Sexual appeal, atau biasanya dikenal sebagai daya tarik seksual. Kalo bicara soal daya tarik seksual, biasanya akan dimulai dari yang namanya kondisi fisik terlebih dahulu. Biasanya sih kebanyakan para wanita yang menganggap daya tarik fisiknya sangat penting, tapi juga tidak terkecuali pria lho. Wanita akan rela melakukan apapun demi membuat dirinya terlihat menarik di depan para pria-pria kesepian (saya bilang kesepian ya, karena kalo si pria sudah tidak merasa sepi ya berarti bisa dikatakan sudah punya pasangan, nanti repot urusannya kalo sudah masuk urusan poligami), sedangkan pria sendiri akan berjuang membuat dirinya terlihat menarik untuk dilirik wanita dan pada akhirnya tidak lagi kesepian. Jadi, sebenarnya para pria dan wanita sedang berusaha memperlengkap atau memperbaiki amunisi senjata mereka untuk bertahan hidup di dalam perang mencari pasangan di muka bumi ini. Masalah siapa yang dipilih dan memilih, akan bergantung pada situasi dan kondisi pertemuan anda nantinya.
Jenis peperangan ini dapat dikatakan sebagai proses seleksi mencari pasangan. Hal ini dilakukan dengan dasar mencari teman hidup yang membuat mereka nyaman lahir batin dan untuk meneruskan keturunan. Biasanya hanya akan diawali dengan bagaimana mereka tertarik, berkenalan, menjalin hubungan, bila cocok akan terus maju ke perkawinan, dan bila tidak maka akan kandas di tengah jalan sehingga tejadilah apa yang disebut dengan kegalauan. Sulit, tapi inilah kenyataan, di mana semua orang berusaha mencari yang terbaik untuk menjadi pasangan. Tapi masalahnya, bagaimana jika apa yang anda temui tidak sesuai dengan kenyataan?
Masalah perlengkapan amunisi ataupun perbaikan senjata perang dalam seleksi pencarian pasangan. Ini dia, wanita bisa melakukan apapun untuk membuat dirinya lebih menonjol dari yang lain. Pria biasanya lihat hasil jadinya saja, gak tahu kan kalo wanita baru saja merasakan sakit demi menarik perhatian kalian. Mulai dari operasi wajah biar menonjol sana-sini (inipun masih terbagi-bagi jadi bagian perbaikan alisnya, matanya, bulu matanya, hidungnya, kantung matanya, semua sampai ke bibir dan dagu), sedot lemak biar body jadi slim (tidak semua demi kepentingan mengecilkan sih, ada kok beberapa jenis suntikan di tubuh demi tujuan memperbesar), bleaching warna kulit biar warnanya lebih putih dari sebelumnya, dan masih banyak lagi. Hello Girls! Wajah kalian bukan mainan plastisin yang bisa main tambal sana-sini, tubuh kalian bukan balon yang main gampangnya ditiup jadi gembung dan ditusuk jadi menciut, dan kulit kalian bukan cucian yang harus di-bleaching biar noda-noda hilang dan warna jadi lebih cerah. Tapi ternyata, semua tindakan persiapan amunisi perang ini ada rumusannya.
The Science of Sexual Appeal, bicara soal science tentu biasanya akan membawa pikiran anda dalam rumus ataupun dalil dengan formulasi rumit dan biasanya kurang diminati. Tapi tenang, disini tidak akan dibahas mengenai angka dan segala teman-temannya. Hanya, menurut penelitian memang dikatakan bahwa biasanya pria akan lebih menyukai wanita dengan penampakan yang feminin, dan wanita lebih menyukai pria yang penampakan wajahnya jantan alias macho dalam bahasa gaulnya. Daya tarik seksual ini berbeda-beda pada tiap individu, ada yang melihat mulai dari dari wajah, kemudian badan sampai dengan kakinya. Daya tarik yang ada pada wajah wanita biasanya adalah bentuk yang halus pada rahang, alis yang sedikit naik, dan tatapan mata yang lembut. Sedangkan wajah pria biasanya diharapkan lebih tegas dengan bentuk rahang yang nyata (ini menjadi dasar penilaian bahwa pria tersebut memiliki kadar hormone testosteron yang baik), dan tatapan mata yang lebih tegas. Namun wajah sendiri biasanya dikatakan sempurna bila keadaannya simetris (dan tentunya tidak semua orang di dunia memiliki ini). Perhatikan foto KTP anda, ataupun jenis pas foto lainnya yang anda miliki, bayangkan bila anda membaginya menjadi 2 bagian secara vertikal, dan menumpuknya satu sama lain tentu hasilnya akan kurang lebih mirip. Mata akan bertemu mata, senyuman anda lurus dengan sisi satunya.
Model simetri ini membawa pria dan wanita dalam model seleksi pasangan yang membuat mereka memilih yang cantik dan tampan menurut pandangan dan kriteria mereka sendiri, karena mereka menginginkan keturunan dari pasangan mereka dan tentunya memiliki wajah sebaik pasangan mereka. Biasanya sangat terkenal dengan sebutan “perbaikan keturunan”. Pria dan wanita akan melihat kekurangan dalam diri mereka, dan akan berusaha mencari perbaikannya dengan pasangan mereka nanti. Saya rasa Tuhan akan cukup adil dalam hal ini, karena pada dasarnya memang tidak ada manusia yang sangat sempurna atau mungkin, manusia itu sendiri yang tidak pernah puas akan dirinya. Namun perlu diperhatikan bahwa wajah adalah sebuah kombinasi, bagaimana wajah dilihat adalah sebuah kesatuan. Tidak perlu lagi memprotes bagaimana komposisi sebuah masakan bila memang menurut anda rasa masakan tersebut sudah sangat enak. Tapi tidak semua orang menjadikan wajah sebagai daya tarik utama kok, masih ada bagian lain yang dapat menjadi penilaian utama yaitu bentuk tubuh.
Biasanya pria akan lebih tertarik pada wanita yang pingganggnya tentu lebih kecil dari pinggulnya, dan wanita akan lebih suka tubuh pria yang tegap. Maka biasanya para pria akan gencar melakukan segala jenis angkat berat guna membuat tubuhnya memiliki lekukan-lekukan yang dianggap sangat menarik perhatian wanita, begitu juga wanita yang ingin tubuhnya berbentuk seperti jam pasir. Semua seleksi dan pemilihan ini berdasarkan sebuah alasan, yakni mengenai penerusan keturunan. Tentunya pria dan wanita akan sangat hati-hati dalam memilih pasangannya karena ingin mendapatkan keturunan yang juga sama baiknya. Pria memilih wanita bertubuh sejenis jam pasir karena memang wanita dengan kadar hormon estrogen yang dianggap baik akan memiliki pinggul yang lebih besar daripada pinggangnya, sehingga wanita ini dianggap mampu mengandung anak dan tentunya melahirkan. Sedangkan wanita menyukai lelaki bertubuh tegap dan besar dengan alasan perlindungan diri mereka. Wanita tentunya membutuhkan seorang pendamping pria yang dianggap dapat melindungi, dan menjaga dirinya beserta seluruh keturunannya.
Semua jenis seleksi ini beralasan, sekalipun pria ataupun wanita tidak begitu memikirkan hal ini. Biasanya hanya akan sekedar pacaran dan ajang cocok-cocokan saja. Tapi masalahnya tetap sama, bagaimana jika apa yang anda lihat tidak sesuai dengan kenyataan? Anda tidak pernah tahu jika hidung mancung kekasih anda adalah hasil dari proses tambal menambal di ruangan operasi. Tentunya niat memperbaiki keturunan pesek anda akan menjadi gagal. Maka kembali lagi kita pada pembahasan awal, di mana para pria dan wanita akan sibuk “memperbaiki “ fisik mereka demi mendapat pasangan tanpa memikirkan apa yang sesuangguhnya dicari oleh pasangan mereka. Perlu diketahui, bahwa anda masih memiliki apa yang disebut dengan hati. Tidak munafik bila memang kondisi fisik itu penting, namun perlu ditekankan bahwa itu bukan yang utama.
Menjadi diri sendiri adalah hal yang paling penting, tidak perlu berpura-pura atau menjadi palsu. Menjadi diri sendiri akan membantu anda menemukan pasangan sejati, siapa yang mampu bertahan menghadapi diri anda sebenarnya dan selalu menjadi pendamping di sisi anda. Tapi ingat, jadi diri sendiri bukan berarti membuat diri anda sam sekali tidak menarik. Bila apa adanya diri anda menyakiti orang lain (dalam konteks sikap), tentunya anda akan berusaha mengadakan perubahan untuk membuat orang lain lebih nyaman. Dalam konteks fisik, saya paham bila tidak sedikit orang mengeluhkan dirinya gendut ataupun merasa kurang di bagian ini dan itu, prinsipnya hanya satu yaitu kesehatan. Bila memang harus dilakukan perubahan, lakukanlah demi kesehatan dan kesejahteraan anda sendiri. Misalnya saja tubuh yang terlalu gendut tentunya akan rentan terkena penyakit, namun hukum itu juga berlaku pada yang terlalu kurus. Maka lebih baik untuk selalu memegang prinsip kesehatan tubuh anda dan jadilah diri anda sendiri. Cantik dan tampan tapi rentan terkena penyakit, bagaimana anda bisa dipercaya untuk menjadi penerus keturunan yang baik?
9 Mar 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar