Sering kali kita, kaum perempuan
mudah dimabuk oleh berbagai drama. Mulai dari cinderella hingga drama korea. Perlakuan
manis dan gentle dari pangeran
ataupun pemeran laki-laki dalam drama yang bersangkutan. Seringkali drama
tersebut berakhir dengan happy ending
seperti kisah cinderella. Apakah hal ini akan terjadi dalam kehidupan nyata? Hm..
Kenyataannya, untuk
mempertahankan hubungan hangat tak semudah kala menyulutnya. Masa pacaran yang
sudah terjalin selama sepuluh tahun kemudian berlanjut pada pernikahan tak
pelak berujung pada kata “KITA CERAI”. Hal ini tidak mengherankan karena pada
tahun pertama dan kedua setelah pernikahan merupakan masa penyesuaian
antarpasangan seperti yang diungkapkan oleh Bu Henny. Saling berusaha memahami
dan memaklumi kebiasaan-kebiasaan yang terjadi. Mungkin pasangan laki-laki
memiliki kebiasaan setelah makan tak membereskan piringnya, sedangkan pasangan
perempuan terbiasa hang out di akhir
pekan. Semuanya berpulang kepada pasangan, mau bertahan atau menghentikan
melalui penceraian.
Bila bercerai karena
ketidakcocokkan dan sudah memilliki keturunan. Ada baiknya dipertimbangkan
ulang. Tak dapat dipungkiri seringkali dampak perceraian berakhir cukup
mengenaskan walau tak semuanya demikian.
Entah sang anak menjadi pecandu narkoba,
troublemaker di sekolah dan masih banyak lagi. Belum lagi bila sang anak
ternyata masih belum mampu memahami apa yang terjadi atau tidak mau memahami. Ketakutan
sulit bertemu dan lain sebagainya.
Pernikahan tidaklah seindah drama korea apalagi happy ending
seperti kisah cinderella. Butuh komunikasi, komitmen dan kemauan untuk saling
bertoleransi.
Sebagai penutup, silahkan mendengarkan maroon 5 – payphone *wink*
“If happy ever after
did exist
I would still be
holding you like this
And all these fairy
tales are full of shit
Yeah, one more fucking
love song, Ill be sick
Now I'm at a
payphone...”
14 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar