Senin, 31 Maret 2014

Pentingnya Menanyakan Social History pada Interviewee (Lisa Febriani)

Kenapa social history itu penting? Jawabannya adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai asal usul tentang kehidupan seseorang. Pertanyaan mengenai social history bisa digunakan untuk mewawancarai siapa saja: (1) kepada klien dalam proses terapeutik untuk menggali informasi mengenai asal-usul kesulitan klien; (2) kepada calon pegawai yang ingin direkrut oleh suatu perusahaan agar pihak HRD lebih mengenal lebih dalam lagi mengenai kehidupan yang sifatnya lebih ke pengalaman pribadi; (3) kepada siswa yang memiliki masalah, agar memudahkan guru BK untuk mengenali apa sesungguhnya yang terjadi dibalik masalah akademisnya di sekolah; atau bisa juga yang ke (4) yakni kepada calon suami/istri untuk lebih mengetahui asal-usul keluarganya, atau istilahnya untuk mengetahui bebet dan bobotnya untuk itu seperti apa, sehingga jika informasi telah diketahui oleh masing-masing calon ini, dan jika ,mereka telah menerima satu sama lain, maka hal positif yang akan mereka jalani adalah kehidupan yang saling mencintai dan menghargai satu sama lain, akan mampu untuk menerima kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan dan kehidupan harmonis tentunya akan mereka dapatkan.









Berikut area yang terdapat dalam social history yakni:
Family History: singkatnya untuk mendapatkan informasi mengenai asal usul keluarga klien itu seperti apa, tempat tanggal lahirnya, dan bagaimana ia dibesarkan. Hal ini juga berkaitan dengan extended family dan present family constellation. Berdasarkan pengalaman saya, setiap saya melakukan wawancara untuk tugas penelitian, pertanyaan-pertanyaan pertama saya meliputi data subyek saya dengan keluarganya itu seperti apa. Tujuannya itu untuk apa? Agar saya mengetahui bagaimana hubungan dirinya dengan keluarganya, apakah baik atau tidak, apakah lingkungan rumahnya kondusif atau membuatnya nyaman atau tidak, hal ini penting untuk ditanyakan agar saya (pewawancara) mendapatkan informasi mengenai hubungan-hubungan yang mungkin saja saling terkait yang dikarenakan adanya masalah di dalam keluarga, dan jika ada, maka perlu dilakukan penelitian lagi untuk menggali informasi lebih dalam lagi.
Educational History: hal ini berkaitan untuk mendapatkan informasi mengenai pengalaman akademisnya klien di sekolah, bagaimana rapornya, dll. Berdasarkan pengalaman saya, saya meminta subyek penelitian saya untuk menceritakan pengalaman akademisnya adalah pada saat penelitian psikologi pendidikan pada anak berkebutuhan khusus. Data yang saya dapatkan, membantu saya agar saya mengetahui apakah ada hubungan antara pretasinya di sekolah dengan masalah keterbatasan yang subyek saya miliki.
Occupational Training: informasi yang dihasilkan adalah untuk membantu mendapatkan informasi apakah klien bekerja sesuai dengan kemampuannya. Beberapa orang memiliki kesetiaannya untuk bekerja pada satu perusahaan selama bertahun-tahun, namun untuk sebagian orang banyak juga yang ditemukan tidak setia pada satu perusahaan karena sebab-sebab tertentu yang hanya orang tersebut tahu alasannya, dan sebagai pewawancara yang baik, hal ini perlu ditanyakan.
Marital History : informasi yang dihasilkan adalah mengenai kehidupan rumah tangga klien sendiri, apakah sudah menikah atau belum, atau lajang, atau janda atau jangan-jangan sudah duda? Sebagai interviewee yang baik harus tahu mengenai hal tersebut.
Interpersonal Relationship : penting untuk diketahui, karena untuk melihat seberapa baik klien mampu untuk mempertahankan hubungan dengan teman-temannya, rekan kerjanya, atau tetangganya?? Pengalaman saya menanyakan hal ini kepada subyek dalam salah satu penelitian saya adalah dengan tujuan, agar saya mengetahui bagaimana hubungan subyek saya dengan temannya, atau apakah ada pengaruh yang ditimbulkan dari teman-temannya atau tidak.
Recreational preferences/ Leisure activities : hal yang perlu diketahui dari klien adalah apakah klien ini pernah jalan-jalan? Apakah ini penting untuk ditanyakan? Jawabannya adalah IYA. Karena sejatinya manusia diciptakan dalam keadaan yang seimbang, manusia merasakan lapar, kadang kala juga merasakan kenyang, manusia terkadang senang, terkadang juga bisa merasakan kesedihan. Oleh karena itu, perlu ditanyakan mengenai rekreasi seperti apa yang klien pernah rasakan.
Sexual history : hal yang perlu diketahui juga adalah cerita seksual dari klien. Mungkin terdengar sensitif, oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga jangan terlalu membuat klien menjadi lebih sensitif. Bagaimana orientasi seksual klien? Apakah ada penyakit menular seksual? Apakah klien pernah dilecehkan seksualnya?, itu adalah petikan beberapa contoh pertanyaan untuk menggali sexual history seseorang, sekali lagi ditekankan! Jangan menanyakan hal yang tidak penting dan menanyakan sesuatu hal yang akan menyakiti perasaan klien, gunakan cara keterampilan dasar untuk berwawancara dengan benar J
Medical history – including significant family medical history : hal yang perlu diketahui juga adalah apakah klien memiliki pengalaman dengan dokter untuk masalah penyakit-penyakit tertentu? Riwayat kesehatan sangat penting untuk mendapatkan informasi mengenai sejarah medis.
Psychiatric/ psychotherapy history : hal ini penting untuk diketahui apakah klien sebelumnya telah didiagnosis dengan gangguan kejiwaan atau tidak. Jika Iya, jangan menganggap bahwa diagnosis tersebut mutlak. Hal inilah yang saya lakukan dalam pengalaman saya. Saya memiliki saudara sebut saja “G”, G ini usianya adalah 18 tahun, namun sifatnya seperti anak kecil, ia tidak sekolah lagi sejak kelas 3 SD dikarenakan menurut pihak sekolah G tidak mampu untuk menerima pelajaran di sekolahnya. Sejak saat itu ia selalu tinggal dengan kedua orang tuanya ditengah-tengah kesibukan kakaknya yang telah bekerja, dan adiknya yang giat belajar. Ibunya sangat memanjakannya, apapun yang G inginkan selalu dituruti, jika tidak dituruti, G selalu kabur dari rumah, dan pernah suatu hari ia melaporkan orangtuanya ke kantor polisi telah menganiaya dirinya, padahal hal ini tidak benar! Menurut keluarga besarnya, G ini sudah “tidak wajar atau tidak waras” lagi, namun saya ketika saya berbicara kepada G mengenai alasannya melakukan hal-hal aneh seperti itu, G mampu menjawab pertanyaan saya seolah-olah ia menjadi penurut. Ketika saya berbicara padanya, saya tidak menduga bahwa ia tidak seperti apa yang dituduhkan oleh orang-orang sekitarnya, melainkan karena kesalahan dalam pola asuh dari orangtuanya lah yang membuat ia menjadi seperti ini,
Legal history : pertanyaan mengenai legal history yang baik adalah “apa pengalaman yang pernah anda alami yang berkaitan dengan sistem hukum atau keadilan?”, maka klien akan menjawab pertanyaan ini lebih akurat dibandingkan dengan “apakah anda pernah memiliki masalah dengan hukum?”.
Alcohol and substance abuse : cara yang baik agar klien lebih terbuka untuk bercerita mengenai pengalamannya dengan alkohol adalah “saya suka sekali minum bir, rasanya enak, lezat lagi tapi hanya sesekali saja, bagaimana dengan anda?”
Nicotine and caffeine consumption : pertanyaan yang bisa ditanyakan adalah “apakah anda suka kopi? Atau teh manis? Kalau iya, anda lebih menyukai yang mana?” kalimat pertanyaan ini sangat baik ditanyakan agar kesan dari pertanyaan ini lebih ringan.


24 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar