Kamis, 27 Maret 2014

Social History (Dorothy Harsono)

     Setiap manusia memiliki kisah yang berbeda dalam kehidupan mereka. Ada  yang memiliki kisah menyedihkan, menyenangkan, memilukan, mengkhawatirkan, memalukan, dan masih banyak lagi kisah-kisah lainnya yang mewarnai hidup setiap manusia. Kisah hidup mereka dipengaruhi oleh banyak hal, seperti keluarga, teman, relasi mereka dengan orang lain, kesehatan mereka, pekerjaan mereka, dan lain-lain. Dapat dikatakan bahwa kisah hidup seseorang atau masalah seseorang yang dialaminya dapat disebabkan oleh faktor bawaan (nature) dan juga faktor lingkungan (nurture). Seorang konselor yang baik seharusnya mencari tahu informasi mengenai kehidupan kliennya dan faktor apa saja yang mempengaruhi masalah kliennya, atau biasa disebut dengan social history klien.

Berikut ini beberapa area social history yang perlu konselor ketahui dari diri klien...
Family History
Konselor perlu mengetahui bagaimana kehidupan klien dalam keluarganya, apakah memiliki hubungan yang baik dengan keluarga atau tidak. Dimanakah klien lahir dan dibesarkan, sekarang klien tinggal dengan siapa saja dan dimana. Bagaimana gambaran masa kecilnya dalam keluarga. Apakah ada riwayat gangguan mental dalam keluarganya. Informasi mengenai family history ini dapat diketahuimelalui family Genogram.
Family Genogram

Educational History
Pengalaman di sekolah adalah hal yang penting dalam membentuk individu. Seberapa baik performa klien secara akademik, tingkat pendidikan klien, hal yang menyenangkan dari kemampuan yang klien miliki saat lulus, dan lain-lain. Klien yang sukses dalam menjalin relasi dengan temannya kemungkinan besar akan sukses dalam relasi kehidupannya mendatang.

Occupational Training atau Job History
Tanyakan kepada klien: “Apa kesibukkan Anda setiap hari?”. Cari tahu informasi klien dalam pekerjaannya, apakah klien merupakan orang yang mampu bekerja di tempat yang sama dalam beberapa tahun atau klien sering berpindah-pindah tempat kerja. Apakah pekerjaan klien sekarang merupakan keinginan klien sendiri atau dorongan keinginan dari orang tua atau orang sekitar klien.  

Marital History
Bagaimana kisah pernikahan klien. Sudah berapa kali klien menikah. Apa status klien:single, menikah, bercerai, atau janda/duda. Cari tahu kejelasan status klien. Jika sudah menikah, bagaimana pernikahan klien.   

Interpersonal Relationship
Selain relasi dengan pasangan, apakah klien memiliki teman dekat, teman di kantor, tetangga, rekan bisnis, teman kampus dan lain-lain. Bagaimana hubungan klien dengan teman-temannya, apakah dekat atau hanya sebatas teman yang ada karena dianggap menguntungkan. 

Recreational Preferences
Bagaimana klien bersenang-senang dalam hidupnya. Apa hobi klien atau tempat rekreasi apa yang klien paling suka. Kapan terakhir klien berrekreasi atau bersenang-senang. Setiap orang mungkin memiliki persepsi tentang bersenang-senang yang berbeda-beda, ada yang mengganggap bersenang- senang itu penting dan ada pula yang menganggap hal tersebut hanya membuang-buang waktu. Kesenangan yang dimiliki klien atau waktu rekreasi yang dimiliki klien dapat mengindikasikan klien tersebut mengalami stress atau tidak dalam kehidupannya.

Sexual History
Hal ini merupakan hal yang sensitif untuk ditanya, sehingga konselor perlu berhati-hati ketika bertanya mengenai hal ini. Apa fungsi seksual menurut klien, apa masalah klien dalam seksual, apakah klien pernah mengalami kekerasan seksual, kapan terakhir kali klien berhubungan seksual, dan lain-lain.

Medical History

Area ini menanyakan apakah klien pernah mengalami masalah yang berhubungan dengan kesehatannya. Mencari informasi apakah klien pernah melakukan rawat jalan, rawat inap, melakukan operasi, memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, dimana ahli kesehatan atau dokter utama yang sering dikunjungi, bagaimana hasil medical check up terakhir klien, apa nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi klien. Riwayat medis keluarga juga dapat mempengaruhi riwayat medis klien.  

Psychiatric/Psychoterapy History
Sangatlah penting untuk mengetahui apakah klien pernah secara serius didiagnosis oleh psikiater. Tanyakan juga pendapat klien mengenai pengalamannya dengan psikiater tersebut. Konselor dapat memahami keadaan klien melalui riwayatnya ke psikiater sehingga konselor dapat mengetahui hal apa yang harus konselor lakukan kepada klien tersebut.

Legal History
Konselor mencari tahu riwayat hukum dari klien. Apakah klien pernah terlibat dalam sistem hukum atau pengadilan. Jangan bertanya langsung kepada klien yang memojokkan klien dan beranggapan bahwa klien mengalami masalah dengan hukum. 

Alcohol and Substance Use/Abuse
Salah satu pertanyaan yang dapat konselor tanyakan mengenai alkohol adalah seperti “Saya terkadang suka meminum bir atau segelas anggur. Bagaimana dengan Anda?”. Hal ini lebih dapat diterima oleh klien sebagai pertanyaan yang tidak memojokkan klien. Cari tahu juga apakah pekerjaannya atau relasinya dengan orang lain sangat dekat dengan kebiasaan meminum alkohol.

Nicotine and/or Affeine Consumption
Tanyakan kepada klien apakah mereka pernah menggunakan obat-obatan seperti nikotin dan kafein. Apakah mereka pernah merokok. Tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan obat-obatan yang terlarang kepada klien. Konselor dapat mencari tahu apakah klien mempunyai masalah dengan obat-obatan atau tidak.     

     Dengan mencari tahu social history dari klien, maka konselor dapat mengetahui penyebab masalah klien sehingga konselor dapat mencari cara mengatasi dan membantu klien tersebut. Seorang konselor yang baik adalah seorang konselor yang bersedia mendengarkan setiap masalah yang dialami oleh klien. Mereka peduli dengan masalah klien dan memiliki pandangan yang luas akan masalah kliennya tersebut.

    

26 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar