Kamis, 27 Maret 2014

Is not that easy...(Ratna Dewi)

     Sebulan belakangan kelas teknik wawancara mengajarkan kami banyak hal, menbuka mata dan pikiran saya tentang banyak hal di samping ilmu teknik wawancara yang dibagikan, banyak juga pengalaman-pengalaman yang bisa saya dapatkan dan menjadi pembelajaran untuk saya. Ternyata dunia psikologi baik itu dibidang industri organisasi, pendidikan, praktisi klinis anak maupun dewasa, memiliki ciri khas dan teknik masing-masing untuk mengaplikasikan wawancara sendiri.

     Saya tertarik untuk membahas di bidang PIO, dan kebetulan kelompok saya diberi kesempatan untuk mewawancarai HR, dan saya sangat bersyukur karena subjek yang saya wawancarai memberi banyak sekali ilmu yang luar biasa untuk dibagikan. Awalnya saat saya mewawancarai subjek, saya cukup tegang sebab subjek sendiri menjadi HR diperusahaan besar, namun membangun  rapport yang selalu menjadi senjata utama bagi interviewer. HR disini bertugas untuk menyeleksi dan merekrut sumber daya manusia yang pas dengan yang dibutuhkan perusahaan. Tujuan dari wawancara sendiri adalah untuk memperoleh informasi dari calon karyawan yang akan di pekerjakan diperusahaan, apakah sesuai atau tidak dengan sumber daya yang dibutuhkan.
     Tugas dari umum dari HR sendiri adalah bertanggung jawab di dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, yaitu dengan merencanakan, melaksanakan serta pengawasan kegiatan sumber daya manusia, yang termasuk menjaga kualitas kinerja dari karyawan (baik calon pegawai, maupun yang telah menjadi karyawan dari suatu perusahaan), dengan sebijaksana mungkin serta dengan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan sendiri. Dengan kata lain HR disini bertanggung jawab menjaga kualitas dari karywan untuk dan demi citra Perusahaan. Untuk mencapai itu semua, HR menggunakan teknik wawancara, untuk memenuhi tugasnya.
     Lantas dengan melakukan wawancara dan menyeleksi calon karyawan ataupun karyawan yang telah berkerja apakah semudah itu? pada kenyataannya adalah tidak. Mengapa? sebab menjadi seorang yang adil dan bijakasana dalam mengambil keputusan tidaklah mudah. Bias dalam memperoleh informasi membuat seorang HR tidak mengambil keputusan dengan objektif. Salah satu cara yang bisa mengambil keputusan secara objektif, ialah HR harus berfokus pada tujuan utama dari wawancara tersebut.

12 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar