Jumat, 27 September 2013

Social History (Agustin Fransiska)

     Pada tanggal 18 September 2013, Ibu Henny mengajarkan di kelas pentingnya social history dari interviewee. Sebelum kita membahas kenapa pentingnya social history, saya akan mencoba membahas ulang apa itu social history yang sudah dijelaskan oleh Ibu Henny.
     Untuk mendapatkan data mengenai social history interviewee, interviewer membutuhkan lebih dari satu sesi. Social history menyediakan data tentang klien berkembang. Tidak ada orang yang mengalami pengalaman dalam cara yang sama. Masalah yang dihadapi interviewee tidak hanya disebabkan oleh faktor bawaan (nature) namun juga oleh faktor lingkungan (nurture). Seseorang atau sesuatu yang telah terjadi dapat memberikan kontribusi pada munculnya masalah interviewee.
     Interviewer harus mendapatkan informasi tentang beberapa area, jika memungkinkan. Family history, interviewer dapat menayakan tentang dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan, dan menanyakan asal usul keluarga. Hal ini penting karena bisa saja gejala atau masalah perilaku diturunkan oleh anggota keluarganya.
     Educational history. Setelah keluarga, pengalaman sekolah sangat penting dalam pembentukan individu. Banyak orang yang sukses dalam pekerjaan tetapi memiliki prestasi yang tidak bagus dalam sekolah. Mungkin ada beberapa klien yang melaporkan prestasi yang bagus, mendapatkan beasiswa, tetapi menginggalkan hal-hal tersebut demi penggunaan obat. Seseorang yang berhasil dalam membentuk persahabatan di sekolah biasanya akan berlanjut memilki keberhasilan dalam membentuk hubungan di kehidupan mendatang.
     Job history. Sebaiknya interviewer tidak menanyakan pekerjaan interviewee dengan kalimat menyinggung seperti "Apa pekerjaan Anda saat ini?" karena jika interviewee tidak bekerja maka pertanyaan tersebut akan membuat interviewee tidak nyaman. Interviewer dapat menggunakan pertanyaan "Apa kesibukan Anda setiap hari?".
     Marital history. Mengetahui tentang berapa kali interviewee menikah. Marital history juga mempelajari hubungan interviewee. Marital status seperti single, married, divorce, dan window/er.
     Interpersonal relationship. Membantu klien berbicara bagaimana hubungannya.
     Recreational preferences.
     Sexual history. Topik seksual adalah sensitif. Interviewer harus berhati-hati dalam memilih pertanyaan. Seperti orientasi seksual, penyiksaan seksual, masalah seksual, dan lain-lain.
     Medical history. Meliputi rawat jalan, riwayat rawat inap, riwayat operasi, nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi, dan sebagainya.
     Psychiatric/psychotherapy history. Sangat penting ketika mengetahui klien didiagnosa dengan gangguan.
     Legal history. 
     Alcohol and subtance use/abuse.
     Nicotine or cafein consumption.
     Personal and social history of childhood and adolescence. Bagaimana mereka tumbuh, kesehatan, pendidikan, sejarah medis, sejarah keluarga, dan lain-lain.
 
24 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar