pada mata kuliah periseks senin lalu, kami menonton sebuah film. di film ini terdapat banyak pendekatan untuk menjelaskan bagaimana bisa menyukai seseorang.
Pada sceen pertama, diperlihatkan seorang wanita cantik di dalam bar, dan pria yang berada di tempat duduk depannya. Pria tersebut tertarik dengan wanita itu, karena apa y? Dalam film dijelaskan, wajah yang simetris antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Lebih menarik untuk lawan jenis, daripada wajah yang tidak simetris. Hal ini juga terjadi dalam saya memilih pasangan, saya pasti melihat mukanya dulu, apakah menarik atau tidak. heheh.
Selanjutnya, teori mengatakan kami bisa suka dengan seseorang karena baunya. Pheromones yang dikeluarkan membuat kami tertarik. Nah, hal ini saya alami. Kalau koko saya abis baru bangun tidur, atau dari luar belum mandi. Ampun, saya merasa baunya tengik banget. Sampe saya bilang ko, kok bau amet si. hehe. Tapi menurut pacar koko saya, koko gak begitu bau. Sama seperti saat saya dan pacar saya sedang olahraga bersama, saya merasa pacar saya walaupun berkeringat tidak terlalu bau.
Ada juga yang saling mencintai dan harmonis walaupun sudah menikah lama. Seperti di film, Saat pasangan tersebut masih muda, di cek bagian otaknya. bagaimana respon pria saat melihat foto istrinya. Ternyata ada beberapa bagian dalam otak itu yang bekerja. Setelah pasangan itu sudah lanjut usia, masih sering pergi makan bareng, romantis, dan membanggakan satu sama lain. Pria tersebut di cek kembali, ternyata otaknya masih sama seperti saat ia pertama kali jatuh cinta.
Maka dari itu, banyak dari teori yang mengatakan bagaimana kita bisa jatuh cinta, tapi kita sendiri yang menentukan bagaimana kita tetap mempertahankan dan setia pasangan kita sampai lanjut usia dan maut memisahkan. Atau bagaimana? it s our choice :)
7 Mar 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar