Penerapan Wawancara (Anita Tandinata)

Saat ini, saya sedang mengambil mata kuliah Teknik Wawancara di kuliah saya. Pada mata kuliah ini, kami mendapat tugas untuk wawancara psikolog di bidang klinis, pendidikan dan PIO. Kebetulan, kelompok kami mendapatkan wawancara psikolog dalam bidang klinis. 

 

   Perjalanan kelompok kami untuk mencari psikolog itu tidak mudah lho, temans.. Haha.. Susah banget..tapi Thanks God akhirnya kita dapat psikolognya sehari sebelum deadline tugas,, Psikolog yang kami wawancara itu bekerja di salah satu Rumah Sakit Jiwa di Jakarta.. Psikolognya berjenis kelamin perempuan dan sangat friendly lhoo..^^

 

   Wawancara pun berjalan dengan lancar.. dan keesokan harinya, kami pun mempresentasikan hasil wawancara di depan kelas, kemudian disusul dengan kelompok lainnya yang dari bidang pendidikan dan PIO.

   Dari hasil pembahasan kelompok, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik untuk menggali informasi yang dilakukan oleh dua pihak. Dalam setting klinis, wawancara biasanya digunakan untuk mengumpulkan data untuk menegakkan diagnosa. Sedangkan dalam setting pendidikan, wawancara digunakan untuk memperoleh informasi untuk menyelesaikan masalah kesiswaan. Dalam setting PIO, biasanya wawancara banyak digunakan untuk memperoleh data untuk perekrutan karyawan dan masalah kinerja dan performa karyawan. 

   Kelebihan dari teknik wawancara adalah dapat memperoleh informasi yang kita inginkan secara mendalam dan sekaligus kita dapat melakukan observasi secara langsung terhadap sunyek yang kita wawancara seperti gerak-gerik tubuh, mimic dan sebagainya. Adapun juga kekurangannya yaitu apabila pewawancara kurang terampil dalam melakukan wawancara, maka informasi yang diperoleh pun tidak akan maksimal.

   Bu Henny said, “kemampuan observasi dan wawancara adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang psikolog. Seorang psikolog harus memiliki MATA yang tajam,TELINGA yang tajam, MULUT yang baik, berpikir dengan OTAK dan bertindak sesuaiHATI NURANI.” 

10 Maret 2014