Minggu, 02 Maret 2014

Orientasi Seksual (Rizky Syafitri)

    Apa sih orientasi seksual ? Menurut definisinya orientasi seksual adalah ketertarikan
yang bersifat abadi (enduring) secara emosional, romantis, dan afeksional kepada manusia lain. Orientasi seksual bersifat kontinum yang memiliki jenjang-jenjang dari satu ekstrim ke ekstrim lain yaitu dari heterosexuality (hanya menyukai lawan jenis), sampai ke homosexuality (hanya menyukai sesama jenis). Tepat ditengah kontinum, terdapat orientasi biseksual (menyukai lawan jenis dan sesama jenis. 

     Orang yang menemukan konsep ini adalah Alfred Kinsey  dengan membuatnya ke dalam skala Kinsey, dimana angka 0 artinya exclusive heterosexual , 6 adalah exclusive homosexual dan 3 adalah equally homosexual and heterosexual atau biseksual. 





     Apakah orientasi seksual sama dengan perilaku seksual jawabannya adalah tidak sama karena orientasi seksual adalah perasaan dan konsep diri, bukan perbuatan. Setiap orang mungkin saja tidak melakukan kegiatan seksual sesuai dengan orientasi seksualnya atau sama sekali tidak melakukan hubungan seksual. Orientasi seksual seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kognitif dan biologis. Artinya, bagaimana seseorang dibesarkan (termasuk pengalaman-pengalaman seseorang yang bersifat seksual), pola pikir orang tersebut dan struktur genetis maupun hormonal yang didapat sejak seseorang berada di dalam kandungan mempengaruhi orientasi seksual seseorang. Orientasi seksual seseorang pada umumnya muncul pada awal masa remaja.

    
Berdasarkan pengalaman, saya memiliki teman laki laki yang termasuk kedalam salah satu kategori orientasi seksual. Sebut saja terong, si terong memiliki karakteristik tubuh yang tinggi, besar dan berpenampilan menarik. Akan tetapi di balik tubuhnya yang besar, ia memiliki karakteristik  yang “hellokitty loh” kenapa seperti itu, karena saat si terong berbicara sangat lembut layaknya seorang perempuan dan ketika berjalan si terong terlihat lemah gemulai dan sangat kemayu dengan kedua kaki yang rapat. Hal yang lebih uniknya, saat si terong main kerumah saya, ia pas akan selalu mengatakan “ehhh tempat makeup lu mana gw pinjem pensill alis dong”. Heran kan ? Kalau saya sudah gak heran, karena saya sudah berteman lama dengan si terong semenjak SMA  hingga sekarang. Yang uniknya lagi, saat saya sedang jalan bersama si terong kemudian melihat laki-laki, si terong pasti  bilang “ iiihh cucok banget deh” gubrak deh dengernya. Adalagi kelakuan si terong yang unik, belum lama ini si terong menghubungi saya lalu curhat kalau dia baru saja di tembak oleh laki-laki yang dia suka.dan mereka menjalin hubungan yang spesial. Saya memang sering menjadi tempat curahan hati si terong, jadi sudah enggak heran lg kalau si terong seperti ini.
     Dilihat berdasarkan pengalaman saya, salah satunya si terong. Memang banyak faktor yang dapat memicu mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, keluarga. Terong merupakan anak bungsu dan memiliki kakak seorang perempuan, orangtuanya pun memperlakukan si terong sama seperti memperlakukan kakak perempuannya. Kedua, lingkungan. Sejak SMP, SMA bahkan hingga kuliah, si terong lebih memilih untuk berteman dengan wanita dari pada pria. Ia merasa bahwa berteman dengan wanita membuat dirinya lebih nyaman.
     Saran yang dapat diberikan, mungkin sebaiknya orangtua mengajarkan arti peran dan taanggungjawab sesuai dengan gender yang dimiliki oleh anak. Sehingga anak dapat menyesuaikan peranan mereka dalam menentukan sikap dan perilaku secara lingkungan keluarga dan sosial
 


28 Feb 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar