Minggu, 02 Maret 2014

ORIENTASI SEKSUAL : LGB (Rosalia Novaliana)

     Dewasa ini, isu yang berkaitan dengan homoseksual kerap terdengar dimana-mana. Hal tersebut banyak dijadikan bahan pembicaraan baik dari dilapisan masyarakat manapun. Apakah pembicaraan tersebut dilakukan bermaksud untuk mendukung atau justru menolak? Dua kemungkinan tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk terjadi. Dilihat bahwa saat ini cukup banyak gerakan yang mendukung dan bermaksud untuk melindungi individu-individu yang memiliki orientasi homoseksual. Sebagai salah satu contohnya yaitu, Rainbow Comunity Center. Adanya tagline yang berbunyi “Serving the gay, lesbian, bisexual, and transgender community of contra costa country since 1992” cukup menjelaskan bahwa komunitas ini telah berdiri sejak kurang lebih 20 tahun dan memiliki berbagai macam bentuk kegiatan untuk membantu kesejahteraan individu kaum homoseksual, khususnya di wilayah Amerika Serikat .
     Akan tetapi tidak sedikit pula sejumlah individu yang menolak adanya  orientasi seksual yang memiliki ketertarikan kepada sesama jenis. Alasan dari masing-masing  individu tentunya berbeda, baik itu didasari oleh keagamaan, budaya, maupun atas dasar kesehatan baik fisik maupun psikis. Berbicara mengenai psikis atau bagian psikologis seseorang, muncul pertanyaan dalam benak saya, seperti apa problem psikis yang dialami oleh mereka yang memiliki orientasi homoseksual ?. Beberapa informasi yang saya peroleh salah satunya dari media online Wikipedia, menyatakan bahwa depresi, penyalahgunaan zat berbahaya, serta kecenderungan untuk bunuh diri adalah perilaku yang dapat muncul akibat adanya diskriminasi yang dialami oleh para kaum homoseksual. Terlebih bagi para remaja gay, mereka memiliki kerentanan yang lebih dibandingkan para individu dewasa dengan status yang sama. selain itu, isu homoseksualitas juga memiliki tingkat yang berbeda disetiap bagian negara di dunia. Isu di wilayah Timur seperti halnya di Indonesia, tentu memiliki perbedaan dengan di wilayah Barat seperti halnya negara Belanda. Adanya hukum yang memperbolehkan sesama jenis untuk menikah akan kita temukan di Belanda, namun tidak untuk di Indonesia.
2 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar