Minggu, 03 November 2013

Motivasi Belajar (Ahmad Chalifar Hikmawan - 705130058)

Definisi Motivasi Belajar
   “Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasismenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)” (Yudhawati & Haryanto, 2011, h. 79).
     Menurut Winkels (dikutip dalam Iskandar, 2009), “motivasi belajar merupakan motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan keseluruhan penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dalam mencapai satu tujuan” (h. 180).
     Menurut Whittaker (dikutip dalam Soemanto, 2006), “belajar dapat diartikan sebagai proses pembentukan perilaku melalui latihan dan pengalaman” (h. 104).
     Maka, motivasi belajar dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan belajar baik itu melalui faktor internal maupun eksternal.
     Dalam teori behaviorisme motivasi belajar berperan sebagai stimulus, sedangkan dalam teori kognitif motivasi belajar melibatkan aspek kerangka berpikir siswa mengenai perilaku (Iskandar, 2009).
Faktor-faktor pendorong dalam belajar
     Faktor Internal. Menurut Skinner (dikutip dalam Yudhawati & Haryanto, 2011), “motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh faktor internal seperti, (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri, (b) harga diri, (c) harapan pribadi, (d) kebutuhan, (e) keinginan, (f) kepuasan kerja, dan (g) prestasi kerja yang dihasilkan” (h. 88).
     Keenam hal tersebut sangat penting dalam memotivasi individu untuk belajar. Sebagai contoh, jika suatu individu tidak memiliki rasa ingin tahu dan kepuasan dalam belajar, maka kegiatan belajarnya tidak akan berjalan dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk belajar harus dimulai dari diri individu sendiri.
     Faktor Eksternal. Menurut Skinner (dikutip dalam Yudhawati & Haryanto, 2011), “motivasi  individu sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti, (a) jenis dan sifat pekerjaan, (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung, (c) organisasi tempat bekerja, (d) situasi lingkungan pada umumnya, dan (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya” (h. 88).
     Jadi dapat disimpulkan bahwa selain dari faktor diri individu sendiri, faktor eksternal berperan penting dalam motivasi belajar sebagai pendukung motivasi belajar. Sebagai contoh, fasilitas sekolah yang memadai dan lingkungan sosial sekolah yang baik sangat mendukung anak dalam belajar.
Faktor-faktor penghambat dalam belajar
      Kegiatan belajar mengajar tidak selamanya berjalan mulus. Hal tersebut disebabkan  beberapa faktor internal dan eksternal.
     Faktor internal. Faktor internal yang dapat menghambat siswa dalam belajar adalah, (a) kelemahan secara fisik, (b) kelemahan secara mental, (c) kelemahan emosional, (d) kelemahan yang disebabkan  kebiasaan dan sikap yang salah, dan (e) tidak memiliki keterampilan dan kemampuan dasar yang diperlukan. Kelemahan secara fisik meliputi adanya susunan saraf yang tidak sempurna. Kelemahan secara mental yang meliputi kurangnya taraf inteligensia dan kurangnya minat dan bakat siswa dalam belajar. Kelemahan secara emosional meliputi adanya rasa tidak aman, antipati, dan ketidakmatangan. Kelemahan karena kebiasaan yang salah meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung pelajaran. Tidak memiliki keterampilan dan dasar-dasar yang diperlukan dapat diartikan bahwa siswa tersebut memiliki kelainan seperti dyslexia, dysgraphia, dyscalculia, dan kurangnya penguasaan pada satu bidang yang sedang dipelajari (Mukhtar & Rusmini, 2003).
     Faktor eksternal. Faktor eksternal yang dapat menghambat siswa dalam belajar adalah (a) faktor keluarga, yang meliputi pola asuh orangtua; (b) faktor sekolah, yang meliputi faktor guru, kurikulum, dan faktor fasilitas yang tidak memadai; dan (c) faktor media massa dan lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan sekitar dan aktivitas yang dapat mengganggu belajar siswa (Mukhtar & Rusmini, 2003).
     Sebagai contoh, jika seorang anak mengalami masalah dalam keluarga, ia akan mengalami masalah dalam menerima pelajaran.
Usaha mengatasi hambatan dalam belajar
     Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi dalam belajar adalah (a) peningkatan kualitas pengajar, (b) pola asuh orangtua yang baik, (c) metode belajar yang lebih interaktif, dan (d) peningkatan fasilitas pendidikan baik di rumah maupun di sekolah.
Daftar Pustaka
Iskandar. (2009). Psikologi pendidikan: Sebuah orientasi baru. Dalam S. Ibad (Ed.). Jakarta: Gaung Persada.
Mukhtar, & Rusmini. (2005). Kesulitan belajar. Dalam M. Ilyasa (Ed.), Pengajaran remedial (h. 41-58). Jakarta: Nimas Multima.
Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan: Landasan kerja pemimpin pendidikan (edisi ke-5). Jakarta: Asdi Mahasatya.
Yudhawati, & Haryanto. (2011). Teori motivasi belajar. Dalam S. Amri (Ed.), Teori-teori dasar psikologi pendidikan (h. 79-142). Jakarta: Prestasi Pustaka.

1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar