Selasa, 25 Maret 2014

Social History (Juwita Tan)


     
Apakah teman-teman masih ingat dengan tokoh yang diatas? Tokoh yang diatas merupakan seorang filsuf dari inggris yang menganut aliran empirisme yang bernama John Locke

     John Locke mengemukakan teori tentang gejala kejiwaan, yaitu jiwa pada saat seseorang dilahirkan masih bersih bagaikan sebuah "tabula rasa". Jiwa yang masih berupa tabula rasa ini akan diisi dengan pengalaman perjalanan hidupnya. Menurut John Locke, pengalamanlah yang paling penting dalam menentukan keadaan jiwa seseorang. Ketika klien mengalami masalah maka kita harus mencari asal-usul masalah tersebut dengan menggali social historyklien.

     Social history merupakan informasi tentang riwayat klien, konteks mengenai klien sendiri, dimana klien berkembang dan cerita pengalaman hidup klien. Social history diperoleh melalui dua cara, yaitu tertulis dan wawancara. Dalam bentuk tertulis bisa memperoleh informasi dari form identitas. Sedangkan pada wawancara dipercaya lebih efektif karena bisa mengembangkan probbling dengan mengajukan pertanyaan mengenai family history, educational history, job history, marital history, interpersonal relationship, recreational preference, sexual history, medical history, psychiatric/ pychotherapy history, legal history, alcohol and substance abuse & nicotine and caffeine consumption.
    
  • Family history, biasanya menjadi penyebab stress pertama, karena perkembangan klien  bisa terpengaruh dengan orang tua atau masa lalu. Bisa kita gali dengan mengajukan pertanyaan mengenai tempat lahir, dimana dibesarkan dan tinggal dengan siap.               
  • Educational history, pada masalah pendidikan akademik tidak terlalu fokus pada nilai rapor karena orang yang hasil rapornya rendah tidak berarti mengalami kesulitan dalam belajar, bisa karena adanya faktor lain contohnya menjadi korbanbullying. Bisa kita gali dengan mengajukan pertanyaan mengenai "apakah ada hal-hal yang dibanggakan saat sekolah? ceritakan jika ada", dan "apakah punya teman dekat dikalangan sekolah? jika ada apakah masih sering contact?"
  • Job history, melalui pekerjaan kita bisa tahu kira-kira orangnya seperti apa, orang yang sering mengganti pekerjaan karena mempunyai kesulitan dalam minat atau tidak cocok dengan rekan-rekan kerjanya. Biasa kita gali dengan mengajukan pertanyaan mengenai "apakah pekerjaan anda sekarang berhubungan dengan jurusan?" atau "apakah pekerjaan anda sekarang sebagai cita-cita?"
  • Marital history, status pernikahan klien seperti apa. "Apakah sudah menikah?"
  • Interpersonal raltionships, bagaimana klien berhubungan dengan orang lain disekitarnya. "Apakah kenal dengan tetangganya?" "Kalau tidak kenal, apa alasannya".
  • Recreational preference, mengenai kesenangan klien. "Apa yang membuat anda merasa senang?"
  • Sexual history, hati-hati mengajukan pertanyaan pada klien yang sensitif. Jika klien sudah menikah bisa menanyakan "seberapa sering melakukan hubungan seksual dengan pasangan?" atau "kapan hubungan terakhir kali?"
  • Medical history, apakah klien pernah melakukan operasi atau punya masalah kesehatan, jika pernah harus meminta klien untuk membawa obat yang dikonsumsi supaya mengetahui dosis obat.
  • Psychiatric/ Psychotherapy history, menanyakan pada klien apakah sebelumnya sudah pernah ke psikolog atau psikiater, jika pernah kita harus minta hasil data untuk mengatahui kondisi klien.
  • Legal history, kita perlu mengetahui apakah klien pernah mempunyai masalah dengan hukum atau pernah dituntut secara hukum.
  • Alcohol and substance abuse, menanyakan pada klien seberapa sering ia mengkonsumsi alkohol, apakah ia konsumsi alkohol karena sudah ketergantungan atau hanya pada waktu ia cemas.
  • Nicotine and caffein consumption, apakah klien kita seorang perokok atau seberapa sering ia mengkonsumsi kafein dan apakah yang dirasakan ketika tidak mengkonsumsi nikotin maupun kafein.
24 Mar 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar