Minggu, 02 Maret 2014

Sexual Orientation : Gay or Lesbian Parents (Melisa Mustika)


     Saya langsung terbayang dua orang laki-laki saling jatuh cinta ketika saya mendengar kata ‘gay’. Menurut saya, gay bukanlah hubungan yang wajar karena setiap laki-laki didesain untuk berpasangan dengan seorang perempuan. Seorang laki-laki seharusnya mencerminkan figur bapa dan memimpin istri dan anak-anaknya dengan tegas. Apabila dua orang laki-laki menikah pasti sangat sulit bagi anak untuk melihat bagaimana figur bapa yang seharusnya. Anak akan bingung dalam mencontoh perilaku yang seharusnya dilakukan oleh gendernya. Misalnya anak laki-laki, dia pasti akan bingung harus memakai bedak atau tidak karena dua orang laki-laki dirumahnya berperilaku berbeda (ada yang setiap hari memakai bedak dan ada yang tidak pernah memakai bedak), contoh lainnya adalah saat kedua orangtua diminta datang ke sekolah. Anak pasti akan bingung karena teman-temannya memiliki orangtua laki-laki dan perempuan sedangkan dia hanya memiliki orangtua laki-laki. Hal ini tentunya akan membuat anak merasa berbeda dengan anak-anak seumurnya dan dapat menurunkan rasa percaya diri apabila teman-temannya mengejek anak tersebut.
     Selain itu, anak juga akan kehilangan figur seorang ibu karena kedua orangtuanya adalah laki-laki. Walaupun dalam hubungan sesama laki-laki ada salah satu yang berperilaku seperti perempuan, tetapi tetap saja itu tidak akan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak akan figur seorang ibu. Sama halnya dengan perempuan. Perempuan yang menikah dengan sesama perempuan juga akan kesulitan dalam menghadirkan figur bapa bagi anak. Anak mungkin saja akan menjadi gay atau lesbi ketika sudah dewasa apabila melihat contoh dari kedua orangtuanya. 




Jika kita belum mempersiapkan diri untuk mempunyai anak, lebih baik jangan menjadi orangtua.
Every child deserves a parent, but not every parent deserves a child

1 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar