Sejarah hidup atau yang disebut “masa
lalu” itu membentuk seseorang seperti sekarang ini, termasuk masalah-masalah
yang timbul sekarang, dapat berasal dari masa lalu (social history). Tentu banyak aspek-aspek yang tercakup dalam social history seseorang, bahkan mungkin
menjadi sesi yang terpanjang dalam sebuah proses interview. Pengalaman seseorang adalah unik, tidak sama pada setiap
orang walaupun pemicunya adalah hal yang sama. Tujuan dari penggalian social history adalah untuk mendapatkan
informasi lengkap untuk mengkonseptualisasi masalah klien yang sebenarnya.
Hal-hal yang menjadi perhatian interviewer dalam menggali social history seseorang adalah yang
pertama family history. Pertanyaan dapat meliputi di mana klien lahir
dan dibesarkan, bagaimana kehidupan keluarga klien, bagaimana interaksi antar anggota
keluarga, dan bagaimana norma atau budaya yang ada dalam keluarga klien. Perlu juga
untuk menanyakan mengenai anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan
klien. Terkadang, rumah yang terdiri dari tiga generasi (kakek-nenek, ayah-ibu,
anak-anak), dapat menimbulkan masalah seperti peran yang ambigu, dan batasan atau
aturan yang tidak jelas. Melalui family
history, interviewer akan
mendapatkan gambaran mengenai keluarga klien, melihat hubungan klien dengan
keluarganya, dan mempelajari ada atau tidaknya gangguan mental yang dialami
keluarga yang dapat menjadi faktor bawaan.
Setelah keluarga, educational
history juga memainkan peran yang penting dalam membentuk seseorang. Melalui
riwayat pendidikan, interviewer dapat
mengetahui prestasi seseorang dan mengetahui usaha seseorang untuk berhasil. Persaingan
prestasi tidak hanya dengan orang lain, namun juga dengan diri sendiri,
tentunya kita berharap untuk lebih baik dari pada hasil sebelumnya yang pernah
diraih. Selain itu, interviewer pun
mendapatkan informasi mengenai pertemanan individu, apakah individu dapat
bergaul dengan teman-temannya di sekolah.
Kemudian, area penting lainnya
dalam social history adalah occupational
training / job history. Melalui job
history, interviewer akan
mendapatkan informasi mengenai ketekunan individu dalam bekerja.
Marital history juga
memainkan peran yang penting dalam social
history seseorang. Tujuan interview
dalam hal ini adalah untuk mengetahui bagaimana seseorang bertahan dalam
hubungan yang bermakna, dan untuk mengetahui bagaimana individu menghadapi
konflik dalam keluarga.
Selain pernikahan dan hubungan
berkomitmen yang lainnya, hubungan pertemanan (interpersonal relationship)
seperti sahabat, rekan kerja, dan tetangga juga berperan penting. Melalui hubungan
pertemanan, individu dapat saling berbagi seperti cerita dan kasih sayang.
Selanjutnya, melalui recreational
preferences, interviewer dapat
mengetahui minat seseorang seperti mengetahui kebiasaan individu untuk
mengembangkan diri. Jika seseorang gemar membaca, mungkin dapat dikembangkan
menjadi seorang penulis novel misalnya.
Sexual history juga
terkadang menjadi faktor penyebab dalam masalah yang dikeluhkan oleh klien. Oleh
karena itu, sexual history perlu
ditanyakan oleh interviewer, namun
harus berhati-hati. Tidak semua individu nyaman dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kehidupan seksualnya.
Medical history seperti
riwayat rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang
serius, last medical check up juga
dapat mengambil bagian dari masalah yang dikeluhkan individu. Interviewer sebaiknya “tahu” mengenai
nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi klien, atau dokter atau ahli
kesehatan utama yang sering dikunjungi.
Selain riwayat kesehatan, psychiatric/psychothreapy
history juga penting. Interviewer
harus mengetahui apakan klien baru pertama kali atau sudah beberapa kali
menemui ahli psikiatri atau psikolog. Diagnosis sebelumnya dapat membantu, namun
tidak selalu diagnosis sebelumnya adalah tepat.
Legal history klien juga
penting untuk diketahui, seberapa sering istilahnya “klien keluar-masuk penjara
atau terlibat pelanggaran hukum.” Jika klien merasa nyaman dengan hal tersebut,
mungkin dapat dikategorikan sebagai patologi.
Efek dari alcohol and substance use/abuse
juga berperan penting. Efek yang ditimbulkan dari alkohol dan penyalahgunaan
obat dapat menjadi sumber masalah atau penyebab dari masalah yang dialami
klien.
Beberapa klien juga tidak
menyadari pentingnya membatasi nicotine and/or caffeine consumption
yang dapat berdampak pada kesehatan dan psikologis individu.
Selain hal-hal yang telah
dipaparkan di atas, situasi tempat tinggal,
sumber dukungan, dan agama
individu juga perlu ditanyakan interviewer
sebagai bagian dari social history.
Pengalaman atau “masa lalu” itu
membentuk individu, namun tidak disarankan juga untuk hidup dalam “masa lalu”. Jika
penyebab masalah yang berasal dari “masa lalu” individu sudah diketahui,
sebaiknya segera dibereskan, jangan melulu menyalahkan masa lalu.
23 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar