Selasa, 25 Maret 2014

Basic Skills of Interview (Tie Elisabeth Gouwtama)


Pertemuan minggu lalu membahas tentang keterampilan dasar apa saja yang dibutuhkan agar dapat melakukan wawancara yang baik. Terdapat enam keterampilan mendasar yang harus dimiliki agar dapat menjadi pewawancara yang baik. Keenam keterampilan tersebut adalah membina rapport, kemampuan berempati, attending behavior, teknik bertanya, kemampuan mengobservasi, dan kemampuan mendengarkan aktif. Keterampilan pertama adalah kemampuan membinarapport. Apa itu rapport? Rapport adalah upaya dalam menciptakan suasana yang hangat, nyaman, dan sebuah hubungan yang mendorong klien untuk berbicara secara bebas namun jujur terhadap topik apapun yang relevan dengan wawancara. Hal yang penting diingat dalam membina rapport adalah budaya sang klien.
Keterampilan kedua adalah kemampuan berempati. Empati itu sering diibaratkan dengan kita melihat dengan kacamata orang lain dan berjalan dengan sepatu orang lain. Keterampilan ketiga adalah kemampuan attending behavior. As an interviewer, our job is to listen and let others (clients) do the talking. 4 dimensi penting dalam attending behavior adalah visual (pola kontak mata). Ketika memandang seseorang pandanglah bagian tengah dahi dan pinggir mata. Kualitas vokal, berbicaralah dengan nada yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Tidak terlalu tinggi agar tidak memberikan kesan judgemental dan tidak terlalu rendah agar kita tidak dikira depresi. Verbal tracking. Ketika melakukan pembicaraan, pastikan topik selalu relevan dengan tujuan awal yang telah di tentukan. Body language. Sebagai pewawancara kita harus memperhatikan bahasa tubuh kita. Pastikan untuk selalu bersikap atentif dan autentik terhadap klien.
Keterampilan keempat adalah teknik bertanya. Terdapat dua jenis pertanyaan open question dan closed question. Open question adalah jenis pertanyaan yang yang membebaskan klien untuk mengekspresikan perasaannya. Closed questionadalah pertanyaan yang mengarahkan jawaban klien (jawaban klien dalam bentuk ya atau tidak). Meskipun closed question adalah jenis pertanyaan yang mengarahkan jawaban klien, bukan berarti kita tidak membutuhkan jenis pertanyaan ini. Jenis pertanyaan ini digunakan ketika kita akan menegakkan diagnosa.
Keterampilan selanjutnya adalah kemampuan mengobservasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perilaku verbal, perilaku nonverbal, dan apakah adanya konflik, diskrepansi serta inkongruensi dalam diri klien. Keterampilan mendengarkan aktif. Keterampilan mendengarkan aktif meliputi penguatan, refleksi konten cerita dan perasaan klien serta penyimpulan.
Jika ditanya keterampilan apa yang menurut saya paling penting, saya tidak akan bisa menjawab karena semuanya penting. Tetapi menurut saya, cara membina rapport adalah hal paling fundamental yang harus kita (sebagai pewawancara) kuasai. Ketika rapport sudah terbina, kegiatan wawancara akan berjalan dengan lebih lancar. Suasana di antara pewawancara dan klien sudah tidak lagi canggung dan kaku, klien pun akan merasa lebih nyaman dalam menceritakan hal-hal yang mengganggu pikirannya selama ini.


 w.

16 Mar 2014
     Pertemuan minggu lalu membahas tentang keterampilan dasar apa saja yang dibutuhkan agar dapat melakukan wawancara yang baik. Terdapat enam keterampilan mendasar yang harus dimiliki agar dapat menjadi pewawancara yang baik. Keenam keterampilan tersebut adalah membina rapport, kemampuan berempati, attending behavior, teknik bertanya, kemampuan mengobservasi, dan kemampuan mendengarkan aktif. Keterampilan pertama adalah kemampuan membinarapport. Apa itu rapportRapport adalah upaya dalam menciptakan suasana yang hangat, nyaman, dan sebuah hubungan yang mendorong klien untuk berbicara secara bebas namun jujur terhadap topik apapun yang relevan dengan wawancara. Hal yang penting diingat dalam membina rapport adalah budaya sang klien.
Keterampilan kedua adalah kemampuan berempati. Empati itu sering diibaratkan dengan kita melihat dengan kacamata orang lain dan berjalan dengan sepatu orang lain. Keterampilan ketiga adalah kemampuan attending behavior. As an interviewer, our job is to listen and let others (clients) do the talking. 4 dimensi penting dalam attending behavior adalah visual (pola kontak mata). Ketika memandang seseorang pandanglah bagian tengah dahi dan pinggir mata. Kualitas vokal, berbicaralah dengan nada yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Tidak terlalu tinggi agar tidak memberikan kesan judgemental dan tidak terlalu rendah agar kita tidak dikira depresi. Verbal tracking. Ketika melakukan pembicaraan, pastikan topik selalu relevan dengan tujuan awal yang telah di tentukan. Body language. Sebagai pewawancara kita harus memperhatikan bahasa tubuh kita. Pastikan untuk selalu bersikap atentif dan autentik terhadap klien.
Keterampilan keempat adalah teknik bertanya. Terdapat dua jenis pertanyaan open question dan closed questionOpen question adalah jenis pertanyaan yang yang membebaskan klien untuk mengekspresikan perasaannya. Closed questionadalah pertanyaan yang mengarahkan jawaban klien (jawaban klien dalam bentuk ya atau tidak). Meskipun closed question adalah jenis pertanyaan yang mengarahkan jawaban klien, bukan berarti kita tidak membutuhkan jenis pertanyaan ini. Jenis pertanyaan ini digunakan ketika kita akan menegakkan diagnosa.
Keterampilan selanjutnya adalah kemampuan mengobservasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perilaku verbal, perilaku nonverbal, dan apakah adanya konflik, diskrepansi serta inkongruensi dalam diri klien. Keterampilan mendengarkan aktif. Keterampilan mendengarkan aktif meliputi penguatan, refleksi konten cerita dan perasaan klien serta penyimpulan.
     Jika ditanya keterampilan apa yang menurut saya paling penting, saya tidak akan bisa menjawab karena semuanya penting. Tetapi menurut saya, cara membina rapport adalah hal paling fundamental yang harus kita (sebagai pewawancara) kuasai. Ketika rapport sudah terbina, kegiatan wawancara akan berjalan dengan lebih lancar. Suasana di antara pewawancara dan klien sudah tidak lagi canggung dan kaku, klien pun akan merasa lebih nyaman dalam menceritakan hal-hal yang mengganggu pikirannya selama ini. 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar