=2880&Itemid=128
Wikipedia. (2013, 1
September). Banjir. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar