Kamis, 27 Maret 2014

Wawancara Dalam Bidang Pendidikan Menggunakan Teknik Wawancara (Listia Qisthy)

Tiga minggu lalu saya mendapatkan tugas untuk wawancara di bidang pendidikan, saya beserta kelompok mewawancarai seorang guru yang mengajar dalam mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK) di salah satu sekolah di daerah Jakata Pusat. Persiapan yang dilakukan sebelum wawancara adalah membuat surat pengantar dari kampus yang ditujukkan untuk sekolah, setelah itu membuat beberapa daftar pertanyaan untuk guru BK yang ingin di wawancara, pertanyaan yang di buat sebenarnya bertujuan untuk mengetahui pengertian, fungsi, kelebihan dan kekurangan wawancara menurut subjek.


Guru yang kami wawancara berinisial A, dan berjenis kelamin laki-laki. Subjek sangat ramah ketika saya dam kelompok temui di ruangannya, ternyata subyek yang ingin di wawancarai sudah berusia sekitar 70an, dan sudah mengajar mata pelajaran BK kurang lebih 16 tahun. (sudah lama sekali yaaaa..). Tidak lama dari itu, saya dan kelompok memulai wawancara. Teknik wawancara menurut subjek adalah cara yang memang digunakan untuk mendapatkan informasi, karena dari wawancara yang dilakukan, subjek dapat bertatap muka secara langsung dengan murid, kemudian dicarikan solusinya. Apalagi subjek adalah seorang guru BK, pastinya setiap murid yang memiliki masalah ataupun ingin menceritakan masalahnya, subjek harus melakukan wawancara kepada murid tersebut. Wawancara sering dilakukan subjek ketika menemukan anak yang sering terlambat, tidak masuk sekolah lebih dari satu minggu, ataupun bermasalah di sekolah karena terlibat pertengkaran dengan teman di sekolah. Wawancara yang dilakukan subjek adalah di ruang BK, awal mulanya subjek di panggil keruang BK untuk di konseling, di tanya tentang masalah yang dialami (misalnya sering membolos ke sekolah), kemudian di berikan nasihat, diberikan solusi, jika belum cukup, subjek memanggil orang tua dari murid tersebut.

Subjek mengatakan, bahwa jika ingin mewawancarai anak yang bermasalah, subjek tidak secara terang-terangan menyampaikan kepada murid tersebut bahwa dia akan di wawancara, biasanya subjek mengajak murid tersebut berdialog dahulu, kemudian tanpa disadari sang murid sudah menceritakan tentang masalahnya tersebut. Menurut subjek kekurangan dari wawancara adalah ketika murid mengetahui sedang di wawancara, murid cenderung langsung menutup diri, karena ada rasa malu, dan takut untuk mengungkapkan nya. Namun kelebihannya adalah, ketika murid yang sedang di wawancara dapat membuka dirinya dan berhasil dipancing oleh subjek, maka dengan mudah mendapatkan informasi atau permasalahan yang sedang dialami murid.

Di atas adalah pengalaman saya wawancara dan mengetahui informasi bagimana seorang guru BK mengatasi permasalahan dengan murid-muridnya menggunakan teknik wawancara. Ketika kelompok lain presentasi dikelas mengenai wawnacara di bidang pendidikan, sebagian dari mereka juga mengungkapkan bahwa teknik wawancara memang sangat di butuhkan untuk mendapatkan informasi selain dengan cara observasi. 

11 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar