Selasa, 25 Maret 2014

Keterampilan Dasar Wawancara (Anita Tandinata)


     Haloo Guys, pada hari ini kita akan membahas tentang keterampilan dalam melakukan wawancara.
Ternyata wawancara itu tidak segampang yang kita pikirkan lho.. wawancara itu bukan hanya sekedar basa-basi namun ada tujuan tertentu dalam melakukan wawancara..

     Berikut ini ada 6 keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pewawancara yang baik:

1.   Kemampuan untuk membina rapport dengan baik
Seorang interviewer harus mampu menjalin hubungan baik dengan interviewee. Pembinaan rapport sangatlah penting sebab hal ini sangat menentukan proses wawancara selanjutnya berjalan dengan baik atau tidak. Pada sesi membina rapportini, interviewer sebisa mungkin menjalin hubungan yang hangat agar intervieweemerasa nyaman dan percaya kepada interviewer.

2. Memiliki sikap empati
Empati maksudnya disini adalah interviwer turut merasakan dan mencoba untuk berdiri di posisi terhadap masalah yang sedang dialami oleh klien. Sikap empati ini dapat menentukan hubungan kualitas klien dengan interviewer. dalam melakukan wawancara interviewer juga harus berhati-hati dalam menunjukkan sikap empati sebab dapat menyebabkan salah penilaian dari klien terhadap interviewer terhadap masalah yang dialaminya.

3. Attending behavior
Dalam proses wawancara, interviewer hanya berfokus pada masalah klien dan mengurangi kuantitas berbicara. Terdapat empat dimensi dalam attending behavior, yaitu visual (interviewer menatap klien dan jangan mengalihkan pandangan), kualitas vokal (interviewer berbicara dengan nada tidak terlalu tinggi atau rendah), verbal tracking (interviewer tidak mengubal topik pembicaraan), dan body language(bersikap atentif/penuh perhatian dan autentik/apa adanya dan tidak berlebihan).
  
4. Teknik Bertanya
Teknik bertanya ada yang bersifat open question yakni klien bebas untuk mengekspresikan dan bercerita mengenai masalahnya, dan closed question ( jawaban yang diberikan klien lebih terarah seperti menjawab “Ya” atau “Tidak”.

5.. Keterampilan observasi
Observasi berfokus pada 3 area yaitu pada perilaku non verbal, perilaku verbal, dan konflik, diskrepansi dan inkongurensi. Perilaku non verbal seperti ekspresi wajah,gesture tubuh, posisi tubuh dan lain-lain. Perilaku verbal seperti sellective attentionmengenai masalah yang disampaikan oleh klien dan key word yang ditekankan dan diberi perhatian oleh klien. Konflik , diskrepansi, dan inkongurensi maksudnyainterviewer harus dapat mewaspadai diskrepansi antara tindakan verbal dan non verbal klien selama melakukan wawancara, dan inkongruensi yang dapat membuat klien merasa tidak nyaman mengenai suatu pembahasan sehingga membuat klien menjadi tidak jujur dan mengalihkan ke pembahasan yang lain.

6.  Active listening
Maksudnya adalah interviewer harus mampu mendengarkan secara aktif, dan mampu membuat penyimpulan dari masalah yang disampaikan klien.

Demikianlah keterampilan yang harus dikuasai dalam melakukan wawancara.
Semoga bermanfaat..

17 Mar 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar