Jumat, 27 September 2013

Masa Lalu Pembentuk Individu, Namun Bukan Selalu untuk Disalahkan (Winne Wijaya)

Sejarah hidup atau yang disebut “masa lalu” itu membentuk seseorang seperti sekarang ini, termasuk masalah-masalah yang timbul sekarang, dapat berasal dari masa lalu (social history). Tentu banyak aspek-aspek yang tercakup dalam social history seseorang, bahkan mungkin menjadi sesi yang terpanjang dalam sebuah proses interview. Pengalaman seseorang adalah unik, tidak sama pada setiap orang walaupun pemicunya adalah hal yang sama. Tujuan dari penggalian social history adalah untuk mendapatkan informasi lengkap untuk mengkonseptualisasi masalah klien yang sebenarnya.

Hal-hal yang menjadi perhatian interviewer dalam menggali social history seseorang adalah yang pertama family history. Pertanyaan dapat meliputi di mana klien lahir dan dibesarkan, bagaimana kehidupan keluarga klien, bagaimana interaksi antar anggota keluarga, dan bagaimana norma atau budaya yang ada dalam keluarga klien. Perlu juga untuk menanyakan mengenai anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan klien. Terkadang, rumah yang terdiri dari tiga generasi (kakek-nenek, ayah-ibu, anak-anak), dapat menimbulkan masalah seperti peran yang ambigu, dan batasan atau aturan yang tidak jelas. Melalui family history, interviewer akan mendapatkan gambaran mengenai keluarga klien, melihat hubungan klien dengan keluarganya, dan mempelajari ada atau tidaknya gangguan mental yang dialami keluarga yang dapat menjadi faktor bawaan.

Setelah keluarga, educational history juga memainkan peran yang penting dalam membentuk seseorang. Melalui riwayat pendidikan, interviewer dapat mengetahui prestasi seseorang dan mengetahui usaha seseorang untuk berhasil. Persaingan prestasi tidak hanya dengan orang lain, namun juga dengan diri sendiri, tentunya kita berharap untuk lebih baik dari pada hasil sebelumnya yang pernah diraih. Selain itu, interviewer pun mendapatkan informasi mengenai pertemanan individu, apakah individu dapat bergaul dengan teman-temannya di sekolah. 

Kemudian, area penting lainnya dalam social history adalah occupational training / job history. Melalui job history, interviewer akan mendapatkan informasi mengenai ketekunan individu dalam bekerja.

Marital history juga memainkan peran yang penting dalam social history seseorang. Tujuan interview dalam hal ini adalah untuk mengetahui bagaimana seseorang bertahan dalam hubungan yang bermakna, dan untuk mengetahui bagaimana individu menghadapi konflik dalam keluarga.

Selain pernikahan dan hubungan berkomitmen yang lainnya, hubungan pertemanan (interpersonal relationship) seperti sahabat, rekan kerja, dan tetangga juga berperan penting. Melalui hubungan pertemanan, individu dapat saling berbagi seperti cerita dan kasih sayang.

Selanjutnya, melalui recreational preferences, interviewer dapat mengetahui minat seseorang seperti mengetahui kebiasaan individu untuk mengembangkan diri. Jika seseorang gemar membaca, mungkin dapat dikembangkan menjadi seorang penulis novel misalnya.

Sexual history juga terkadang menjadi faktor penyebab dalam masalah yang dikeluhkan oleh klien. Oleh karena itu, sexual history perlu ditanyakan oleh interviewer, namun harus berhati-hati. Tidak semua individu nyaman dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan seksualnya.

Medical history seperti riwayat rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, last medical check up juga dapat mengambil bagian dari masalah yang dikeluhkan individu. Interviewer sebaiknya “tahu” mengenai nama dan dosis obat-obatan yang dikonsumsi klien, atau dokter atau ahli kesehatan utama yang sering dikunjungi.

Selain riwayat kesehatan, psychiatric/psychothreapy history juga penting. Interviewer harus mengetahui apakan klien baru pertama kali atau sudah beberapa kali menemui ahli psikiatri atau psikolog. Diagnosis sebelumnya dapat membantu, namun tidak selalu diagnosis sebelumnya adalah tepat.

Legal history klien juga penting untuk diketahui, seberapa sering istilahnya “klien keluar-masuk penjara atau terlibat pelanggaran hukum.” Jika klien merasa nyaman dengan hal tersebut, mungkin dapat dikategorikan sebagai patologi.

Efek dari alcohol and substance use/abuse juga berperan penting. Efek yang ditimbulkan dari alkohol dan penyalahgunaan obat dapat menjadi sumber masalah atau penyebab dari masalah yang dialami klien.

Beberapa klien juga tidak menyadari pentingnya membatasi nicotine and/or caffeine consumption yang dapat berdampak pada kesehatan dan psikologis individu.

Selain hal-hal yang telah dipaparkan di atas, situasi tempat tinggal, sumber dukungan, dan agama individu juga perlu ditanyakan interviewer sebagai bagian dari social history.

Pengalaman atau “masa lalu” itu membentuk individu, namun tidak disarankan juga untuk hidup dalam “masa lalu”. Jika penyebab masalah yang berasal dari “masa lalu” individu sudah diketahui, sebaiknya segera dibereskan, jangan melulu menyalahkan masa lalu. 
 
23 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar