Teknik wawancara dalam bidang pendidikan biasanya digunakan oleh guru, khususnya guru BK (Bimbingan Konseling). Saya mendapatkan tugas dari dosen saya, untuk mewawancarai guru BK tersebut dalam melengkapi tugas kelompok. Saya bertugas sebagai si pewawancara saat itu. Rasa gugup, deg-degan, tidak percaya diri dan bingung saat waktu menjelang wawancara. Walaupun, guru yang saya wawancarai adalah guru SMP saya dulu. Saat memulai wawancara, saya terlihat sedikit terbata-bata dan terpaku dengan panduan pertanyaan yang telah saya siapkan. Namun, setelah beberapa menit, saya melihat waktu pada tape recorder yang ada di handphone saya. Ternyata waktu lama wawancara masih menunjukkan 6 menit lamanya. Saya langsung bingung, panduan wawancara saya sudah hampir habis. Padahal, waktu yang ditentukan dalam wawancara itu harus minimal 30 menit. Akhirnya, saya memutar otak, dan tiba-tiba mulut saya dalam bertanya menjadi lancar, walaupun tanpa adanya bantuan panduan wawancara.
Saya memiliki beberapa tips sebelum dan saat melakukan wawancara:
1. Harus mempersiapkan topik utama, seperti apa sih yang mau ditanyakan nanti dan data apa sih yang mau kita dapat dari subyek.
2. Rapport harus bagus, karena jika tidak adanya rapport yang baik subyek diwawancarai akan lebih tertutup dan kesannya wawancara menjadi kaku.
3. Harus fokus, jeli, dan tanggap dari jawaban atau respon subyek. Jadi, jangan terpaku pada panduan pertanyaan. Kalau ada respon subyek yang kurang jelas, atau dapat digali lagi bisa ditanyakan lagi.
4. Wawancara yang baik, harus menatap mata subyek saat wawancara, agar subyek merasa dihargai dan direspon oleh kita pada saat wawancara.
5. Yang terakhir, harus percaya diri dan jangan gugup. Kalau sudah minder saat sebelum wawancara, maka saat wawancara pun akan kacau. Seperti, tidak fokus pada topik pertanyaan, kurangnya rapport , dan tidak fokus saat bertanya dan mendengar respon subyek.
Tips di atas mungkin sedikit aneh, tapi menurut saya itu penting. Tips itu muncul atas refleksi kesalahan saya dalam wawancara. Nah, setelah wawancara guru BK tersebut. Saya mendapatkan banyak informasi mengenai guru BK. Pekerjaan yang dilakukan guru BK di sekolah adalah menjadi guru yang memberikan konseling atas masalah-masalah murid. Masalah-masalah tersebut dapat berasal dari kenalakan yang dilakukan murid tersebut, prestasi yang menurun atau buruk, melanggar tata tertib sekolah, dan mungkin masalah pribadi murid yang mengganggu konsentrasi belajar di sekolah. Tujuan dari konseling yang dilakukan adalah mendapatkan perubahan perilaku menjadi lebih baik, meningkatkan prestasi, dan memberikan solusi yang dapat meringankan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi murid.
Menjadi seorang guru BK itu cukup sulit, karena harus menjadi guru yang siap mendengarkan dan berusaha memberikan solusi kepada murid yang memiliki masalah. Dalam memberikan konseling guru BK yang saya wawancarai menggunakan teknik wawancara, sebagai teknik yang ampuh dalam mendapatkan data dari murid. Alsannya, karena wawancara dilakukan tatap muka langsung, sehingga mempermudah untuk memahami poin-poin masalah yang menjadi penyebab. Konseling biasanya dilakukan saat jam pelajaran yang telah ditentukan, maupun jam istirahat. Subyek tidak menerima panggilan atau cerita murid yang ingin melakukan konseling saat di luar jam sekolah.
Kendala yang guru BK alami adalah menghadapi masalah murid dengan latar belakang yang berbeda-beda. Seperti, perbedaan pola asuh dari orang tua, lingkungan rumah, norma-norma atau budaya, sifat, dan watak yang dimiliki oleh murid tersebut. Namun, dengan jam terbang yang subyek miliki selama 27 tahun sebagai guru BK tidak membuat subyek menyerah. Banyaknya pegalaman subyek dalam pekerjaannya sebagai guru BK dalam menangani murid. Sehingga, membuat subyek terbiasa dalam menghadapi kendala-kendala tersebut.
Sebelum melakukan wawancara atau konseling, biasanya subyek melakukan pembicaraan ringan, untuk menjalin rapport yang baik dengan murid. Setelah itu, perlahan-lahan, subyek melakukan wawancara mengenai kendala atau masalah apa yang dihadapi murid. Dari poin-poin masalah atau data yang didapatkan, subyek berpikir lalu memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah selesai melakukan sesi wawancara, subyek akan mengamati perkembangan atau ada tidaknya perubahan setelah dan sebelum wawancara tersebut dilakukan. Intinya, dalam dunia pendidikan teknik wawancara menjadi senjata yang ampuh dalam melakukan bimbingan konseling dan pemberian solusi atas masalah yang dihadapi murid di sekolah.
Sekian cerita sekaligus curhat dan tips yang saya miliki, dalam melakukan wawancara dan informasi teknik wawancara di bidang pendidikan. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan memotivasi untuk lebih baik lagi dalam melakukan wawancara. See ya! :D
12 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar