Jumat, 28 Maret 2014

Talking or Interviewing? (Willy)


Sedikit perbincangan antara saya dan kakak perempuan saya
"Wawancara? Hmmm..... 2 orang ngobrol biar dapet informasi".  Respon kakak perempuan saya saat melihat judul blog ini
"Yakin? kalo gitu ini wawancara bukan?" Saya tersenyum saat menanggapi responya 
"Hmm.... ya gak gitu juga, beda pokoknya." Lalu dia keluar dari kamar saya dengan wajah yang cuek


Kata-kata kakak perempuan saya tidaklah salah seutuhnya, lalu apa yang membedakan percakapan biasa dengan wawancara? Itu juga menjadi pertanyaan saya beberapa bulan sebelum mengambil pelajaran Teknik Wawancara ini.

2 minggu yang lalu pertanyaan ini dijawab oleh dosen saya (Ibu Henny Wirawan) melalui perkuliahan yang dibawakan olehnya... Wawancara tidak hanya mengali informasi atau fakta semata, namun esensi dari emosi dan perasaan juga digali melalui wawancara. Berbeda dari mengobrol, wawancara memiliki tujuan dan arah yang tepat.

Wawancara bukanlah percakapan sederhana... Dalam wawancara terdapat susunan pertanyaan yang terstruktur dan bersifat emosional dan pribadi bagi klien (senang ataupun sedih). Sehingga dalam wawancara seorang pewawancara dituntut untuk mampu melakukan observasi perilaku sambil memahami pembicaraan, gaya bahasa, bahasa tubuh, dan bidang yang akan dibicarakan bersama klien. Hal inilah yang nantinya akan memberikan kita gambaran emosi klien seutuhnya.

Untuk itu dalam mencapai tujuan wawancara diperlukan 3 hal:
  1. Awareness: Menyadari bahwa masalah kontekstual yang terjadi di luar kontrol seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang mendiskusikan pendapatnya. Singkatnya perlu bagi seorang klien memahami dan menghargai perbedaan nilai, asumsi, dan persepsi antaranyapsikolog dan klienya
  2. Knowledge: Memahami bidang permasalahan yang akan dibicarakan klien. Baik masalah khusus seperti abnormalitas sampai masalah umum seperti budaya.
  3. Skills: Kemampuan untuk menyamakan dan menyesuaikan diri dengan klien. Termasuk merasakan empati terhadap klien
Perlu diperhatikan dalam wawancara ada 3 hal yang harus SELALU DI INGAT:
  1. Competence: bertindak sesuai kemampuan dan batasan kita
  2. Informed consent: bertujuan untuk memberikan informasi dan meminta persetujuan dengan klien
  3. Confidentially: wajib bagi seorang psikolog untuk menjaga rahasia seorang klien
10 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar