Selasa, 25 Maret 2014

Keterampilan Dasar Wawancara (Adelina William)

Seringkali kita melakukan wawancara dengan orang namun tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya banyak hal penting yang harus kita perhatikan ketika melakukan proses wawancara. Seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya, wawancara itu bukan hanya sekedar proses tanya jawab untuk menggali informasi saja. Namun, ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan, diantaranya adalah


Pentingnya bina rapport, bina rapport itu sendiri berarti menjalin hubungan yang lebih baik. Misalnya saja, saat kita bertemu dengan seorang klien. Nah, biasanya apa sih yang akan terjadi? Cukup dengan sebuah senyuman kah dan membiarkan si klien berjalan sendiri duduk di tempatnya? Apakah begitu saja cukup? Tentu saja jawabannya tidak. Kita bisa berjabat tangan dengan si klien terlebih dahulu, kemudian baru mempersilakannya untuk duduk. Ya sedikit basa basi boleh lah, yaitu dengan menanyakan kabarnya bagaimana? apakah si klien sudah makan atau belum?dan sebagainya. Lalu, perhatikan pula posisi duduk kita dengan si klien misalnya duduknya agak menyamping sekitar 90 derajat.
Kemudian sikap Empati itu sendiri juga penting ketika melakukan wawancara, namun keefektifan empati itu sendiri tergantung dengan hasil bina rapport yang kita lakukan dengan klien. Misalnya, ketika klien sedang menceritakan masalah-masalahnya kepada kita atau bercerita mengenai pengalaman-pengalaman hidupnya, kita harus terus memperhatikannya dan ketika klien menceritakan hal yang membanggakan darinya, jangan pernah perlihatkan raut wajah yang datar kepada klien karena itu bisa membuat klien males untuk melanjutkan ceritanya kembali, melainkan dengan memperlihatkan raut wajah yang kagum. Intinya, kita harus selalu fokus dengan apa yang sedang diceritakan oleh klien.
Attending behaviour itu adalah memberikan perhatian penuh kepada klien. Misalnya, dengan menatap mata klien dan tidak mengalihkan pandangan ke arah mana pun di sekitar klien pokoknya mata harus tetap tertuju kepada klien deh. Kemudian ketika klien berbicara, kita tidak boleh memotongnya. Ya.. selain itu tidak sopan, tapi juga bisa membuat klieninsecure loh. Kalau bisa kita juga harus bisa merangkum inti dari keseluruhan pertanyaan si klien, baru deh mulai di berikan komentar. Body languange perlu diperhatikan dalam wawancara, ketika klien sedang bercerita, mimik serta gestur tubuh kita itu penting dan apabila ceritanya si klien sedang seru, kita tidak boleh duduk menyender ke belakang lalu melipat tangan seperti itu.
Teknik bertanya merupakan suatu teknik awal yang diperlukan ketika wawancara. Misalnya, saat kita mempersilahkan klien untuk duduk, tanyakan pula kepada si klien " Apa yang bisa saya bantu?" atau apabila klien sudah menjawab dan mulai bercerita, biarkan saja dia bercerita dulu dan sebaiknya jangan mengarahkan si klien untuk bercerita ke topik lain atau mengarahkan klien untuk menjawab hal-hal yang tidak memperkaya hasil wawancara tersebut. Contoh lainnya, apabila klien menceritakan masalahnya yang sedih-sedih, kita tidak boleh langsung bertanya "Apakah kamu sedih?" Dengan pertanyaan seperti itu, otomatis klien bisa saja ikutan menjadi sedih karena terpenngaruh dengan pertanyaan kita tersebut. Lalu, pertanyaan seperti "KENAPA???" atau "KOK BISA?" itu sebaiknya dihindari. Kalau memang klien tidak bisa langsung bercerita jangan langsung dipaksakan untuk cerita, karena dapat menyebabkan klien menjadi tidak percaya kembali dengan kita.
Sebagai pewawancara, kita juga perlu melakukan observasi dengan klien. Perhatikan ekspresi wajah klien, bahasa tubuh klien, dan jangan pernah stereotype terhadap klien. Jangan mentang-mentang, klien itu gaya bicaranya lantang dan kasar lalu kita langsung menganggap dirinya itu orang yang kasar. Tidak boleh seperti itu ya! Selain itu, setiap kata-kata kunci yang menandakan adanya masalah pada klien itu hendaknya diperhatikan dengan baik.
Ketika klien berbicara, kita sebagai interviewer harus menjadi seorang active listener. Kita harus bisa memparafrasekan dan bisa menyimpulkan hasil wawancara kita dengan klien dengan memperhatikan kontennya dan kunci emosi yang ditampilkan si klien tersebut.

Hal-hal yang saya jelaskan diatas merupakan modal penting yang harus dimiliki oleh parainterviewer yang akan melakukan wawancara.

17 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar