Apa yang pertama kali terlintas dipikiran, kalau saya mengatakan wawancara? Pasti akan banyak sekali yang berfikiran tentang percakapan biasa, proses tanya jawab, atau bahkan orang kepo yang ingin Tanya-tanya mengenai sesuatu tentang diri anda. Disini saya akan memberikan sedikit gambaran dan penjelasan mengenai wawancara. Pertama apa itu wawancara? Banyak ahli dan tokoh yang mendefinisikan apa itu wawancara namun secara umum Wawancara adalah metode pengambilan data atau mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalu interaksi tanya-jawab antara interviewer (orang yang melakukan wawancara) dan interviewee (orang yang diwawancarai) dan dilakukan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Secara definisi sudah menunjukan bahwa wawancara dan percakapan biasa adalah hal yang berbeda. Wawancara memiliki tujuan dan skema sedangkan percakapan biasa tidak. Untuk lebih jelasnya saya akan menjabarkan beberapa fakta perbedaan antara wawancara dan percakapan biasa. Wawancara mempunyai urut-urutan dan dilaksanakan dengan tema yang relevan dan spesifik, di dalam wawancara mungkin saja membicarakan fakta atau perasaan yang tidak menyenangkan. Pewawancara harus memiliki pengetahuan tentang area yang tercakup dalam wawancara, sedangkan dalam percakapan biasa biasanya rekan yang sedang diajak bercakap bisa melupakan apa yang sedang dibicarakan atau bahkan “ngalor-ngidul” kemana-mana. Wawancara bertujuan mengumpulkan informasi, membangun hubungan, memperbesar pemahaman pewawancara dan klien terhadap masalah tingkah laku, memberikan dukungan dan arahan dalam membantu klien menangani masalah tingkah laku. Jadi kalau ada yang masih berpikiran wawancara dan percakapan biasa merupakan hal yang sama, disini mungkin mendapat sedikit kejelasan bahwa wawancara dan sekedar percakapan biasa adalah hal yang berbeda.
Lalu biasanya di mana sajakah teknik wawancara bisa dipakai? Penggunaan wawancara sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, biasanya digunakan seseuai dengan tujuan seperti menggali informasi, menanyakan keadaan seseorang, atau bahkan dapat digunakan untuk menyegarkan dan memulihkan keadaan seseorang. Wawancara bisa dipakai dalam berbagai bidang contohnya saja pada saat melakukanrecruitmen atau placement, selection, konseling,psikoterapi,psikotes,
Mengapa teknik wawancara sering bahkan gemar untuk dipakai menurut saya teknik wawancara meiliki keunggulan dan kegunaan yang lebih dibanding teknik lainnya, walau pada kenyataannya wawancara tidaklah cukup. Keunggulan teknik wawancara dibandingkan dengan teknik lain sangat banyak misalnya saja murah, bila pewawancara sudah lama berpengalaman di bidangnya teknik wawancara mudah digunakan, dapat mengali lebih dalam informasi klien, dan mencari informasi yang belum tentu teknik-teknik lain dapat gambarkan. Dimaksudkan disini bila menggunakan teknik lain misalkan saja alat tes hasil yang di dapat dari alat tes bisa di cross check dengan hasil wawancara begitu sebaliknya dan biasanya teknik wawancara mendapatkan hasil yang lebih mendalam (observasi tingkah laku, reaksi klien tentang situasi kehidupannya saat ini). Selain itu kegunaan wawancara adalah sarana untuk mengembangkan rapport dan mendorong klien untuk melakukan eksplorasi diri. Beberapa hal yang menguntungkan dan hal-hal lainnya yang bisa didapatkan dalam wawancara adalah pertama, menemukan kekuatan dan kelemahan klien, kedua menemukan level penyesuaian diri klien, ketiga mengenali sebab musabab atau asal usul masalah klien, dan terakhir dapat mengetahui riwayat pribadi dan keluarga klien
Teknik wawancara tidaklah semudah yang dibayangkan penggunaannya. Teknik wawancara bisa saja dilakukan secara optimal jika pewawancara memiliki ketiga hal ini.
1. Awareness
Sadari bahwa masalah kontekstual yang terjadi di luar kontrol seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang mendiskusikan pendapatnya. Sadari bahwa setiap individu (termasuk pewawancara) memiliki asumsi, nilai nilai yang berbeda dengan orang lain yang bisa mengakibatkan bias. Bias yang dimaksud diantaranya Halo effect: kecenderungan pewawancara untuk mengembangkan impres umum tentang seseorang dan kemudian menyimpulkan hal-hal lain berdasarkan impresi tersebut. contohnya saja karena penampilannya yang mencolok disimpulkan sebagai sombong. Kedua, Confirmatory bias: interviwer membuat kesimpulan tentang klien dan mengarahkan wawancara untuk mendapatkan informasi yang membenarkan kesimpulannya. Contohnya karena pewawancara sudah menyimpulkan sebelumnya bahwa klien adalah seorang schizophrenia pewawancara mengaeahkan sesi wawancara agar hasilnya dan informasi yang diberikan seperti kesimpulan yang telah pewawancara buat. Ketiga, Primacy effect: sebuah karakteristik luar biasa (tingkat pendidikan, penampilan fisik) bisa menyebabkan pewawancara menilai karakteristik lainnya berkaitan dengan karakteristik luar biasa tersebut, padahal tidak demikian. Contohnya karena pewawancara tahu kliennya adalah seorang professor maka ketika klien menyebutkan sesuatu yang tidak sesuai pikiran pewawancara tentang professor, pewawancara akan kembali melakukan bias.
2. Knowledge
Pengetahuan dasar atau umum atau bahakan professional yang harus dimiliki pewawancara, seperti dasar-dasar psikopatologi dan klasifikasi diagnostic, dampak peristiwa dalam kehidupan dan pengalaman, Pengaruh budaya dan etnis dalam manifestasi simtom dan sikap terhadap treatment, aneka kebudayaan yang ada, terutama kebudayaan klien.
3. Skills
Kemampuan yang harus dimiliki eorang pewawancara. Jangan karena merasa kemampuan tinggi maka terkadang pewawancara lupa kliennya berlatar belakang pendidikan, budaya, umur, bahasa, tempat tinggal yang tidak sama.
* Bahasan diatas merupakan sedikit ulasan dan penjelasan mengenai teknik wawancara, semoga pembaca dapat mendapat sedikit pencerahan dan pengetahuan yang bermanfaat.
1 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar