Definisi Motivasi Belajar
“Motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan antusiasismenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik
yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dari luar individu (motivasi ekstrinsik)” (Yudhawati & Haryanto, 2011, h.
79).
Menurut Winkels (dikutip dalam
Iskandar, 2009), “motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai
satu tujuan” (h. 180).
Menurut Whittaker (dikutip dalam
Soemanto, 2006), “belajar dapat diartikan sebagai proses pembentukan perilaku
melalui latihan dan pengalaman” (h. 104).
Maka, motivasi belajar dapat diartikan
sebagai faktor pendorong yang menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan
belajar baik itu melalui faktor internal maupun eksternal.
Dalam teori behaviorisme motivasi belajar
berperan sebagai stimulus, sedangkan dalam teori kognitif motivasi belajar
melibatkan aspek kerangka berpikir siswa mengenai perilaku (Iskandar, 2009).
Faktor-faktor pendorong dalam belajar
Faktor Internal. Menurut
Skinner (dikutip dalam Yudhawati & Haryanto, 2011), “motivasi seorang
individu sangat dipengaruhi oleh faktor internal seperti, (a) persepsi
seseorang mengenai diri sendiri, (b) harga diri, (c) harapan pribadi, (d)
kebutuhan, (e) keinginan, (f) kepuasan kerja, dan (g) prestasi kerja yang
dihasilkan” (h. 88).
Keenam hal tersebut sangat penting dalam
memotivasi individu untuk belajar. Sebagai contoh, jika suatu individu tidak
memiliki rasa ingin tahu dan kepuasan dalam belajar, maka kegiatan belajarnya
tidak akan berjalan dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk
belajar harus dimulai dari diri individu sendiri.
Faktor Eksternal. Menurut
Skinner (dikutip dalam Yudhawati & Haryanto, 2011), “motivasi
individu sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti, (a) jenis dan sifat
pekerjaan, (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung, (c) organisasi tempat
bekerja, (d) situasi lingkungan pada umumnya, dan (e) sistem imbalan yang
berlaku dan cara penerapannya” (h. 88).
Jadi dapat disimpulkan bahwa selain dari
faktor diri individu sendiri, faktor eksternal berperan penting dalam motivasi
belajar sebagai pendukung motivasi belajar. Sebagai contoh, fasilitas sekolah
yang memadai dan lingkungan sosial sekolah yang baik sangat mendukung anak
dalam belajar.
Faktor-faktor penghambat dalam belajar
Kegiatan
belajar mengajar tidak selamanya berjalan mulus. Hal tersebut disebabkan
beberapa faktor internal dan eksternal.
Faktor internal. Faktor
internal yang dapat menghambat siswa dalam belajar adalah, (a) kelemahan secara
fisik, (b) kelemahan secara mental, (c) kelemahan emosional, (d) kelemahan yang
disebabkan kebiasaan dan sikap yang salah, dan (e) tidak memiliki
keterampilan dan kemampuan dasar yang diperlukan. Kelemahan secara fisik
meliputi adanya susunan saraf yang tidak sempurna. Kelemahan secara mental yang
meliputi kurangnya taraf inteligensia dan kurangnya minat dan bakat siswa dalam
belajar. Kelemahan secara emosional meliputi adanya rasa tidak aman, antipati,
dan ketidakmatangan. Kelemahan karena kebiasaan yang salah meliputi
kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung pelajaran. Tidak memiliki keterampilan
dan dasar-dasar yang diperlukan dapat diartikan bahwa siswa tersebut memiliki
kelainan seperti dyslexia, dysgraphia,
dyscalculia, dan kurangnya penguasaan pada satu bidang yang sedang dipelajari
(Mukhtar & Rusmini, 2003).
Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang dapat menghambat siswa dalam belajar adalah (a) faktor
keluarga, yang meliputi pola asuh orangtua; (b) faktor sekolah, yang meliputi
faktor guru, kurikulum, dan faktor fasilitas yang tidak memadai; dan (c) faktor
media massa dan lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan sekitar dan
aktivitas yang dapat mengganggu belajar siswa (Mukhtar & Rusmini, 2003).
Sebagai contoh, jika seorang anak mengalami
masalah dalam keluarga, ia akan mengalami masalah dalam menerima pelajaran.
Usaha mengatasi hambatan dalam belajar
Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan motivasi dalam belajar adalah (a) peningkatan kualitas pengajar,
(b) pola asuh orangtua yang baik, (c) metode belajar yang lebih interaktif, dan
(d) peningkatan fasilitas pendidikan baik di rumah maupun di sekolah.
Daftar Pustaka
Iskandar.
(2009). Psikologi pendidikan: Sebuah
orientasi baru. Dalam S. Ibad (Ed.). Jakarta: Gaung Persada.
Mukhtar, &
Rusmini. (2005). Kesulitan belajar. Dalam M. Ilyasa (Ed.), Pengajaran remedial (h. 41-58). Jakarta: Nimas Multima.
Soemanto, W.
(2006). Psikologi pendidikan: Landasan
kerja pemimpin pendidikan (edisi ke-5). Jakarta: Asdi Mahasatya.
Yudhawati, &
Haryanto. (2011). Teori motivasi belajar. Dalam S. Amri (Ed.), Teori-teori dasar psikologi pendidikan (h.
79-142). Jakarta: Prestasi Pustaka.1 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar