Kamis, 27 Maret 2014

Social History (Maria Gracia Herlyn Putri)


   Hari ini saya akan membahas tentang social history. Materi ini saya dapatkan minggu kemarin di perkuliahan. Materi ini menaik loh, soalnya saat kita melakukan wawancara, penting sekali melakukan rapportdan mengetahui latar belakang klien dan latar belakang dari permasalahan yang dihadapi. Informasi berupa latar belakang klien dan latar belakang masalah yang dialami klien disebut sebagai social history. Seperti yang saya jelaskan kemarin, dalam melakukan rapport penting sekali kita sebagai pewawancara mengetahui latar belakang klien. Nah, social history selain sebagai peranan penting dalam melakukan rapport, juga sangat berguna dalam mengumpulkan informasi atau data penyebab masalah yang dialami klien.
     Di bawah ini, saya akan menjelaskan 12 area secara singkat dan contoh pertanyaan:

  • Family of origin
     Pada area ini, biasanya kita akan menanyakan tentang kehidupan klien dengan keluarganya. Menurut saya area ini sangat penting, karena keluarga adalah lingkup terkecil dan utama dalam perkembangan seseorang. Jadi, pada area ini bentuk pertanyaannya seperti "Di mana Anda lahir dan tinggal?", "Dengan siapa Anda tinggal sekarang?", "Anda memiliki berapa saudara?", dll. Dengan pertanyaan demikian, kita akan mendapatkanfamily genogram (seperti diagram pohon keluarga dengan rincian yang terperinci) sebagai sumber informasi mengenai later belakang keluarga klien.

  • Educatonal history
     Setelah mengetahui later belakang keluarga klien, kita akan bertanya tentang latar belakang pendidikan klien. Pengalaman bersekolah atau mendapatkan pendidikan menurut saya cukup penting dalam membentuk suatu individu. Selain keluarga, sekolah juga merupakan tempat di mana seseorang dapat dibentuk. Melalui pelajaran yang diampuh, hubungan dengan teman sepermainan, guru, dan hasil akademis yang dimiliki oleh klien. Biasanya, ketika anak bersekolah ia lebih mengeksploari dirinya dengan hal-hal baru di luar rumah atau keluarga.
     Melalui latar belakang seseorang di sekolah, kita akan mengetahui penyebab suatu masalah itu timbul. Sebagai contoh, Ani adalah anak yang dimanja di rumah, namun di sekolah ia menjadi korban pem-bully-an teman-teman Ani, karena Ani memiliki tubuh yang gemuk. Hal itu akan membuat self-esteem Ani menjadi rendah, karena selalu diejek oleh teman-temannya. Akhirnya, Ani ingin kurus dengan cara tidak mau makan. Ani memiliki persepsi, kalau dia kurus baru ia akan diterima oleh teman sekolahnya. Akhirnya, dengan berjalannya waktu Ani mengidap gangguan anorexia nervousa. Gangguan yang dialami Ani tersebut menggambarkan bahwa, latar belakang hubungan dengan teman sepermainan di sekolah memiliki pengaruh dalam masalah yang dihadapi oleh seseorang.

  • Occupational training/ job history
     Pada area ini biasanya diberikan kepada remaja dan orang dewasa. Area ini menggali informasi mengenai kesibukan, pekerjaan, training yang klien jalani secara rutin. Latar belakang pada area ini biasanya digunakan dalam wawancara kerja. Sebagai contoh, apa sih yang menjadi latar belakang seseorang mau bekerja sebagai kasir. Apa karena klien memang berkompeten dan jujur, atau klien ingin melakukan korupsi. Melalui area ini, kita akan menggali tentang pengelaman pekerjaan atau teining yang klien pernal lakukan.

  • Martial history
     Pada area ini akan membahas tentang latar belakang status pernikahan klien. Apakah klien sudah menikah, janda/duda, atau masih single, biasanya sudah dijawab oleh klien dalam lemabaran formulir sebelum wawancara. Namun, labih banyak digali lagi saat melakukan wawancara. Area ini menggambarkan hubungan klien dengan orang lain dengan adanya komitmen. Sebagai contoh, melihat kecenderungan perselingkuhan dalam pernikahan, dilihat dari seringnya klien melakukan perceraian yang diakibatkan perselingkuhan yang klien lakukan.

  • Interpersonal relationship
     Hubungan klien dengan teman, tetangga, maupun teman sekantor merupakan inti dari area ini. Pada area ini membantu klien untuk menceritakan bagaimana hubungan klien dengan teman, apakah klien mempunyai teman baik, bagaimana hubungan klien dengan tetangga sekitar ruma klien, dll.

  • Recretional references
     Pada area ini, pertanyaan yang diberikan lebih menjurus kepada hal-hal yang menurut klien menyenangkan. Dapat berupa hobi dan rutinitas klien yang dapat membuat klien menjadi rileks dan senang. Area ini akan menggambarkan bagaimana cara klien mengatasi tekanan atau stress yang ada. Banyak yang tidak memiliki hobi atau rutinitas, lebih memilih untuk minum minuman keras sebagai pelepas stress. Hal tersebut merupakan contoh dari area ini. Kita akan mengetahui bagaimana cara klien mengatasi tekanan atau stress yang dialami.

  • Sexual history
     Area ini sangat sensitif untuk dipertanyakan, sehingga kita sebagai pewawancara harus lebih berhati-hati dalam bertanya. Pertanyaan mengenai area ini biasanya ditanyakan dipertengahan sesi wawancara. Kadang, ada beberapa klien yang tidak berkenan unutk membahas area ini. Jadi, sebagai pewawancara kita harus memahami situasi dan kondisi klien saat menanyakan area ini. Informasi yang didapat pada area ini seperti, apa yang menjadi orientasi seksual klien, pengalaman apa yang dimiliki klien dalam hubungan seksual, pernah atau tidak klien megalami abuse dalam hubungan seksual, dll.

  • Medical history
     Informasi yang didapat pada area ini adalah riwayat kesehatan klien. Pertanyaannya dapat berupa, "Apa pernah Anda megalami kecelakaan atau sakit sehingga harus mengalami rawat inap di rumah sakit?", "Penyakit apa saja yang pernah Anda alami?", "Apa pernah Anda melakukan operasi?", dll. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menggambarkan kondisi fisik klien. Namun, dibutuhkannya bukti medis yang akurat, untuk meminimalisasikan ketidakjujuran yang dilakukan klien.

  • Psychiatric / Psychotheraphy History
     Riwayat psikiater atau psikolog adalah area penting dalam melihat kondisi psikologis klien. Informasi yang didapat adalah diagnosa psikiater atau psikolog sebelumnya. Jika, klien pernah didiagnosa oleh psikolog atau psikiater, kita akan lebih lanjut menanyakan tentang obat yang digunakan, terapi, dan treatment yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelanjutan terapi atau treatment yang cocok untuk klien. Namun, diagnosis yang klien sebutkan belum tentu benar, jadi kita membutuhkan bukti dari pihak yang bersangkutan, seperti menghubungi psikolog atau psikiater yang klien sebut pernah menangani klien.

  • Legal history
     Pada area ini klein akan mendapatkan pertanyaan mengenai latar belakang hukum yang klien alami. Namun, pertanyaan yang kita berikan harus ambigu agara klien tidak merasa dinilai buruk. Sebagai contoh, jika kita memberikan pertanyaan yang langsung bertujuan untuk mengetahui pelanggaran hukum apa yang perrnah klien lakukan. Klien akan merasakan dihakimi atau dinilai sebagai pelanggar hukum yang buruk. Jadi, kita harus berhati-hati dalam menanyakan tentang riwayat hukum yang klien pernah alami.

  •  Alcohol and Substance use/ abuse
     Kita harus mengetahui apakah klien mengalami ketergantungan terhadap alkohol ataupun obat-obatan. Untuk mengetahui penyebab dari masalah yang dihadapi klien. Sebagai contoh, kasus pembunuhan yang dilakukan Joni. Di rumah, Joni adalah anak yang baik dan dalam hubungan intrapersonal Joni pun baik. Setelah ditelusuri, 4 bulan terakhir, Joni megalami ketergantungan obat-obatan terlarang. Saat melakukan aksi pembunuhan, Joni dalam keadaan sakau dan membuat Joni gelap mata. Nah, seperti itu salah satu contohnya, alcohol and Substance use/ abuse sebagai area latar belakang dari masalah yang dihadapi klien.

  • Nicotine and/ or caffeine consumption
     Pada area ini sama seperti area sebelumnya, kita melihat ketergantungan klien dengan nikotin atau kafein. Biasanya banyak klien tidak mengetahui kergantungannya tersebut. Kandunagn kafein dan nikotin pada beberapa sumber tidak diketahui oleh masyarakat umum. Sebagai contoh seperti, ketergantungan seseorang yang mengidap OCD yang harus minum teh setiap pagi, jika tidak ia akan merasa lemas dan cemas. Subyek tersebut tidak mengetahui bahwa teh memiliki komposisi kafein yang membuat subyek ketergantungan.
     
     Sekian 12 area social history yang saya rinci dan beri contoh. Penggunaan social history dalam melakukan wawancara harus dilakukan secara cermat. Perhatian terhadap kondisi klien dan perkataan yang digunakan saat bertanya itu sangat penting. Informasi yang dihasilkan dari social history sangat kaya, jadi banyak lah berlatih dalam mengulas 12 area pertanyaan social history dengan cermat. 

26 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar