Dalam menangani setiap permasalahan klien, kita sebagai seorang interviewer harus mengetahui latar belakang sosialnya terlebih dahulu yakni mengetahui fakta-fakta penting mengenai diri klien, karena dengan demikian cerita klien dapat terbentuk. Masalah-masalah yang dialami oleh klien tentunya tidak hanya berasal dari faktor bawaannya saja melainkan faktor lingkungannya juga, karena segala sesuatu yang terjadi dapat menyebabkan sebuah masalah. Sebagai interviewer, kita juga harus terus peka terhadap setiap perkataan yang akan diucapkan dan diciptakan oleh klien. Nah, berikut adalah bagian-bagian yang merupakan bagian-bagian dari social history yang tentunya perlu untuk kita tanyakan pada klien karena bisa saja hal tersebut lah yang merupakan bagian dari penyebab terjadinya masalah klien.
Pertama, kita harus menanyakan family history klien terlebih dahulu, misalnya dengan menanyakan bersama siapa saja klien tinggal? Bagaimanakah hubungan klien dengan anggota keluarganya? Apakah baik atau kurang baik? Terkadang dalam sebuah keluarga entah itu ayah atau ibunya apabila tidak memiliki keintiman dengan anak-anaknya kelak bisa saja anak tersebut menjadi pribadi yang cuek dan cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Kemudian yang kedua itu adalah educational history, bagaimanakah pendidikan klien di sekolahnya? Atau bagaimanakah hubungan klien dengan teman-teman di sekolahnya? Nah, misalnya saja apabila di sekolahnya klien merupakan orang yang paling pintar namun ia tidak punya seorang pun teman lalu ia juga sering dibully oleh teman-temannya untuk dicontekin. Kemudian suatu hari klien bisa saja menjadi seorang yang pendendam atau bahkan melakukan hal-hal tak terduga ynag mungkin dapat melukai temannya tersebut karena berdasarkan sejarah pendidikannya klien sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari temannya. Kemudian yang ketiga itu adalah job history, pada bagian ini interviewer sangat dilarang untuk bertanya mengenai pekerjaan apa yang sedang digeluti oleh klien saat ini? Melainkan lebih ke pertanyaan lebih halus seperti kesibukan apa yang dijalani setiap harinya? Dengan begitu, klien lebih nyaman dalam menjawab setiap pertanyaan kita. Keempat adalah marital history, disini kita bisa bertanya mengenai status pernikahannya apakah klien itu masih single, sudah menikah, ataukah sudah bercerai? Apabila klien sudah menikah misalnya, kita dapat bertanya lebih lanjut lagi. Bagaimana pula hubungannya dengan suami/ istri? Atau apa saja yang penting dapat menggali lebih dalam mengenai status pernikahannya. Lalu, kelima adainterpersonal relationship, bagaimanakah hubungan klien dengan orang-orang sekitarnya atau dengan temannya? serta mengenai cara si klien membina hubungan baik dengan teman atau orang sekitarnya tersebut. Selanjutnya, kita juga menanyakan mengenairecreational preference klien misalnya saja bagaimana cara klien menyenangkan dirinya sendiri, apakah dengan travelling ke luar kota atau luar negeri. Adapula sexual history klien, nah kalau berbicara mengenai seks itu cukup sensitif untuk beberapa orang, maka dari itu kita juga perlu untuk tidak sembarangan dalam memberikan pertanyaan juga pernyataan. Kemudian medical history, nah disini ditanyakan apakah klien punya sejarah medis di rumah sakit entah itu di rawat inap atau rawat jalan saja, pernah menderita penyakit apa serta bagaimana perasaannya. Kalau klien sebelumnya sudah pernah didiagnosa mengidap gangguan psikologis tertentu, kita harus pula mengecek psychiatric history. Lalu, apabila klien pernah punya catatan hukum misalnya seperti dihukum penjara karena sudah membunuh orang atau menganiaya orang. Ini juga perlu kita tanyakan legal history-nya. Selanjutnya menanyakan tentang alcohol and substance use/abuse, apakah kalian pecandu alkohol berat? Kalaupun jawabannya adalah iya, kita harus menanyakan seberapa banyak dan seberapa sering kah klien mengkonsumsi alkohol tersebut. Nah, kalau untuk nicotine / cafein consumption, ini juga harus ditanyakan apakah klien seorang perokok berat atau pengkonsumsi kopi setiap harinya, penting pula kita menanyakan akan seberapa sering serta berapa banyak yang dikonsumsi oleh klien tersebut.
Seringkali orang mengabaikan beberapa social history seperti yang sudah disebutkan dan dijelaskan diatas sehingga kadang sering kurangnya etika dalam bertanya atau menggali informasi dari klien.
24 Mar 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar