Rabu, 06 November 2013

Bahasa Tidak Baku pada Remaja (Mario - 705130041)

Definisi Bahasa
Bahasa/ language berasal dari bahasa latin yang berarti lingua atau lidah.
Bagus (1996) mengemukakan bahwa bahasa terdiri dari beberapa pengertian, yaitu:
(a) Kumpulan kata-kata, arti kata-kata yang standar, dan bentuk-bentuk ucapan yang digunakan sebagai metode komunikasi, (b) cara apa saja yang menyatakan isi-isi kesadaran (rasa peraasaan, emosi, keinginan, pikiran) dan pola arti yang konsisten, (c) kegiatan universal insani untuk membentuk sistem tanda-tanda sesuai dengan aturan-aturan asosiasi yang diterima umum, (d) bentuk-bentuk ucapan manusia yang dikondisikan secara historis dan sosial (h. 112).
Fungsi bahasa. Bahasa memiliki banyak fungsi, beberapa fungsi pokoknya antara lain (a) kognitif, (b) emotif, (c) imperatif (direktif), (d) evaluatif, (e) bertanya, (f) performatif, (g) magis, (h) seremonial, (i) ekspresif, dan (j) seruan. (Bagus, 1996, h. 117-118).
Jenis khusus bahasa. Jenis khusus bahasa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu (a) bahasa obyek, (b) bahasa performatif, (c) bahasa formal. Bahasa obyek adalah bahasa yang digunakan untuk membicarakan hal-hal yang kita sadari, sebagai lawan dari metabahasa. Bahasa obyek tidak mempunyai referensi linguistik dan sintaksis, sementara metabahasa memilikinya. Bahasa performatif digunakan untuk menjelaskan aktivitas yang dilakukan atau terdapat kegiatan dalam pengucapannya. Bahasa formal adalah bahasa yang tersusun berdasarkan aturan konseptual dan logis khusus. (Bagus, 1996, h. 118-119).
Definisi Bahasa Tidak Baku
Sebuah bahasa dapat didefiniskan sebagai kata tidak baku apabila tidak memenuhi kebakuan dari segi: (a) lafal, tidak lagi 'menampakkan' ciri-ciri bahasa daerah ataupun asing; (b) ejaan, sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan); (c) gramatika, harus mengikuti kaidah-kaidah gramatika; (d) segi nasional, tidak lagi bersifat kedaerahan; (e) bahasa asing, serapan dari bahasa asing telah dibuat pedoman sesuai dengan EYD (Chaer, 2011).
Jenis-jenis Bahasa Tidak Baku
Bahasa gaul/ Bahasa prokem. Adalah bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Indonesia. Dikenal sebagai istilah bahasa prokem seiring perkembangan waktu, disebut menjadi bahasa gaul. Sintaksis dan morfologinya merupakan dari bahasa Indonesia diiringi dengan dialek Betawi (Kridalaksana, 2008).
Contoh baku/tidak baku: saya, aku/ gue, gua
Bahasa Alay. Merupakan variasi bahasa yang muncul karena adanya komunitas anak-anak remaja/muda. Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul (jarang pulang). Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya keren secara gaya busananya (Pradana, 2012). Bahasa alay cenderung menggunakan huruf z, x atau q untuk memodifikasi kata-kata mereka. Sebagian bahkan menggunakan angka yang mirip dengan huruf aslinya sebagai pengganti huruf.
Contoh baku/alay: alay/aL4Y, 
Vikinisasi. Bahasa Indonesia tidak lazim dan tidak baku yang diciptakan oleh Vicky Prasetyo, merupakan bahasa yang booming meskipun memiliki kesalahan tata bahasa yang besar atau sama sekali tidak nyambung.
Contoh: labil ekonomi, harmonisasi, statusisasi
Dampak Bahasa Tidak Baku bagi Remaja
Dampak positif, remaja menjadi lebih kreatif dan inovatif. Apabila digunakan pada saat yang tepat, dapat menjadi media komunikasi yang baik
Dampak negatif, (a) remaja tidak lagi mengenal bahasa baku, (b) remaja tidak lagi menggunakan prinsip EYD, (c) remaja menganggap remeh bahasa Indonesia karena sudah merasa bisa bahasa Indonesia yang baik dan benar (Pradana, 2012). Untuk bahasa alay, salah satu dampak negatif yang lainnya adalah kesulitan komunikasi akibat sulitnya kata-kata bahasa alay untuk dicerna.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Menggunakan Bahasa Tidak Baku
Menurut Piaget (dikutip dalam Papalia, 2004), "Remaja memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut tahap formal operasional. Piaget menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan kapasitas abstraksinya."
Menurut Owen (dikutip dalam Papalia, 2004) "Remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka."
Menurut Erikson (1968), "Remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas."
Mencegah Berkembangnya Bahasa Tidak Baku di Indonesia
Cara mencegah agar bahasa tidak baku tidak berkembang di Indonesia, yaitu: (a) guru lebih menekankan dalam pembelajaran bahasa baku, (b) tidak menyingkat atau menggunakan bahasa tidak baku saat mengirim pesan, (c) banyak membaca tulisan Indonesia yang baik dan benar.

Simpulan
Bahasa adalah kunci utama dalam komunikasi. Penyebab munculnya bahasa yang tidak baku pada remaja disebabkan oleh pola pikir yang ingin membedakan dirinya dari yang lain, membentuk identitas yang unik dan berbeda dari yang lain. Bahasa tidak baku merupakan bentuk suatu kreativitas, tetapi baiknya tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, L. (1996). Kamus filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik (4th ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem
Mengapa Remaja Suka Menggunakan Bahasa Gaul..? (2008). Diunduh dari http://smpseisarik.blogspot.com/2008/10/mengapa-remaja-suka-menggunakan-bahasa.html
Pradana, P. (2012). Dampak penggunaan bahasa alay pada remaja. Universitas Muhammadiyah, Purworejo. Diunduh dari http://piiekaa.blogspot.com/2013/01/dampak-penggunaan-bahasa-alay-pada.html

1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar