1. Klinis Anak:
a. Jangan memakan waktu terlalu lama untuk wawancara, anak kecil sulit untuk betah.
b. Jika anak mulai gelisah, berikan kertas untuk sekedar dicoret-coret supaya anteng dikit. Tidak perlu disajikan gadget keren macam iPad, nantinya bukan menjawab pertanyaan, malah main Angry Bird.
d. Gunakan bahasa ala bubur bayi:mudah dicerna dan bermanfaat.Anak yang ditanya cepet nangkep,yang bertanya dapet info yang dicari.
2. Klinis Dewasa:
a. Usahakan tatap mata interviewee demi kesopanan bersama. Jika orang tesebut tidak menatap balik, jangan berkecil hati, mungkin karena gugup atau bisa juga karena takut naksir.
b. Beda orang, beda sikap. Saat berhadapan dengan intervieweeyang terlalu pendiam, jangan dipaksakan untuk menjawab semua pertanyaan lantaran ingin mendapat info yang diincar. Butuh waktu untuk membina rapor terlebih dahulu. Sementara saat berhadapan dengan yang gemar berbicara, jangan dipotong jawabannya semata karena sudah mendapat infonya.
3. Pendidikan:
a. Perhatikan perbedaan jenjang pendidikan. Bagi anak SD, tempatkan diri sebagaiorang tua. Lewat wawancara dapat mengungkapkan bentuk perhatian (dengan pertanyaan yang menanyakan kabar) dan juga bisa menegur dengan kasih (dengan pertanyaan yang mengarah kepada introspeksi diri). Bagi anak SMP dan SMA, tempatkan diri sebagai teman. Bukan soal gaul, tapi kenyamanannya.
b. Jangan subjektif dan memberi penilaian tanpa bukti. Saat berhadapan dengan anak yang nakal, tetap bersikap netral dan tidak mengajukan pertanyaan yang mengarahkan, terlebih lagi menuduh.
4. PIO
a. Berhati-hati dengan faking good. Ingat, hal ini timbul tidak hanya karena niat dariinterviewee saja, melainkan juga karena muka lugu nan polos interviewer yang meningkatkan self-esteem untuk membodoh-bodohi. Jadi, waspadalah, waspadalah!
b. Bina rapor kepada sesama karyawan sebagai teman, bukan kolega. Ini dilakukan agar mereka dapat diwawancara dengan lebih leluasa.
c. Gunakan metode STAR.
The STAR (Situation, Task, Action, Result) format adalah teknik wawancara kerja yang digunakan oleh pewawancara untuk mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan kemampuan tertentu yang dibutuhkan.
S : situation. Pemaparan interviewee dengan menceritakan situasi yang ia hadapi.
T : task. Menceritakan apa yang menjadi tugas tanggung jawab interviewee dalam situasi tersebut.
A : action. Tindakan apa yang diambil terkait situasi yang dihadapi tersebut.
R : result. Hasil dari tindakan yang dilakukan dalam menghadapi situasi.
Setiap psikolog tidak dituntut untuk dapat menguasai segala bidang, mereka memiliki kelebihan dan kelemahan yang menjadi keunikan masing-masing, karena itu diharapkan untuk dapat memposisikan diri dengan baik.
8 Mar 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar