Minggu, 02 Maret 2014

Sexual Orientation (LGB) (Prisco Wirawardhana)

    
Banyak orang berkata bahwa kita selalu memiliki pilihan untuk memilih. Namun, untuk urusan jenis kelamin saya rasa kalimat tersebut kurang tepat karena pada dasarnya manusia tidak dapat memilih jenis kelaminnya. Manusia sejak lahir sudah ditentukan jenis kelaminnya masing-masing oleh Sang Pencipta. Pilihan yang sudah dibuat oleh Sang Pencipta tidak mungkin sebuah kesalahan. Bila Sang Pencipta tidak mungkin melakukan kesalahan dalam menentukan jenis kelamin setiap manusia, namun mengapa dalam masyarakat kita sering menemukan fenomena LGB(Lesbian, gay, Biseksual)?? Sebelum membahas pertanyaan tersebut kita perlu memahami perbedaan antara jenis kelamin (sex) dan gender. Jenis Kelamin (sex) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak orang lahir. Gender adalah perbedaan sifat, peran, fungsi dan status antara laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang luas.


Jadi, singkatnya Sang Pencipta memberikan jenis kelamin (sex) kepada manusia namun ketika manusia itu tumbuh dan berkembang maka manusia itu akan membentuk serta memilih gender tertentu. Selain gender, manusia juga akan menentukan orientasi seksualnya. Orientasi seksual adalah kecenderungan atau prevelensi seseorang untuk berhubungan secara emosional, fisik, dan romantis terhadap laki-laki atau perempuan. Kecenderungan seseorang berhubungan secara emosional, fisik, dan romantis terhadap jenis kelamin yang sama dengan diri orang tersebut disebut homoseksual, sedangkan bila pada jenis kelamin yang berbeda dapat dikatakan heteroseksual. Lesbian dan gay dalam fenomena masyarakat termasuk ke dalam orientasi seksual homoseksual, sedangkan mereka yang memilih dapat berhubungan dengan kedua jenis kelamin baik laki-laki atau perempuan disebut biseksual.

Setelah kita memahami istilah orientasi seksual dan LGB, mari kita membahas faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi seseorang dalam pembentukan orientasi seksualnya. Faktor yang pertama adalah biologis, faktor biologis dapat memberikan kontribusi dalam pembentukan orientasi seksual seseorang. Sebuah penelitian menemukan hormon estrogen dan androgen mempengaruhi sifat maskulinitas dan feminim pada seseorang. Penelitian lain juga menunjukan bahwa faktor genetik memberikan kontribusi dalam pembentukan orientasi seksual seseorang. Selain faktor biologis, faktor yang berkontribusi paling besar dalam pembentukan orientasi seksual seseorang adalah faktor lingkungan. Menurut teori behavior, seseorang memilih orientasi seksual yang satu dibandingkan dengan yang lain berdasarkanmodeling atau meniru dari significant other orang tersebut. Teori behavior juga mengemukakan bahwa perilaku akan meningkat bila diberikan reinforcement (penghargaan, pujian, kepantasan, dll). Significant other pada awal kehidupan seseorang adalah orang tua. Oleh karena itu, orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk orientasi seksual anak, agar tidak terjadi penyimpangan.


2 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar