Kamis, 19 September 2013

Dampak Perceraian (Venty Nathalia)

     Akhir-akhir ini, perceraian marak terjadi di Indonesia. Apa definisi perceraian itu sendiri? Menurut Soemiyati, perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan antara suami isteri dengan keputusan pengadilan dan ada cukup alasan bahwa diantara suami isteri tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri. Banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan karena adanya sebuah perceraian. Salah satunya, anak yang menjadi korban.
     Saat ini, banyak media massa yang membahas tentang kecelakaan tragis yang menewaskan enam orang dan disebabkan oleh kelalaian anak berumur 13 tahun. Anak tersebut adalah korban perceraian kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu. Putusan pengadilan menetapkan bahwa anak tersebut diasuh oleh ayahnya. Selama beberapa tahun pasca bercerai, sang ibu sulit bertemu dengan anak-anaknya. Segala upaya telah dilakukan oleh ibu tersebut untuk bertemu dengan anak-anaknya. Namun, apalah daya sang ayah cukup egois untuk melarang anak-anaknya bertemu dengan ibu kandungnya sendiri.
     Sampai terjadinya peristiwa tragis ini, sang ibu baru memiliki kesempatan untuk merawat anaknya tersebut di rumah sakit. Di rumah sakit, sang anak tidak ingin melepaskan tangan ibunya sedetik pun hingga ibunya terus mendampinginya. Perih, pasti. Hal tersebut menandakan kerinduan seorang anak akan sosok ibu sehingga tidak mau dipisahkan lagi. Bagaimanapun, ikatan antara ibu dengan anak itu sangat kuat. Sekuat apapun seorang anak, pasti ia memerlukan kasih sayang dari ibunya terlepas dari orang tuanya bercerai atau tidak. Dalam hal ini, sang ayah juga harus tetap terlibat dalam pengasuhan. Kelalaian sang ayah dalam mendidik, menjadikan anak bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh anak. Karena salah pengasuhan, nyawa orang lain melayang. Terlepas nyawa tersebut hanya nyawa orang lain, tetapi tetap saja orang yang menjadi korban tersebut memiliki orang-orang yang penting bagi masing-masing keluarganya.
     Sebuah pengalaman yang mengajarkan kita semua bahwa perceraian itu sangat menyakitkan terutama bagi anak. Para orang tua sebaiknya berpikir dua kali atau bahkan jika perlu berpuluh-puluh kali dalam memutuskan untuk bercerai. Setiap individu pasti memiliki masalah, apalagi sebuah hubungan yang menyatukan dua orang menjadi satu. Namun, yang terpenting adalah bagaimana pasangan tersebut bijak dalam mengatasi masalah yang ada. Dalam keadaan emosi, tidak jarang seseorang menjadi salah dalam mengambil keputusan. Berikut beberapa alasan yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memutuskan tidak bercerai, seperti mencari sumber masalah, introspeksi, ingat akan anak, dan komunikasi.
     Berapa pun materi yang dimiliki, tidak dapat menggantikan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Masa depan anak menjadi taruhannya. Kemudian, sebagai anak terkadang juga suka membangkang apabila dinasehati orang tua. Apapun larangan yang diberikan orang tua, penulis percaya bahwa hal tersebut akan memberikan kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Terlebih lagi dalam hal mengendarai kendaraan bermotor pada usia remaja. Di mana masa tersebut adalah masa yang penuh dengan gejolak.

13 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar