Definisi
Merokok
Merokok merupakan perilaku yang tidak asing lagi untuk dilihat, baik dalam kalangan orang dewasa, remaja, dan anak-anak
yang masih sekolah dasar. Dahulu hanya orang yang tingkat perekonomiannya
tinggi yang dapat merokok, sebab harga rokok yang mahal dan jumlahnya yang
terbatas. Akan tetapi, sekarang orang yang merokok tidak hanya dari kalangan
atas saja, namun kalangan menengah dan ke bawahpun juga dapat menikmati rokok.
Hal itu disebabkan mulai muncul beragam merek rokok dan harga rokok yang tidak
begitu mahal. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rokok adalah gulungan
tembakau yang dibungkus atau kawung rokok yang penyalutnya (pembalutnya) daun
enau (aren) sedangkan merokok adalah menghisap rokok.
Biasanya untuk pertama kali, individu mencoba dahulu menghisap rokok
lalu seiring dengan berjalannya waktu, ia tidak bisa lepas dari barang
tersebut. Individu yang merokok mempunyai alasan pribadi yang berbeda-beda satu
dengan yang lainnya, namun secara umum berikut faktor-faktor yang membuat
individu merokok.
Faktor
yang Memengaruhi Aktivitas Merokok
Suwarti (dikutip dalam Karyani & Sulistiyanto, 2000) mengemukakan
bahwa “alasan yang menyebabkan seseorang tetap merokok adalah karena kurangnya
informasi tentang bahaya merokok. Masih sedikitnya informasi tentang bahaya
merokok yang diperoleh masyarakat disinyalir cukup berperan” (h. 15). Dalam
kutipan tersebut dinyatakan bahwa seseorang tetap merokok karena kurang
mendapat informasi tentang bahaya merokok, namun di sini saya akan menjabarkan
alasan orang merokok melalui faktor internal dan faktor eksternalnya.
Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri induvidu tersebut. Tidak
dipengaruhi oleh orang lain ataupun lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor
internal dari individu yang merokok.
Depresi.
Hal ini disebabkan individu tersebut merasa tidak dapat menyelesaikan masalahnya
dan menganggap bahwa rokok dapat membuatnya tenang. Mungkin pada awalnya individu
tersebut hanya mencoba dan ternyata bagi individu tersebut rokok dapat
mengatasi rasa depresinya serta membuatnya tenang.
Ingin merasa lebih
percaya diri. Hal ini disebabkan individu merasa
kurang baik dalam pergaulan dan tidak percaya pada dirinya sendiri.
Individu tersebut merasa tidak berguna dalam lingkungannya sehingga ia
mencari pelampiasan dengan rokok.
Keluarga.
Hal ini disebabkan keluarga individu yang broken home dan individu tersebut tidak tahu cara melampiaskan
masalahnya dalam keluarga. Ia memilih untuk merokok dalam melampiaskan
kekesalan dan kesedihannya. Faktor keluarga dapat juga disebabkan oleh orangtua
individu yang merokok, sehingga individu merasa bahwa merokok itu tidak salah.
Faktor
eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari lingkungan luar, baik itu dari teman sekolah, teman komunitas, dan
dapat juga dari media. Berikut adalah beberapa faktor eksternal dari individu
yang merokok.
Pergaulan. Pergaulan
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi seseorang merokok. Pada
prinsipnya manusia adalah mahluk sosial; manusia tidak dapat hidup
sendiri dan memerlukan orang lain. Apabila individu tinggal dalam pergaulan
di mana orang-orangnya merokok maka kemungkinan besar individu tersebut akan
menjadi perokok juga. Hal itu dapat terjadi karena individu ingin terlihat friendship, gaul, dan keren serta ingin
diakui keberadaannya.
Suasana dekat rumah. Suasana
dekat rumah juga dapat mempengaruhi seseorang merokok. Sebenarnya tidak hanya
suasana dekat rumah, namun suasana dalam lingkungan yang sering dihadiri oleh
individupun juga dapat mempengaruhi. Walaupun teman-teman individu tersebut
tidak merokok, namun suasana dekat rumah individu merokok, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa individu akan menjadi seorang perokok. Pada awalnya individu menjadi
perokok pasif namun lama-kelamaan akan menjadi perokok aktif.
Reference List
Gramedia
Pustaka Utama. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penulis.
Suwarti. (2007). Bahaya merokok dan
upaya penangananya. Jurnal Ilmiah
Psikologi: Psychoidea, 5(1),
11-16. 1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar