“Belajar
adalah proses mendapatkan reakasi-reaksi, sebagai hasil dari praktek dan latihan
khusus” (Chaplin, 1995, h. 272). Dalam memperoleh keterampilan dalam belajar,
kita dapat melaksanakan tugas-tugas melalui latihan secara praktek maupun
teori. Menurut psikolog, dengan belajar, kita dapat mengahasilkan maupun membentuk
tingkah laku seseorang (Chaplin, 1995).
Para
ahli pendidik mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung
seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh oleh
seseorang (Siagian, 1995). Dalam belajar, seseorang juga harus mengembangkan
cara berpikir yang baik dan melaksanakan tingkah laku yang baik. Kita juga
dapat menerapkan sistem nilai dalam kehidupan sehari-hari melalui belajar.
Faktor yang Mendukung Proses Belajar
Memory. Memory
adalah suatu fungsi
yang melibatkan ingatan, mengenang, dan pengalaman masa lalu (Chaplin, 1995, h.
295). Dengan proses belajar, individu memerlukan adanya suatu ingatan atau memory. Proses memasukan material verbal
ke dalam ingatan dapat disebutkan juga sebagai proses dalam belajar. Di dalam
memory, juga terdapat jejak ingatan yang berfungsi sebagai menahan
informasi-informasi yang didapat (Chaplin, 1995).
Buku sebagai penunjang
ilmu. Buku adalah
suatu objek yang membantu seseorang dalam memperoleh ilmu. Jadi, buku merupakan
sumber ilmu. Dengan adanya buku, seseorang dapat memeperoleh banyaknya
informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Belajar
Pada
dasarnya, proses belajar berlangsung secara sadar. Tetapi terkadang belajar
dapat juga terjadi secara tidak sadar. Dalam proses belajar, juga diperlukan
adanya pendidik. Tugas pendidik adalah mempersiapkan anak didiknya siap dalam
belajar. Sebagai pendidik mampu membantu peserta didik dalam memperoleh
informasi, ketrerampilan baru, serta konsep-konsep baru yang akan bermanfaat
bagi hidupnya (Waruru, 2004).
Peran yang Mendukung Pembelajaran
Peran orangtua.
Peran
orangtua sangat diperlukan dalam proses belajar seorang anak. Orangtua harus
dapat memebrikan motivasi yang positif untuk anaknya agar dapat belajar dengan
baik. Selain itu, orangtua juga sebagai dasar membentuk karakteristik dan
kemampuan seorang anak.
Peran guru atau
pendidik.
Seorang
guru atau pendidik harus mampu membantu peserta didik dalam memperoleh
keterampilan dan kemampuan. Guru atau pendidik juga harus mampu membantu
motivasi peserta didik agar memeroleh suatu karakteristik dan tingkah laku yang
positif.
Peran teman.
Selain
membantu dalam proses belajar, teman juga mendukung dalam belajar itu sendiri.
Sebagai contoh, apabila seorang guru atau pendidik menjelaskan suatu informasi,
akan tetapi peserta didik kurang mengerti dengan penjelasannya, disini peran
teman sangat dibutuhkan.
Motivasi dalam Belajar
Diri sendiri.
Motivasi
dari diri sendiri adalah motivasi yang terkuat. Apabila seseorang tidak dapat
memotivasi diri sendirinya, orang tersebut pada dasarnya tidak dapat membentuk
keterampilan dan kemampuanya. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai motivasi
yang besar dalam menjalani kehidupannya.
Orang lain.
Selain
diri sendiri, pihak lain yang membantu dalam motivasi diri kita adalah orang
lain. Sebagai contoh orangtua, mereka harus membantu dan mendukung anaknya
untuk memperoleh atau meraih kesuksesan. Semua hal ini dimulai dengan adanya
belajar. Motivasi belajar yang didukung orang lain juga sangat berperan dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Daftar Pustaka
Chaplin, C. P.
(1995). Kamus lengkap psikologi (K.
Kartono, Penerj.). Jakarta: Grafindo Persada. (Karya asli diterbitkan tahun
1981)
Siagian,
S. P. (1995). Teori motivasi dan
aplikasinya: Faktor-faktor berpengaruh pada kompleksitas manusia dan
motivasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Waruru,
F. E. (2004). Belajar menurut pendekatan behaviorisme. Provitae, 1(1), 13-42.
1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar