Kalian semuanya pasi pernah melakukan wawancara kan? Ketika ingin mengetahui permasalahan seseorang, kemudian kita bertanya dengan melakukan wawancara. Namun ketika sedang wawancara, sesekali kita melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan ketika wawancara berlangsung.. biasanya sih kalau lagi wawancara sering banget kita ngikutin kalimat yang diucapin sama si subjek, supaya dilihat ngerti dan nanggepin omongannya. Hehehe. Padahal semestinya tidak begitu. Saya akan share sedikit agar kita terampil dalam melakukan wawancara.
1. Kemampuan Membina Rapport
Ketika kita melakukan bina rapport, pasanglah wajah yang enak untuk dilihat, tidak senyum secara berlebihan, dan tidak terlalu datar juga ya. Ekspresi wajah kita harus terlihat tertarik pada subjek yang akan di wawancara, agar mereka merasa nyaman, dan jangan pasang wajah seperimenjduge subjek tersebut. Sebelum subjek masuk keruangan wawancara, ruangan harus tersedia dengan kursi yang sejajar tingginya dengan meja, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah dari meja.
Kita tidak boleh menerima telepon ketika subjek sedang menceritakan permasalahannya, agar terjalin rapport yang baik, i-tee harus tahu bahwa i-ter mengerti, namun jangan sok tahu. Berkatalah kepada i-tee bahwa anda memang tidak pernah berada di posisi i-tee, namun anda bisa membayangkan apa yang terjadi dan i-tee rasakan.
2. Empathy
Kita harus bersikap empatik kepada klien, bersikap menerima, tidak boleh menilai klien bersalah, memahami apa yang terjadi pada kehidupannya dan mengerti akan apa yang dirasakan oleh klien.
3. Attending Behavior
Kunci dari attending behavior adalah “mengurangi kuantitas bicara interviewer dan memberikan klien waktu untuk menceritakan diri mereka”. Terkadang empati cukup ditunjukkan dalam keadaaan hening namun ditunjang dengan sikap empati nonverbal, seperti kontak mata, dsb.
Ada 4 Dimensi dari Attending Behavior:
· Visual : Pattern of Eye contact
Tatap klien dan jangan alihkan pandangan.
· Vocal Qualities : Tone and Speech Rate
Nada dan kecepatan bicara anda mengindikasikan seberapa besar ketertarikan dan rasa empati anda terhadap cerita klien
· Verbal Tracking
Jangan mengubah tujuan pembicaraan yang telah ditetapkan sejak awal. Interviewer harus peka dalam memilih pernyataan klien yang harus diberi perhatian khusus dan yang harus di abaikan agar wawancara tetap fokus pada tujuan awal.
· Body Language : attentive and authentic
4. Questioning Technique
a. Open Question: sifatnya mengarahkan, klien dibebaskan mengekspresikan perasaannya, memperjelas sudut pandang klien.
b. Closed Question : pertanyaan yang merujuk pada jawaban tertentu dan bersifat mengarahkan, jawabannya pendek hanya sekedar “ya” dan “tidak”.
Di dalam Questioning Technique terdapat The Abuse of Question :
o Being Intrusive
o Interrogating the client
o Controlling client explores
o Using “why” questions
o Satisfying counselor’s needs
5. Observational Skills
Keterampilan observasi berfokus pada 3 area :
1. Periaku non verbal
ekspresi wajah, bahasa tubuh, hindari stereotype
2. Perilaku Verbal
Sellective attention, key words
3. Konflik, diskerpansi dan inkongruensi
6. Active Listening skills : Encouraging
· Encourages
· Refleksi konten cerita (parafrase) dan reflection of feeling
-parroting : dalam parroting konselor hanya mengulang perkataan klien, mengikuti semua perkataan klien, dan tidak boleh terlalu sering melakukan parroting.
· Summarizing
26 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar