Kamis, 27 Maret 2014

Keterampilan Dasar Wawancara (Agnes Fenalya)


      Saat melakukan wawancara terkadang pewawancara tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari klien. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya pembinaan hubungan di awal pertemuan, kurangnya rasa percaya klien terhadap pewawancara, dan hal-hal lainnya. Sehingga sebelum melakukan wawancara kita harus memahami beberapa keterampilan dasar wawancara.Keterampilan tersebut adalah kemampuan membina rapport, empati, attending behavior, teknik bertanya, keterampilan observasi, active listening.
     Usaha awal pewawancara untuk menciptakan suasana yang nyaman dan membangun hubungan yang mendukung klien untuk bercerita secara terbuka dan jujur merupakan hal yang penting dalam membina rapport. Tentunya, klien akan lebih terbuka dengan pewawancara yang membina rapport dengan baik dan menunjukan ekspresi kepedulian serta ketertarikan. Setelah membina rapport, pewawancara harus membangkitkan empati. Empati yang berarti kita memahami apa yang klien rasakan saat itu, dan paham mengenai peran klien dalam pengalaman yang diceritakan. Hal yang diperlukan saat melakukan empati adalah accepting, understanding, dancofirming tanpa adanya judgement. Ketika berempati kepada klien, klien akan lebih merasa yakin untuk berbagi informasi dengan kita maka yang perlu kita lakukan adalah fokus pada setiap perkataan klien.
     Saat klien mulai bercerita tentang masalahnya, maka pewawancara mengurangi kuantitasnya dalam bebicara dan memberikan klien waktu untuk menceritakan tentang diri mereka. Hal tersebut yang disebut dengan attending behavior, dalam kehenigan kita dapat menunjukan empati nonverbal, seperti kontak mata. Attending behaviormemiliki empat dimensi, yaitu visual (kontak mata), vocal qualities (nada dan kecepatan bicara), verbal tracking (mengikuti alur cerita klien), body language(attentive dan authentic). Setelah mendengarkan cerita klien, pewawancara dapat bertanya kepada klien dengan menggunakan teknik bertanya (open question danclosed question). Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam bertanya, yaitubeing intrusive, menginterogasi, mengotrol klien, menggunakan pertanyaan ‘why’, dan memuaskan kebutuhan klien.
     Keterampilan Observasi yang harus dimiliki pewawancara berfokus pada 3 area. Hal pertama yang harus pewawancara perhatikan adalah perilaku non verbal (ekspresi wajah, bahasa tubuh), setelah itu pewawancara harus memperhatikan perilaku verbalklien (kata kunci), dan yang terakhir adalah kita menyesuaikan antara perilaku non verbal dengan perilaku verbal. Keterampilan terakhir dalam wawancara adalah active listening. Pada keterampilan ini yang dibutuhkan adalah kemampuan pewawancara untuk membuat klien mau terus bercerita, mampu merefleksikan isi cerita dan perasaan klien, parroting, dan meringkas apa yang telah diucapkan klien sepanjang sesi wawancara.
     Dengan melatih keterampilan dasar wawancara seperti yang telah dijelaskan di atas maka diharapkan wawancara dapat berjalan dengan baik dan tujuan wawancara dapat tercapai. Sehingga baik klien maupun pewawancara merasa puas dengan proses wawancara yang telah dilakukan.

17 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar