Selasa, 03 September 2013

Work Engagement (Yohana Priska Aprilie)



Banyak dari kita yang sudah tidak asing lagi dengan kata engagement. Biasanya kata ini identik dengan hubungan sepasang kekasih yang semakin serius. Namun, apabila kata engagement ini dihubungkan dengan pekerjaan, mungkin akan terdengar aneh. Jadi apakah sebenarnya work engagement itu? Mungkin di antara kita sebenarnya pernah atau bahkan sering melakukan work engagement. Pikiran positif, ingin menyelesaikan hal yang berhubungan dengan pekerjaan ditandai dengan semangat, dedikasi, dan keasyikan (Schaufeli, Salanova, González-Romá, & Bakker, 2002)
Kondisi mengerjakan sesuatu yang kita minati yang membuat kita lupa akan waktu, lupa apakah sebelumnya sudah makan atau belum, atau mungkin lupa tidur. Kondisi ini terkadang membuat kita merasa waktu berlalu begitu cepat. Individu mana pun yang memiliki work engagement dengan pekerjaannya, biasanya akan memiliki performa yang baik dalam bekerja. Hasil yang diberikan pun biasanya adalah hasil terbaik yang ia miliki. Berbeda dengan individu yang tidak memiliki work engagement. Individu ini akan memberikan performa yang biasa saja atau cenderung buruk. Hasil yang diberikan pun bukanlah hasil yang terbaik, namun hasil yang apa adanya.
Work engagement memang bersifat internal, dalam setiap individu pasti berbeda-beda. Mungkin Anda menyukai otomotif, maka Anda akan sangat mencintai pekerjaan yang berhubungan dengan otomotif. Atau saya, saya suka mengajar anak-anak. Maka saya akan sangat mencintai pekerjaan saya mengajar anak-anak saat ini. Namun, tak dapat dipungkiri, akan ada hal-hal eksternal yang akan memengaruhi performa dan hasil yang kita berikan pada pekerjaan kita. Tetapi, selama pekerjaan itu kita cintai dan dukungan eksternal pun baik, maka performa dan hasil yang kita berikan akan maksimal.
Memang di zaman sekarang, untuk menemukan karyawan atau individu yang memiliki work engagement tidak mudah. Karena tuntutan pekerjaan yang berbeda-beda dan kebutuhan yang berbeda-beda. Namun, work engagement dapat muncul apabila pekerjaan yang saat ini ditekuni mirip dengan apa yang diminati. Sebagai contoh, saya sangat menyukai anak-anak. Hal ini sudah tertanam dalam diri saya bahkan sejak saya berusia 8 tahun. Begitu pun sebaliknya, anak-anak menyukai saya.
Saat ini saya bekerja di suatu bimbingan belajar dan saya mengajar anak tingkat SD-SMP. Sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa saya akan menjadi guru bahkan di suatu bimbingan belajar karena saya tidak merasa mampu menjelaskan dengan baik. Namun nyatanya, setelah hampir satu tahun saya bekerja di sana, anak-anak yang saya ajar menyukai saya dan saya merasa begitu mencintai pekerjaan ini. Bahkan, saya tidak pernah menyangka bahwa anak yang saya ajar memiliki peningkatan dalam nilai pelajarannya. Saya pun tidak pernah terpikirkan untuk memiliki cita-cita menjadi guru di sekolah formal. Namun saat ini, itulah yang menjadi impian saya setelah lulus kuliah nanti.
Pengalaman saya tersebut merupakan contoh bahwa work engagement akan muncul walaupun sebelumnya tidak disadari oleh individu, apabila pekerjaan itu meliputi bidang-bidang yang diminati. Jangan pernah meminta saya untuk bekerja di bidang seni karena saya akan merasa sangat menderita untuk mengerjakan hal itu. Karena seni bukanlah hal yang saya minati. Begitulah individu yang tidak memiliki work engagement. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda individu yang memiliki work engagement?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar